Sukses

Gadis dengan Down Syndrome Sebarkan Kesadaran Lewat Tarian

Tarian hip hop memiliki daya tarik tersendiri bagi Francesca. Remaja yang lahir dengan down syndrome itu mulai mengekspresikan dirinya dalam gerakan-gerakan tubuh yang penuh energi.

Liputan6.com, Jakarta Tarian hip hop memiliki daya tarik tersendiri bagi Francesca. Remaja yang lahir dengan down syndrome itu mulai mengekspresikan dirinya dalam gerakan-gerakan tubuh yang penuh energi.

Annemarie dan Frank, orang tua Fransesca awalnya khawatir dengan kualitas hidup yang akan anaknya jalani. Tetapi setelah menemukan bakat di bidang menari, gadis 18 tahun itu seakan tak kenal takut menunjukkan bakatnya di berbagai kesempatan.

Hingga kini, ia telah menari di berbagai pertunjukan di Inggris dan bahkan telah pergi ke PBB di Jenewa untuk berbicara tentang pengalamannya.

“Saya suka membuat keluarga saya bangga dan saya ingin bekerja keras sebaik mungkin. Saya suka bersenang-senang dan belajar berkomunikasi bersama teman dan belajar tarian baru,” ujarnya pada metro.co.uk.

Francesca sempat mengalami keterlambatan berbicara dan berjalan di awal masa kehidupan. Tetapi sekarang hidupnya telah berubah.

“Dia senang menari, kecintaannya pada menari dimulai saat duduk di sekolah dasar dan sejak itu dia tampil di beberapa festival lokal.  Penampilannya bertujuan untuk menunjukkan kepada orang-orang, apa saja yang dapat dilakukan oleh penyandang down syndrome,” kata Annemarie.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menginspirasi Penyandang Down Syndrome Lain

Francesca adalah bagian dari kelompok dansa The Goffs yang selalu berusaha menyebarkan kesadaran tentang Down's Syndrome. “Orang-orang selalu bertanya, apakah susah memiliki anak dengan Down syndrome? " dan jawaban saya selalu sama, itu seperti memiliki anak biasa,” kata Frank.

Keluarga sangat bangga pada Francesca tak terkecuali saudara perempuannya Cecily. Mereka pergi ke sekolah yang sama dan bangga memiliki saudara dengan down syndrome.

"Down syndrome selalu menjadi bagian dari hidup saya, jadi saya tidak pernah berpikir bahwa itu sesuatu yang berbeda. Tapi di sekolah menengah ada pemisahan antara anak dengan kebutuhan khusus dan anak biasa. Penting bahwa hal itu diekspos dan ditampilkan sebagai hal yang normal dan itu adalah sesuatu yang perlu lebih difokuskan," kata Cesily.

Helen Laverty, pemimpin profesional untuk Learning Disability Nursing di University of Nottingham, bertemu Francesca di Jenewa.

"Dia tidak pernah takut untuk berbicara atau keluar rumah," katanya. “Dia adalah panutan paling efektif untuk anak-anak dan orang tua dengan Down syndrome yang baru saja memasuki dunia pendidikan. "Francesca menginspirasi orang untuk bermimpi besar."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.