Sukses

Otak Penyandang Autisme Lebih Simetris Dibanding Otak Orang Biasa

Penyandang autisme dan gangguan perkembangan memiliki korteks selebral atau bagian keriput otak yang cenderung tebal.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang autisme dan gangguan perkembangan otak memiliki korteks selebral atau bagian keriput otak yang cenderung tebal. Hal terungkap berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.

Pada kebanyakan orang, belahan otak kiri dan kanan asimetris. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kondisi tertentu seperti autisme, skizofrenia, dan disleksia memiliki belahan otak yang lebih simetris.

Penelitian ini dilakukan pada 1.774 orang dengan spektrum autisme dan 1.809 orang non-difabel sebagai pembanding. Informasi tersebut diambil dari 54 data terpisah, yang dikumpulkan selama lebih dari dua dekade.

Autisme, atau Autism Spectrum Disorder (ASD), adalah istilah umum untuk kondisi di mana orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda dengan mereka yang non-autis.

Disabilitas ini dapat mempengaruhi kemampuan berbicara, komunikasi nonverbal, dan sosial. Orang dengan spektrum autisme biasanya melakukan satu hal secara berulang.

Menurut organisasi Autism Speaks, setiap individu memiliki tingkat keparahan yang berbeda. Beberapa penyandang dapat hidup secara mandiri dan memiliki keterampilan. Sedang, sebagian lagi memiliki tantangan berat dan membutuhkan bantuan intensif setiap harinya.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengaruh ASD Terhadap Otak

Clyde Francks, peneliti di Max Planck Institute Nijmegen yang memimpin penelitian ini, mengatakan kepada Newsweek. "Untuk pertama kalinya, kita dapat yakin bahwa perubahan perkembangan asimetri kanan-kiri otak dipengaruhi ASD, dan kita dapat melihat mana daerah otak yang paling terpengaruh."

Francks menambahkan "Asimetri otak sebagian diwariskan dan begitu juga ASD, tetapi tidak jelas bahwa beberapa gen yang sama mempengaruhi kedua sifat ini."

Ia juga mengakui penelitian ini memiliki keterbatasan, termasuk karena penelitian didasarkan pada banyak data dan hasilnya hanya mencerminkan rata-rata.

Menurutnya, ada kemungkinan bahwa perubahan asimetri otak bisa lebih kuat pada orang-orang dengan gangguan tertentu. Dalam penelitian ini, ASD secara umum menjadi satu-satunya gangguan yang diteliti.

"ASD adalah 'payung diagnosis' yang mencakup serangkaian gangguan terkait, dengan berbagai penyebab berbeda untuk orang-orang dengan gangguan tersebut," kata Francks.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.