Sukses

Mengenal Variasi dan Unsur Bahasa Isyarat

Bahasa isyarat adalah satu jenis bahasa yang digunakan penyandang tuli untuk berkomunikasi. Tak hanya teman tuli, teman dengar pun bisa menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan teman tuli.

Liputan6.com, Jakarta Bahasa isyarat adalah satu jenis bahasa yang digunakan penyandang disabilitas tuli untuk berkomunikasi. Tak hanya teman tuli, teman dengar pun bisa menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan teman tuli.

Sama halnya dengan seorang juru bahasa isyarat bernama Andhika Pratama. Mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada bahasa isyarat ini mengaku sudah berkecimpung dalam dunia bahasa isyarat sejak tiga tahun silam.

Menurut Andhika, bahasa isyarat memiliki beberapa variasi. Saking bervariasinya, bahasa isyarat dapat memiliki perbedaan di satu daerah dengan daerah lainnya.

Bahkan, isyarat dalam satu komunitas dan individu pun bisa berbeda dalam beberapa isyarat di komunitas dan individu lainnya.  Misal satu orang mengisyaratkan satu kalimat pada orang lainnya. Orang yang diberi isyarat tersebut dapat memberi isyarat yang berbeda lagi pada orang ketiga.

Sajauh ini, bahasa isyarat yang sering digunakan adalah Bisindo atau Bahasa Isyarat Indonesia. Bisindo sendiri memiliki cabang lagi sesuai daerah. Misal di Jakarta digunakan bahasa isyarat Jakarta, sedang di Bandung digunakan bahasa isyarat Bandung.

“Kalau untuk televisi, bahasa isyarat mengikuti (pola) Ibu Kotanya berada. Misal sekarang televisi nasional berada di Indonesia dan Ibu Kota Indonesia adalah Jakarta maka yang digunakan bahasa isyarat Jakarta,” kata Andhika ketika ditemui di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2020).

Ia menambahkan, jika Ibu Kota berpindah ke suatu tempat maka bahasa isyarat dalam televisinya pun akan mengikuti bahasa isyarat daerah tersebut.

Perbedaan bahasa isyarat di satu kota dengan kota lainnya bisa terjadi di beberapa titik. Salah satunya pada ejaan huruf. Sekitar 80 persen pengisyaratan huruf biasanya sama atau mirip tapi sekitar 20 persen pasti ada perbedaan. Selain huruf, perbedaan juga dapat terjadi di konsonan.

Perbedaan-perbedaan ini sebetulnya tidak terlalu menyulitkan penyandang tuli yang berasal dari daerah berbeda. Mereka biasanya saling bertukar iniformasi dan pada akhirnya saling mengerti.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Unsur Bahasa Isyarat

Bahasa isyarat adalah bahasa yang memiliki unsur tertentu. Menurut Andhika, salah satu unsurnya adalah gestur atau gerak tubuh. Dalam hal ini,  gestur meliputi gerakan tubuh yang dapat dimengerti secara umum.

Gestur umum ini akan membantu sesama penyandang tuli dalam berkomunikasi dan saling mengerti. Selain gestur, unsur lainnya adalah ekpresi.

Andhika mencontohkan, ekspresi ketika bertanya bisa dilakukan dengan cara mengangkat alis sebagai bentuk tanda tanya. Ekspresi dirasa penting untuk memperkuat gestur.

Unsur lainnya adalah kecepatan atau kekerasan gestur. Unsur ini digunakan sebagai intonasi atau penekanan. Di bahasa Indonesia penekanan dapat dilakukan dengan mengeraskan suara atau penggunaan intonasi (naik turunnya nada suara).

Sedang, di bahasa isyarat gerakan tubuh yang lebih kuat atau lebih cepat diiringi dengan ekspresi wajah yang mendukung dapat diartikan sebagai penekanan. “Jadi sesuatu yang cepat akan divisualisasikan dengan gestur yang cepat juga,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini