Sukses

Grup WIR Gandeng Kadin Hadirkan Metaverse KADINVERSE di Ajang B20

Kerja sama pengembangan KADINVERSE dengan melibatkan KADIN di seluruh Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT WIR Asia Tbk (Grup WIR) perusahaan pengembang teknologi berbasis Augmented Reality, Virtual Reality dan Artificial Intelligence bersama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia membangun KADINVERSE, yaitu perwujudan KADIN di dalam ekosistem dunia virtual metaverse Nusameta. 

KADINVERSE ini diluncurkan pertama kali dalam rangkaian kegiatan B20 2022 yang juga merupakan bagian penghelatan akbar KTT G20 2022. 

Kerja sama pengembangan KADINVERSE dengan melibatkan KADIN di seluruh Indonesia ini merupakan realisasi penandatanganan MoU yang telah dilakukan sebelumnya, dan diharapkan dapat dieksplorasi lebih lanjut di 2023.

Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan kehadiran KADIN dalam metaverse, atau KADINVERSE ini wujud komitmen KADIN untuk terus mengikuti perkembangan teknologi digital.

"Adanya KADINVERSE diharapkan dapat mendukung visi KADIN mengakselerasi perekonomian nasional, serta membantu bisnis yang bergerak di sektor-sektor prioritas Indonesia, seperti proyek energi hijau dan berkelanjutan untuk berkembang dan juga bertransformasi digital,” ujar Arsjad dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (21/11/2022).

Dalam showcase KADINVERSE yang dihadirkan selama perhelatan B20 ini, KADIN menampilkan berbagai proyek investasi yang potensial di berbagai sektor seperti Blue Economy, Ecotourism, dan juga Energy Transition, misalnya proyek Net Zero Hub dan Green Fund Digital Philanthropy (GFDP). 

Dalam eksibisi ini, pengunjung diperkenalkan dengan potensi investasi berbagai proyek di sektor unggulan Indonesia, sekaligus memperoleh pengalaman yang imersif dan impresif.  

Chief Sales dan Marketing Officer Grup WIR, Gupta Sitorus menjelaskan tingginya akselerasi perkembangan teknologi global menuntut institusi untuk melakukan transformasi digital agar dapat tetap berada dalam jalur kompetisi yang kian ketat. 

“Platform Nusameta memungkinkan terintegrasinya online to offline (O2O) payment melalui game, hiburan, pendidikan, blockchain untuk mendukung konektivitas dan kegiatan ekonomi Indonesia,” ujarnya. 

Gupta menambahkan, Grup WIR berkomitmen untuk menghadirkan berbagai pengalaman digital melalui solusi Augmented Reality, Virtual Reality dan Artificial Intelligence sehingga dapat memperkaya pengalaman individu, perusahaan, dan menjembatani bisnis dan konsumen.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Studi: Ukuran Sektor Hiburan di Metaverse Dapat Sentuh Rp 450,5 Triliun

Sebelumnya, sebuah laporan yang dikeluarkan pada 11 November 2022 oleh Technavio, sebuah firma riset pasar, telah menentukan ukuran pasar dari metaverse yang terkait dengan hiburan akan tumbuh mencapai USD 28,92 miliar (Rp 450,5 triliun) pada periode 2021 hingga 2026.

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (16/11/2022), laporan tersebut mengidentifikasi dua bidang utama yang akan mendorong pertumbuhan ini.

Pertama, adanya peningkatan belanja konsumen untuk konser virtual dan acara virtual, yang dimungkinkan oleh kemajuan yang berkembang dalam teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). 

Faktor kunci kedua adalah meningkatnya adopsi game online, yang dikombinasikan dengan teknologi yang disebutkan di atas, menawarkan tingkat imersi yang akan mendorong pembelanjaan di area ini.

Namun, studi tersebut juga menunjukkan akan ada tantangan terhadap pertumbuhan pasar, termasuk kekhawatiran terkait privasi dan keamanan di metaverse. 

Masalah ini telah diangkat oleh lembaga-lembaga seperti Forum Ekonomi Dunia (WEF) dan bahkan Interpol, dengan yang terakhir sudah mulai membawa layanan mereka ke metaverse yang berfokus pada polisi.

Tren Baru dan Peran AS

Studi lebih lanjut memprediksi munculnya metaverse dalam produksi film, meramalkan bahwa film akan menjadi interaktif dan penonton akan dapat mempengaruhi lingkungan sinematik, menggunakan teknologi VR untuk tujuan ini. Sudah ada upaya untuk mencapai ini sebelumnya, tetapi tidak ada yang berhasil dalam arus utama massal.

3 dari 4 halaman

Tren Baru dan Peran AS

Sebagian besar pertumbuhan metaverse yang diproyeksikan akan datang dari AS, menurut penelitian, karena pertemuan berbagai faktor. 

Sebesar 33 persen dari peningkatan tersebut diproyeksikan berasal dari area tersebut sebagian berkat konvergensi cepat industri hiburan dan daya tarik budaya game, integrasi layanan game ke dalam penawaran layanan merek hiburan besar, dan peningkatan investasi untuk menciptakan pengalaman bermain game dan hiburan yang lebih imersif.

Laporan lain juga membuat proyeksi tentang metaverse di industri hiburan. Pada 12 September, JPMorgan menyatakan pasar game metaverse Tiongkok dapat meledak hingga bernilai lebih dari USD 100 miliar. Selain itu, pada Maret, Cit Banki memperkirakan metaverse mungkin menjadi peluang USD 13 triliun.

4 dari 4 halaman

Bank Terbesar di Jepang MUFG Bakal Buka Layanan di Metaverse pada 2023

Sebelumnya, MUFG, bank terbesar di Jepang, memproyeksikan untuk menawarkan layanan keuangan melalui metaverse pada 2023. Layanan ini merupakan kerja sama bank dengan ANA Holdings.

Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (15/11/2022), ANA Holdings adalah sebuah konsorsium kepemilikan yang berfokus pada perusahaan transportasi udara, untuk menjadi bagian dari metaverse Granwhale ANA, dan menjajaki kemungkinan menjual produk keuangan pada platform ini tahun depan.

Platform metaverse, yang disebut ANA Granwhale, diproyeksikan akan beroperasi pada 2023. Pelanggan perusahaan akan dapat menjelajahi dunia 3D dengan avatar mereka dan berinteraksi dengan berbagai toko dan stand di dunia virtual. 

MUFG, ANA, dan Sompo Japan, sebuah perusahaan asuransi, akan menjajaki kemungkinan melakukan aktivitas spesifik mereka di metaverse ini.

MUFG bertujuan untuk dapat menawarkan layanan keuangannya kepada pengguna platform metaverse ini. Sompo Japan juga berharap dapat menjual asuransi untuk kemungkinan kerugian terkait dengan transaksi yang dilakukan di metaverse.

Metaverse Merupakan Kendaraan untuk Memikat Generasi Baru

Tujuan dari beberapa perusahaan ini dalam memasuki dunia metaverse sebagai kendaraan untuk menarik audiens yang akan sulit dijangkau. MUFG tidak berbeda, karena diharapkan untuk memikat pengguna muda dengan langkah ini, sebuah demografi yang sulit dijangkau oleh institusi semacam itu.

Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan ini harus menyesuaikan operasi mereka dengan metaverse dan memasukkan verifikasi KYC dan proses lainnya untuk mematuhi aturan dan peraturan di dunia digital di mana avatar tidak terkait dengan identitas penggunanya.

Bank-bank lain di Asia juga mulai bergerak ke dunia maya. Pada September, DBS, salah satu bank terbesar di Asia Tenggara, mengumumkan pembelian sebidang tanah di Decentraland sebagai bagian dari dorongan metaverse.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.