Sukses

Kondisi Disabilitas Tuna Netra Tak Halangi Jake Olson Jadi Pemain Football

Meski menjadi disabilitas tuna netra, Olson mampu melempar bola dengan menggunakan perasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Jake Olson menjadi satu-satunya pemain American football yang berbeda dari lainnya. Hal itu karena dirinya melempar bola bukan menggunakan indera penglihatan. Ya, Olson merupakan seorang disabilitas tuna netra.

Meski menjadi disabilitas tuna netra, Olson mampu melempar bola dengan menggunakan perasannya. Ia menempati posisi long snapper untuk Trojans USC (University of Southern California), tim favoritnya sejak kecil.

Awalnya, Olson merupakan salah satu pengagum berat Trojans USC. Namun, ia berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi salah satu pemain tim tersebut.

Olson lahir dengan retinoblastoma, sejenis kanker langka yang menyerang retina. Dia kehilangan mata kirinya ketika berusia 8 bulan.

Setelah menjalani perawatan, akhirnya Olson harus merelakan satu-satunya indera penglihatan yang masih dia miliki pada usia 12 tahun.

"Menyadari apa yang akan saya hadapi...hidup tanpa penglihatan, rasanya sulit. Saya bukannya merasa putus asa, tapi ada perasaan 'saya tidak tahu lagi bagaimana cara melakukan semua hal'," kata Olson seperti dilansir LA Times.

Sebelum matanya diambil, Olson masih punya satu keinginan terakhir. Dia ingin menonton tim favoritnya bermain di Notre Dame dan melihat mereka berlatih.

Keinginannya dikabulkan oleh pelatih Trojans USC saat itu. Tapi rupanya Olson masih belum puas. Jauh di dalam hatinya, dia masih berharap suatu hari nanti bisa menjadi bagian dari tim kesayangannya, meski dia akhirnya menjadi seorang disabilitas tuna netra.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Buktikan Bisa Bermain Football

Olson memulai langkahnya dengan melamar menjadi anggota tim football di SMA-nya. Awalnya, pelatih dan pemain football lain skeptis. Namun, Olson menunjukkan kesungguhannya.

Dia melatih dirinya untuk menjadi long snapper. Olson mengasah ketajaman nalurinya agar dapat melempar bola dengan baik.

"Anda sudah paham mekanisme mengenai apa yang seharusnya Anda lakukan, tapi selebihnya hanya merasakan," kata Olson.

Setelah berhasil masuk tim football SMA, Olson meneruskan cita-citanya hingga ke perguruan tinggi. Impiannya tetap sama, yaitu bermain untuk Trojans USC.

Usaha Olson membuat Steve Sarkisian, pelatih Trojans USC luluh. Apalagi, dia melihat dedikasi Olson yang tinggi. Pada April 2015, Olson bergabung dengan Trojans USC.

"Jake adalah hanya bagian dari tim seperti mahasiswa lainnya. Dia benar-benar tidak ingin diperlakukan berbeda, dan itulah yang membuat saya menghargai Jake. Dia datang ke setiap pertemuan tim. Dia benar-benar ada di sana. Dia selalu memperhatikan. Dia datang tepat waktu atau lebih awal. Dia berlatih," papar Sarkisian.

"Besok saya akan memasuki lapangan Howard Jones, bukan sebagai penggemar atau anggota kehormatan, tetapi sebagai pemain Trojan USC!" tulis Olson di Twitter.

"Melalui kesulitan atau tantangan dalam hidup benar-benar membuat Anda lebih kuat. Hidup tidak pernah adil, footbol tidak pernah adil, segala hal [di dunia] ini tidak ada yang adil. Tetapi terserah Anda, sampai seberapa jauh Anda ingin membawa diri...Hal ini mengajarkan saya untuk tidak menyerah. Hal ini mengajarkan saya untuk terus berjuang," pungkas Olson.

 

Reporter : Tantri Setyorini

Sumber : Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.