Sukses

Hebat, Gadis Cilik Tunadaksa Ini Menang Kontes Menulis Nasional di AS

Tidak punya ruas jari yang lengkap, tak menghentikan langkah Sara Hinesley menjuarai kompetisi menulis di AS.

Liputan6.com, Jakarta - "Menjalani kehidupan dengan berkarya, keterbatasan bukan masalah besar untuk di hadapi. Dengan sikap gigih maka segalanya bisa di atasi."

Kalimat itu dilontarkan seorang gadis berusia 10 tahun kelahiran China bernama Sara Hinesley. Melansir Asia One, Sabtu (2/11/2019), siswi kelas tiga sekolah dasar ini lahir tanpa tangan.

Hal itu tidak menghentikan semangatnya untuk menjuarai kontes menulis tangan nasional di Amerika Serikat.

Pada tahun 2015 Sara diadopsi oleh sebuah keluarga di Amerika. Namun ia tidak bisa berbicara apalagi menulis dalam bahasa Inggis.

Dia cepat beradaptasi dan belajar bahasa Inggris dengan bantuan kakak perempuannya, Veronica.

Sepanjang pertumbuhannya, Sara mengembangkan metode menulisnya sendiri dengan menggunakan kedua lengannya menggenggam pena atau pensil saat menulis. Bahkan tidak pernah memakai alat bantu.

Ibunya Cathryn Hinesley, mengatakan dia sering menolak bantuan atau menggunakan alat bantu apapun dalam melakukan tugas. Lebih dari itu, Sara juga suka berenang dan mengikuti ekstrakulikuler catur di sekolahnya.

Keahliannya menulis kursif membuatnya memenangi penghargaan Nicholas Maxim di kontes tulis tangan nasional Zaner-Bloser 2019. Penghargaan ini diberikan setiap tahun kepada peserta yang penyandang disabilitas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sara Menyukai Berbagai Kesenian

Cara Sara menulis cukup unik, ia memegang pensil menggunakan lengannya. Bahkan menurutnya, menulis Kursif lebih gampang dibandingkan dengan kesenian.

Selain menulis, Sara suka membuat karya seni lainnya, seperti melukis, menggambar dan memahat tanah liat. Ia melakukannya tanpa prostetik medis.

Baginya membuat sebuah surat juga termasuk ke dalam seni.

"Saya suka bagaimana surat-surat terbentuk. Itu semacam seni," katanya.

Sara adalah bukti ketekunan dan semangat dari seorang penyandang disabilitas. Dia tidak berusaha menemukan jalan untuk menghindari rintangan melainkan menemukan cara untuk menyelesaikannya.

 

Reporter : Yuliasna

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini