Sukses

3 Seniman Disabilitas yang Mampu Hasilkan Karya Mengagumkan

Ternyata ada cukup banyak penyandang disabilitas yang mampu melahirkan karya luar biasa.

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki keterbatasan fisik tidak menjadi hambatan bagi seseorang berkarya. Termasuk juga untuk para penyandang disabilitas.

Tidak ada kata tak bisa bagi mereka. Di balik kekurangan disabilitas yang Tuhan titipkan, pasti ada kelebihan-kelebihan.

Contohnya adalah seniman. Ternyata ada cukup banyak penyandang disabilitas yang mampu melahirkan karya luar biasa.

Bahkan, orang yang melihat hasil karya mereka bukan cuma mengagumi karya itu sendiri, tapi juga bagaimana mereka mengerjakan karya tersebut.

Dilansir dari Bored Panda, berikut 3 seniman dengan kekurangan fisik disabiltas yang mampu menciptakan karya luar biasa:

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Mariusz Kedzierski

Mariusz Kedzierski adalah seorang seniman berusia 25 tahun yang berasal dari Polandia. Ia terlahir tanpa lengan namun dapat menciptakan lukisan hyperrealistic yang fenomenal.

Mariusz telah menjual lukisannya di banyak negara dan benua. Mimpi terbesar Mariusz adalah membuka pameran tunggal di New York City. Dan mimpi ini menjadi kenyataan.

3 dari 4 halaman

2. Peter Longstaff

Peter adalah seorang pelukis yang menggunakan kaki. Dia menciptakan semua karya seni hanya menggunakan kakinya, tanpa lengan.

Kekurangan fisik ini akibat dari obat thalidomide yang diminum ibunya saat mengandungnya. Obat yang resepnya untuk meredakan mual ternyata menyebabkan kelainan pada janin.

Ia menganggap kakinya seperti tangan kebanyakan orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

4 dari 4 halaman

3. JC Sheitan Tenet

JC Tenet kehilangan lengan kanan bawahnya ketika dia berusia 10 tahun. Dia memulai karirnya sebagai desainer tetapi meninggalkan dunia itu delapan tahun yang lalu ketika dia menyadari bahwa tato adalah hasratnya.

Ia menggunakan tangan palsu untuk bekerja. Tangan palsunya di desain sedemikian rupa sehingga menjadi mesin untuk menato.

 

Reporter : Karla Farhana

Sumber  : Fimela

 

(Yuliasna)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.