Sukses

UMKM Batik Lampung Ajak Disabilitas Berkarya

Mengembangkan batik Lampung dengan membina warga yang merupakan disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) batik Lampung memberdayakan kaum disabilitas untuk menyejahterakan dan memberdayakan keterampilan yang mereka miliki.

"Kami telah menjalankan usaha batik secara turun temurun, kami mengembangkan batik Lampung dengan membina warga yang berkebutuhan khusus karena sebenarnya mereka memiliki kelebihan di atas kita," ujar pengelola batik Lampung Andy Narendra, seperti dikutip dari Antara, Selasa (15/10/2019).

Menurut Andy, UMKM tersebut memang telah berfokus pada pengembangan batik Lampung. Sejak pertama kali didirikan, kata dia, telah memiliki tujuan sosial yaitu untuk membina warga yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas, mempertahankan, dan menghidupkan batik Lampung ini.

"Sejak generasi pertama di Solo, kami telah memiliki satu tujuan selain mengembangkan bisnis, juga ingin ikut serta membantu sosial dan kami menambahkan nilai baru, karena tinggal di Lampung yaitu menciptakan batik khas Lampung dan memberdayakan warga sekitar yang berkebutuhan khusus," ucap dia.

Andy menegaskan, batik Lampung karya warga sekitar yang berkebutuhan khusus atau disabilitas ini tidak kalah kualitasnya dengan hasil warga binaan lainnya, bahkan mampu mengharumkan nama Lampung di kancah nasional.

"Ada salah satu pembatik tuna rungu berhasil mengharumkan nama Lampung karena menang dalam lomba batik nasional, mengalahkan pembatik yang tidak berkebutuhan khusus, hal tersebut membuktikan bahwa mereka lebih baik," ujar Nur salah seorang pembatik. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebutuhan Tercukupi

Menurut Nur, para pembatik senang menghabiskan waktu untuk menciptakan satu kain batik Lampung dan kebanyakan dari mereka berencana bila sudah mapan akan mengembangkan usaha mereka sendiri.

"Kami tercukupi semua dari gaji dan sebagainya, bahkan ada sejumlah pembatik telah mampu mengembangkan usahanya sendiri, banyak hal yang telah didapatkan selain pengetahuan akan membatik kami juga mendapatkan pengakuan atas kemampuan kami," kata Nur.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang pembatik tuna rungu.

"Saya senang sekali bisa belajar membatik selama dua tahun, karena bisa menambah keterampilan semasa saya bersekolah di Sekolah Luar Biasa," ucap Tasya.

 

(Annisa Suryanie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.