Sukses

Harga Kripto Hari Ini 21 September 2022: Bitcoin dkk Kembali Bertengger di Zona Merah

Pasar kripto kembali terkoreksi pada perdagangan Rabu (21/9/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Rabu, 21 September 2022. Mayoritas kripto kembali berada di zona merah menjelang pertemuan The Fed.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (21/9/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali anjlok 3,23 persen dalam 24 jam terakhir dan 6,33 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 18.904 per koin atau setara Rp 283,8 juta (asumsi kurs Rp 15.017 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga kembali melemah pagi ini. ETH turun 4,41 persen dalam 24 jam terakhir dan 17,10 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.321 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 1,13 persen dan 4,34 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 266,39 per koin. 

Kemudian Cardano turut melorot pagi ini. Dalam satu hari terakhir ADA turun 2,77 persen dan 6,12 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4402 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL runtuh 3,15 persen dan 5,83 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 31,73 per koin.

Sedangkan XRP masih menguat di tengah kripto lain yang melemah. XRP melesat 8,49 persen dalam 24 jam terakhir dan 24,10 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4143 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,04 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya kembali ke level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami penurunan ke level USD 921,5 miliar dari sebelumnya di level USD 943,7 miliar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pasar Kripto Anjlok, Investor Perlu Waspadai Sentimen Ini

Sebelumnya, pergerakan market kripto pada Senin (19/9/2022) pagi masih anjlok, terjebak di zona merah sejak akhir pekan lalu. Sejumlah aset kripto, seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) tak kuasa menahan retest untuk terus breakdown.

Ada tiga sentimen besar yang bisa menggerakkan pasar kripto pada pekan ini. Ketiganya diyakini punya sisi menaikkan harga, maupun menurunkannya. Investor harus mencermati dampak dari ketiga sentimen tersebut, antara lain:

Sentimen The Fed

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengungkapkan, penyebab market kripto terus lesu salah satunya disebabkan oleh sentimen pertama, yaitu investor kini tengah menjauhi market kripto setelah mencemaskan pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed.

“Pejabat The Fed dianggap akan tetap mempertahankan sikap hawkish-nya pada pertemuan mendatang, yakni pada rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) di tanggal 21 September 2022,” ungkap Afid dalam analisis pasar harian yang diterima Liputan6.com, Senin, 19 September 2022.

Untuk saat ini, investor telah melakukan aksi priced-in akan kenaikan suku bunga sebesar 75 bps dengan ekspektasi suku bunga bertengger di 4,5 persen pada Maret 2023.

“Hal ini dapat dimaklumi mengingat investor tentu mengkhawatirkan, jika inflasi yang sudah ada sekarang tak kunjung turun meskipun harga komoditas dunia sudah melemah,” ujar Afid.

Pemindahan 5,5 Juta Token KNC

Selain itu, pelemahan ini juga disebabkan oleh kabar dari ekosistem kripto. Ada diskusi para pengamat kripto di Twitter, mengatakan terdapat 2 wallet yang memindahkan 5,5 juta token KNC ke platform FTX. Setelah diteliti lebih dalam, 2 wallet tersebut menerima token KNC dari Smart Money bernama Farmer X.

3 dari 5 halaman

Selanjutnya

Lantas, untuk saat ini, Farmer X memiliki lebih dari USD 9 juta atau sekitar Rp 134,9 miliar. Insiden ini pun membuat market panik, jika akan terjadi aksi ambil untung besar-besaran ke depan.

LUNC Tax Burn

Sentimen selanjutnya yang harus diantisipasi investor adalah LUNC tax burn yang dimulai 20 September mendatang. Setelah aktif, setoran dan penarikan LUNC dan USTC melalui jaringan Terra Classic akan terpengaruh. Saat ini LUNC masih menjadi salah satu kripto yang paling banyak ditransaksikan di exchange.

Vasil Hard Fork Cardano

Afid menuturkan, sentimen ketiga datang dari Cardano yang akan melakukan Vasil Hard Fork pada tanggal 22 September mendatang. Vasil hard fork bisa mempengaruhi harga Cardano (ADA) yang saat ini menjadi salah satu kripto big cap.

“Tidak hanya itu, altcoin lainnya yang berada di jaringan Cardano juga bisa terpengaruh. Ini bisa mendatangkan untung bagi investor, jika cermat meneliti pergerakannya,” pungkas Afid.

4 dari 5 halaman

Bitcoin Sentuh Harga Terendah dalam 3 Bulan Terakhir

Bitcoin sempat jatuh ke level terendah dalam tiga bulan pada Senin, 19 September 2022 karena investor menjauh dari aset berisiko di tengah ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi.

Cryptocurrency terbesar di dunia turun sebanyak sekitar 5 persen mencapai level terendah intraday di kisaran USD 18.276 atau sekitar Rp 273,8 juta, level terendah sejak 19 Juni, menurut Coin Metrics. Namun, pada perdagangan Selasa (20/9/2022) pagi, Bitcoin tampak menguat dan berada di atas USD 19.000.

Bitcoin turun 3,77 persen sepanjang September 2022 dan menjadi laju untuk bulan negatif kedua berturut-turut setelah jatuh 15 persen pada Agustus.

Ethereum juga turun 5 persen menjadi USD 1.281 masing-masing pada Senin, mencapai level terendah sejak 15 Juli. Ethereum telah turun 13,8 persen pada bulan ini, di jalur untuk mencatat bulan terburuk sejak Juni.

 

5 dari 5 halaman

Kripto Berada di Bawah Tekanan

Aset berisiko berada di bawah tekanan besar karena Federal Reserve diperkirakan akan tetap pada jadwal pengetatan agresifnya. Bank sentral secara luas diperkirakan akan menyetujui minggu ini kenaikan suku bunga 0,75 poin persentase ketiga berturut-turut yang akan mengambil suku bunga acuan hingga kisaran 3 persen hingga 3,25 persen.

Chief revenue officer dan salah satu pendiri Bitcoin, Chris Kline mengatakan penurunan ini diperburuk dengan adanya aksi jual. 

“Investor ritel memiliki pandangan jangka panjang tentang bitcoin sementara investor institusional memperlakukan aset digital seperti saham teknologi dan mengadopsi mentalitas jangka pendek yang berkontribusi pada aksi jual yang kita lihat,” jelas Kline dikutip dari CNBC, Selasa (20/9/2022). 

Menurut analis senior di perusahaan analitik blockchain CryptoQuant, Julio Moreno, para “paus” institusi, penambang, atau pemegang bitcoin dalam jumlah besar, biasanya dengan lebih dari 1.000 bitcoin dalam dompet  telah melindungi kondisi makro dan menjual koin mereka sejak Juni.

“Itu dibuktikan dengan meningkatnya jumlah koin yang dikirim ke bursa dan dibuang ke investor ritel, yang percaya bitcoin menemukan titik terendah pada level ini, meskipun sebenarnya masih ada langkah lebih jauh,” pungkas Moreno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.