Sukses

Autism with Lola, Karya Inovatif untuk Ciptakan Harmonisasi dalam Masyarkat

Penulis buku anak ternama Jodie Isitt, sedang menjalankan misi untuk mengakhiri stereotip seputar autisme melalui tulisan. Bukunya, Lola's Wobbly Lunchtime, sebagai awal kampanye Kickstarter.

Liputan6.com, Jakarta Penulis buku anak ternama Jodie Isitt, sedang menjalankan misi untuk mengakhiri stereotip seputar autisme melalui buku-bukunya. Penulis asal Inggris ini meluncurkan kampanye Kickstarter untuk mengumpulkan dana guna melengkapi bukunya Lola's Wobbly Lunchtime.

Rencaanya, ia ingin mengumpulkan sebanyak £ 6.000 atau lebih dari Rp108,9 juta, untuk peluncuran buku keduanya tersebut. Ini adalah sekuel dari buku pertamanya yang berjudul Autism with Lola - Playing with Bourbon Badger.

Dengan bukunya Jodie berharap dapat terus mengajar anak-anak dan orang tua mereka bahwa inklusi sangat penting untuk keharmonisan dalam masyarakat.

Ketiga anaknya adalah penyandang disabilitas. Ia tak asing dengan diskriminasi, penilaian buruk, dan pengucilan yang bisa terjadi akibat kurangnya pengetahuan orang-orang.

“Ketiga anak saya autis dan memiliki kebutuhan tambahan. Kita tahu ada pembatasan yang dilakukan di seluruh sistem pendidikan yang tidak hanya berdampak pada pembelajaran dasar. Jadi mustahil bagi anak-anak untuk belajar tentang komunitas yang lebih luas, tentang perbedaan, cinta, dan toleransi,” kata  Jodie seperti dikutip dari newzhook.com.

Dengan uang yang terkumpul, Jodie berharap untuk melakukan lebih dari sekadar menerbitkan buku. "Modal ini juga akan memberi saya sarana untuk menggulirkan rencana pendidikan dan mendorong kebijakan agar para penyandang disabilitas diterima dan penilaian buruk dilenyapkan.”

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Pembaca

Susie Woodward, salah satu orang tua dari anak autis menyebut seri buku Autism with Lola terbilang inovatif. “Itu akhirnya memberi anak autis karakter yang dapat mereka identifikasi secara pribadi. Semua anak, apapun tipe neuro mereka, dapat belajar tentang bagaimana autisme dapat mempengaruhi seseorang,” katanya.

Ia menambahkan, buku ini mendorong pembaca untuk menunjukkan kebaikan kepada orang lain. Terutama bagi anak-anak yang berjuang dengan disabilitas tersembunyi.

Orang tua lain Louise Nashir menyebut buku-buku itu sumber yang fantastis. “Kisah ini diceritakan dengan indah dan diilustrasikan dengan karakter berwarna cerah. Putri saya Kate usia 13 memiliki Autisme dan sangat menikmati mendengarkan cerita dan melihat buku dari awal sampai akhir.”

Tujuan Jodie yang lebih besar adalah untuk mengubah sikap di antara anak-anak. “Saya bertekad untuk mengajar anak-anak kita tentang kasih sayang, toleransi, dan penerimaan dan itulah yang saya lakukan dengan dongeng saya.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.