Sukses

Otoritas Rusia Mulai Kembangkan Mekanisme Pembayaran Kripto Global

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas keuangan di Rusia telah mulai mengerjakan mekanisme untuk fasilitasi pemakaian uang kripto untuk penyelesaian transaksi dengan negara lain di tengah sanksi.

Bank sentral dan dan kementerian keuangan Rusia ingin mengatur penerbitan,sirkulasi dan berbagai operasi dengan aset digital termasuk pembayaran kripto internasional pada akhir 2022.

Kementerian Keuangan, Bank Sentral Rusia dan lembaga pemantau Rosfin telah mengambilalih tugas tersebut, demikian menguti dari pengawas keuangan kepada harian Izvestia, dikutip dari Bitcoin, Minggu (25/9/2022).

“Kegiatan organisasi yang akan melakukan operasi pertukaran dengam mata uang digital, transfer dan penyimpanannya, dan penyedia layanan aset virtual harus tunduk pada peraturan termasuk pendaftaran atau lisensi dan pengawasannya,” tulis Rosfinmonitoring.

Selain itu, ketentuan itu juga harus mencakup pemberantasan pencucian uang. Versi undang-undang “On Digital Currency” saat ini yang diajukan oleh Kementerian awal 2022 dan direvisi dengan masukan dari otoritas lain, menyediakan pembentuan infrastruktur domestik untuk perdaganagn kripto.

Sekarang, regulator Rusia telah mengalihkan perhatiannya ke mekanisme penyelesaian pembayaran cryptocurrency di luar negeri.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

CEO JPMorgan Sebut Kripto Seperti Bitcoin Adalah Skema Ponzi Terdesentralisasi

Sebelumnya, CEO JPMorgan, Chase Jamie Dimon mengatakan dalam sidang kongres AS token kripto, seperti bitcoin, adalah skema Ponzi terdesentralisasi. Dia mengatakan kepada anggota parlemen sangat skeptis pada token kripto. 

"Saya sangat skeptis pada token kripto yang Anda sebut mata uang, seperti bitcoin. Mereka adalah skema Ponzi yang terdesentralisasi,” ujar Dimon dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (23/9/2022). 

Bos JPMorgan melanjutkan dengan referensi miliaran dolar hilang setiap tahun melalui kripto, menghubungkan cryptocurrency dengan kejahatan seperti pembayaran ransomware, pencucian uang, perdagangan seks, dan pencurian. Dia menekankan kripto itu "berbahaya".

Eksekutif JPMorgan juga berbicara tentang stablecoin, yang menurutnya tidak akan bermasalah dengan regulasi yang tepat. 

“Tidak ada yang salah dengan stablecoin , yang seperti dana pasar uang, diatur dengan benar,” kata Dimon. 

Mengenai blockchain, dia menegaskan JPMorgan adalah pengguna besar blockchain. Seorang skeptis bitcoin lama, Dimon telah memperingatkan investor pada beberapa kesempatan untuk berhati-hati dalam berinvestasi dalam cryptocurrency. 

Dia selalu memperingatkan mereka tidak memiliki nilai intrinsik. Dia sebelumnya mengatakan bitcoin tidak berharga dan mempertanyakan persediaan BTC yang terbatas. 

Kepala JPMorgan, bagaimanapun, telah berulang kali mengatakan jika inovasi seperti blockchain dan defi adalah nyata. Pada Mei, bank investasi global mengatakan mereka mengharapkan peningkatan penggunaan blockchain di bidang keuangan.

Di sisi lain, JPMorgan menawarkan beberapa investasi terkait kripto, memiliki JPM Coin sendiri, dan memiliki lounge di metaverse. Analis JPMorgan juga lebih optimis tentang bitcoin dan cryptocurrency daripada CEO bank. 

Pada Mei, analis JPMorgan Nikolaos Panigirtzoglou menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan bank telah menggantikan real estat dengan aset digital sebagai kelas aset alternatif pilihan bersama dengan dana lindung nilai.

3 dari 4 halaman

Rusia Bakal Legalkan Kripto untuk Transaksi Ekspor Impor

Sebelumnya, Bank Sentral Rusia, Bank Rusia berencana melegalkan transaksi kripto untuk transaksi ekspor maupun impor. Hal itu didorong kondisi geopolitik saat ini, yang berbuntut pada sejumlah sanksi ekonomi kepada Rusia.

Wakil Menteri Keuangan Rusia, Alexei Moiseev menguraikan pentingnya mengaktifkan layanan kripto di Rusia. Dalam catatannya, banyak orang Rusia bergantung pada platform asing untuk membuka dompet kripto.

“Hal ini perlu dilakukan di Rusia, melibatkan entitas yang diawasi oleh bank sentral, yang wajib mematuhi persyaratan Anti Pencucian Uang dan Mengenal Pelanggan Anda,” kata Moiseev, dikutip dari laman Cointelegraph, Sabtu (17/9/2022).

Meski begitu, Bank Rusia menegaskan masih menentang legalisasi pembayaran kripto di dalam negeri, kendati memberikan lampu hijau untuk pembayaran lintas batas. Anggota parlemen Rusia secara historis menentang gagasan penggunaan kripto sebagai metode pembayaran yang sah di negara tersbeut.

Pada 2020 , Rusia mengadopsi undang-undang tentang aset keuangan digital, yang secara resmi melarang penggunaan mata uang kripto seperti Bitcoin (BTC) untuk tujuan pembayaran.

Bank Rusia telah skeptis tentang gagasan pembayaran menggunakan aset digital itu karena ingin melindungi Rubel Rusia sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di negara tersebut.

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Sementara gagasan pembayaran kripto untuk perdagangan nasional di Rusia muncul pada akhir 2021. Saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan masih dini untuk menggunakan kripto sebagai alat perdagangan sumber daya energi seperti minyak dan gas.

Situasi tampaknya telah berubah di tengah sanksi ekonomi Barat setelah invasi Rusia ke Ukraina. Pada Mei, Menteri Perindustrian dan Perdagangan setempat menyatakan cepat atau lambat, Rusia akan melegalkan pembayaran kripto.

Gubernur Bank Rusia, Elvira Nabiullina juga menyarankan kripto dapat digunakan untuk pembayaran lintas batas, dengan catatan jika kripto tidak masuk ke sistem keuangan domestik Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.