Sukses

Menerima dan Mencintai Keterbatasan Diri, Kunci Kesuksesan Hidup Penyandang Disabilitas

Stigma dan kurangnya dukungan adalah beberapa hambatan terbesar yang dihadapi oleh perempuan difabel di India. Hal ini diungkap oleh Varsha Kewalramani, seorang pengacara yang memiliki kondisi genetik langka.

Liputan6.com, Jakarta Stigma dan kurangnya dukungan adalah beberapa hambatan terbesar yang dihadapi oleh perempuan difabel di India. Hal ini diungkap oleh Varsha Kewalramani, seorang pengacara yang memiliki kondisi genetik langka.

“Saya dilahirkan dengan kondisi genetik yang disebut Epidermolysis Bullosa. Hanya sedikit orang dengan kondisi ini yang hidup melebihi usia 30 tahun. Kulit saya akan lecet hanya karena sedikit gesekan atau trauma, jari-jari saya berselaput, saya rentan terhadap alergi dan beberapa fungsi tubuh bagian dalam terpengaruh,” katanya pada newzhook.com.

Di masa sekolah, ia merasa sangat beruntung karena kepala sekolah mengizinkan ia belajar didampingi pengasuh hingga kelas 8. Varsha dikenal sebagai murid yang cerdas dan berhasil melalui semua tantangan akademis.

“Saya memiliki kehidupan sekolah yang mengagumkan. Saya melanjutkan pendidikan di jurusan perdagangan di sebuah perguruan tinggi di mana kampus itu dapat diakses. Saya tidak pernah merasa dihakimi karena disabilitas saya.”

Menurutnya, seseorang harus menerima dan mencintai disabilitas mereka terlebih dahulu. Hanya dengan demikian orang lain akan menerimanya.

“Ada saat-saat ketika orang akan menatap kulit saya atau mengajukan pertanyaan aneh tapi itu tidak pernah mengganggu saya. “

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pentingnya Peran Keluarga

Varsha berhasil membuktikan bahwa ia mampu menjadi apa yang ia inginkan. Selama delapan tahun terakhir, ia telah bekerja sebagai pengacara. Baginya, semua pencapaian ini tidak lepas dari peran keluarga.

“Orang tua saya tidak pernah menghentikan saya untuk keluar rumah, bersosialisasi dan berteman. Dukungan dan kesadaran ini diperlukan, terutama di daerah pedesaan di mana perempuan penyandang disabilitas masih merasa menjadi beban bagi keluarga mereka.”

Tidak ada perlakuan spesial dan membeda-bedakan dari orang tua Varha. Mereka membesarkan sang anak layaknya anak biasa. Perempuan berambut panjang ini juga memiliki teman yang sangat menyayanginya.

3 dari 3 halaman

Penghargaan dan Kegiatan

“Saya telah dinominasikan untuk penghargaan nasional oleh Kementerian Keadilan Sosial dan Pemberdayaan. Saya berpidato tentang hak-hak perempuan penyandang disabilitas,” katanya.

Penghargaan tersebut diberikan karena ia aktif melakukan kegiatan sukarela di bidang hukum untuk LSM dan orang-orang dari kelompok berpenghasilan rendah. Ini adalah bentuk pengabdian pada masyarakat.

Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang menghalangi wanita penyandang disabilitas. Di antaranya kurangnya dukungan keluarga, aksesibilitas yang kurang, dan pengasingan sosial. Selain itu, difabel juga acap kali kesulitan mendapat jodoh.

“Hal seperti itu seharusnya tidak mengganggu kita lagi,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.