Sukses

Kursi Roda Tak Halangi Ibu Difabel untuk Jadi Orangtua yang Baik

Saat mengutarakan keinginan untuk memiliki anak, Molly Carnan menangis di hadapan dokter. Namun, dokter malah tertawa dan menyebut ia tidak akan mampu mengurus anak karena menyandang disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Saat mengutarakan keinginan untuk memiliki anak, Molly Carnan menangis di hadapan dokter. Namun, dokter malah tertawa dan menyebut ia tidak akan mampu mengurus anak karena menyandang disabilitas.

Molly menyandang astorfi otot tulang belakang dan skoliosis yang membuatnya harus menggunakan kursi roda. Kelengkungan tulang belakang yang signifikan membuatnya tak dapat berdiri dan berjalan sejak usia 13.

“Orang-orang pada umumnya tidak mengerti mengapa saya, seorang penyandang disabilitas, ingin memiliki anak. Mereka mengira saya egois karena menginginkan bayi dan mengklaim bahwa saya tidak akan mampu mengatasi tanggung jawab itu,” katanya pada metro.co.uk.

Anggapan orang membuatnya marah, di sisi lain tak ada cara untuk membuktikan bahwa mereka salah. Namun, ia mengaku telah merawat keponakan-keponakannya sejak pertama kali menjadi bibi di usia 9.

“Saya tidak pernah berpikir bahwa kursi roda akan mempersulit saya untuk merawat seorang anak. Tetapi kadang-kadang, di hari yang buruk saya memikirkan kritik orang dan berpikir harus berusaha bahagia tanpa menjadi seorang ibu.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kehadiran Oscar

Sebagai seorang perempuan, Molly selalu ingin memiliki anak. Namun, saran medis yang diterima selalu membuatnya yakin bahwa memiliki anak adalah hal yang tak mungkin baginya.

Dokter selalu bertanya tentang bagaimana tubuh yang tidak sempurna dapat mengatasi kehamilan. Mereka juga berpikir, Molly tidak bisa hamil karena masalah kesehatan membuat masa pubertasnya tertunda.

“Ketika saya bertemu dengan pasangan saya, Jak, kami membahas tentang memiliki anak seperti kebanyakan pasangan. Setelah kami menetap dan memiliki rumah, kami merasa siap untuk memiliki bayi dan saya mulai meneliti kemungkinan.”

Berkali-kali ia memeriksakan keadaannya pada dokter saat telat datang bulan. Namun, tes kehamilan selalu negatif.

Hingga suatu ketika, tes kehamilan akhirnya positif namun masalah lain timbul. Dokter tidak pernah menangani kehamilan seorang penyandang astorfi otot dan tidak bisa memberi tahu bagaimana kehamilan akan berkembang.

“Itu membuat noda besar yang membingungkan pada hari di mana pasangan saya dan saya seharusnya gembira.”

Kelengkungan tulang belakang membuat tubuh terhimpit dan kehamilan semakin mengurangi ruang di dada, membuatnya terengah-engah. Berat tambahan saat hamil juga membuat sulit bergerak.

“Meskipun demikian, kehamilan saya secara fisik sempurna, tetapi saya sangat cemas sehingga saya akhirnya membenci setiap menitnya. Putra saya dilahirkan melalui operasi caesar pada 17 Juni 2019.”

Anak yang dinanti pun hadir. Bayi laki-laki bernama Oscar itu membawa kebahagiaan besar dalam hidup Molly. Walau mendapat beberapa kesulitan di masa awal mengurus namun seiring berjalannya waktu ia terbiasa.

Dukungan dari keluarga pun sangat berarti. Bahkan, mertua laki-lakinya membuat beberapa modifikasi di ranjang bayi agar mudah di raih oleh Molly.

“Dan seperti semua ibu baru, saya mengalami hari-hari yang baik dan buruk, tetapi itu bukan karena kursi roda saya.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.