Sukses

CEO Terraform Do Kwon Hadapi Gugatan dari Investor

Mantan pegawai Terraform Labs, Fatman juga membagikan tautan pendaftaran untuk investor yang merasa dirugikan.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 26 Juli 2022, mantan pegawai Terraform Labs yang dikenal dengan nama Fatman mengungkapkan korban runtuhnya Terra telah mengajukan gugatan class action terhadap Terraform Labs, Do Kwon, dan Nicholas Platias.

Fatman juga membagikan tautan pendaftaran untuk investor yang merasa dirugikan secara finansial oleh runtuhnya Terra pada pertengahan Mei. Dalam utas Twitter Fatman yang membahas gugatan tersebut. 

Pelapor yang menggugat memuji kecerdasan Do Kwon tetapi mencatat Kwon tidak menggunakan kecerdasannya untuk kebaikan. Kwon justru menggunakannya untuk membuat skema yang begitu meyakinkan, dengan cerdik mencampurkan utilitas nyata dengan kebohongan belaka.

“Kami akan bergabung dengan gugatan class action yang diajukan di AS oleh firma hukum internasional Scott+Scott. Kami juga sedang mempersiapkan tindakan di yurisdiksi lain. Kami menuntut pengadilan yang adil untuk mengungkap semua kesalahan TFL dan Do Kwon dan agar keadilan dapat mengambil jalannya,” tulis Fatman dalam utasnya, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (1/8/2022). 

LUNA 2.0 Tidak Bekerja dengan Baik

Sementara peserta gugatan class action mempersiapkan kasus melawan TFL, token luna 2.0 proyek yang disebut LUNA belum berkinerja sebaik sebagian besar ekonomi kripto yang belakangan ini menguat. 

LUNA telah kehilangan 24,37 persen terhadap bitcoin (BTC) sejak bulan lalu dan 9,62 persen terhadap dolar AS dalam jangka waktu yang sama. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Luna Tak Sesuai Harapan

Dari 13.099 koin kripto yang ada, LUNA berada di peringkat 148 dengan penilaian pasar sebesar USD 261,63 juta atau sekitar Rp 3,8 triliun. 

Token LUNA baru ini dibuat untuk mengatasi depegging yang terjadi antara Token LUNA yang lama (saat ini bernama LUNA Classic) dan Terra USD (UST). Awalnya token LUNA baru dikembangkan Kwon setidaknya agar bisa mengurangi kerugian investor, tetapi nyatanya token tersebut tak memiliki kinerja baik.

“Sudah waktunya untuk mengambil tindakan. Saya muak melihat ruang kami diserbu oleh penipu yang berpikir mereka dapat dengan berani merampok ribuan orang tak berdosa dan lolos begitu saja. Orang seperti Do Kwon membuat industri ini busuk. Sudah waktunya untuk pembersihan sehingga kripto dapat dilahirkan kembali,” pungkas utas Fatman. 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Perusahaan Do Kwon Diduga Manipulasi Harga dengan Miliaran Stablecoin

Sebelumnya, Terraform Labs dan Luna Foundation Guard (LFG) diduga telah melakukan manipulasi harga menggunakan miliaran stablecoin menurut sebuah laporan terbaru. 

Dilansir dari Bein Crypto, Senin, 4 Juli 2022, perusahaan keamanan Blockchain, Uppsala Security dan CoinDesk Korea bersama-sama melakukan penyelidikan terhadap aliran dana, menerbitkan temuan penelitian yang menunjukkan kegiatan terlarang mungkin telah terjadi oleh kedua perusahaan Terraform Labs dan LFG. 

Kedua pihak menggunakan teknik forensik data on-chain untuk mempelajari bagaimana Terraform Labs dan LFG memindahkan dana. Hal ini mencantumkan empat alamat berbeda sebagai yang sangat penting dan menunjukkan bagaimana Terra USD (UST) ditukar dengan Magic Internet Money (MIM) dan akhirnya menjadi Tether (USDT).

Dompet pertama, yang disebut “dompet pertukaran A,” digunakan untuk mengonversi lebih dari tiga miliar UST dalam MIM dan kemudian USDT. Dompet distribusi A digunakan untuk mentransfer sekitar 2,36 miliar UST ke dompet pertukaran, sementara “dompet pertukaran A” menerima lebih dari 1 miliar USDT dari dompet pertukaran A.

Inti dari laporan ini adalah dompet ini digunakan untuk mengirim dana ke bursa terpusat dan terdesentralisasi termasuk Abracadabra, Binance, dan Curve. Pergerakan dana rahasia ini menimbulkan kecurigaan, dan sekarang masyarakat harus menyelidiki lebih jauh untuk melihat seberapa mencurigakan hal tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Masalah Terraform Labs Semakin Parah

Terraform Labs sudah dikepung dengan beberapa investigasi. Pihak berwenang Korea Selatan sedang menyelidiki perusahaan dan Do Kwon, sementara Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat juga melakukan penyelidikannya sendiri.

Laporan Uppsala Security tidak secara eksplisit menyatakan ada manipulasi atau pencucian uang. Laporan itu berbunyi “Untuk tujuan apa sejumlah besar USDT dibuat, dan apa yang akhirnya terjadi dengan USDT ini yang disetorkan ke akun pertukaran ini?”. 

“Sayangnya, ini bukan sesuatu yang bisa kami jawab, karena yang bisa kami berikan hanyalah fakta berdasarkan data on-chain,” isi laporan tersebut. 

Namun, jika Terraform Labs dan LFG memang melakukan kegiatan terlarang dengan dana tersebut, maka masalahnya bisa menjadi lebih buruk. Selain itu, tuduhan terhadap Do Kwon juga muncul, yang menyatakan dia menguangkan USD 2,7 miliar dari Terra.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.