Sukses

Selain Celsius dan 3AC, Perusahaan Kripto Ini Juga Kena Masalah

Belakangan ini ada perusahaan kripto baru yang kembali bermasalah, adapun rangkumannya sebagai berikut.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto telah diguncang berbagai sentimen sepanjang awal 2022 yang membuat harga aset digital semakin merosot. Penurunan ini tak hanya berdampak kerugian bagi para investor ritel tetapi pada investor institusional dan perusahaan kripto. 

Sejauh ini ada beberapa perusahaan kripto yang telah mengumumkan berbagai masalah dampak penurunan kripto. Dampak paling parah akibat penurunan ini adalah kebangkrutan. 

Sebelumnya perusahaan kripto Celsius, Three Arrows Capital, dan Voyager Digital menjadi perusahaan mencolok yang paling terdampak dari penurunan harga ini. Namun, belakangan ini ada perusahaan kripto baru yang kembali bermasalah. Adapun rangkumannya sebagai berikut dikutip dari berbagai sumber, Kamis (14/7/2022):

Vauld

Pemberi pinjaman kripto, Vauld, pada Senin, 4 Juli 2022, waktu setempat menghentikan semua penarikan, perdagangan, dan penyetoran di platformnya. Menurut laporan, perusahaan saat ini sedang menjajaki opsi restrukturisasi potensial.

CEO Vauld, Darshan Bathija mengatakan dalam sebuah posting blog pada Senin perusahaan menghadapi "tantangan keuangan" karena "kondisi pasar yang bergejolak.

“Kesulitan keuangan dari mitra bisnis utama kami pasti mempengaruhi kami, dan iklim pasar saat ini yang telah menyebabkan pelanggan menarik lebih dari USD 197,7 juta (Rp 2,9 triliun) dari platform sejak 12 Juni,” kata Bathija dikutip dari CNBC, Selasa, 12 Juli 2022.

Perusahaan yang berbasis di Singapura itu mengatakan sedang bekerja dengan penasihat keuangan dan hukumnya untuk menjelajahi dan menganalisis semua opsi yang mungkin, termasuk opsi restrukturisasi potensial, yang paling baik melindungi kepentingan pemangku kepentingan Vauld.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Blockchain.com

Perusahaan kripto satu ini juga tengah mengalami masalah yang salah satunya terdampak oleh bangkrutnya Three Arrows Capital. Pertukaran cryptocurrency Blockchain.com bisa kehilangan USD 270 juta atau sekitar Rp 4 triliun atas pinjamannya untuk perusahaan kripto Three Arrows Capital (3AC). Hal itu dikatakan oleh sumber yang mengetahui masalah tersebut pada Jumat waktu setempat. 

Perkembangan terjadi beberapa hari setelah 3AC mengajukan kebangkrutan Bab 15, dan mencari perlindungan dari kreditur di Amerika Serikat setelah menjadi perusahaan paling terdampak atas penurunan harga kripto baru-baru ini. 

“Three Arrows dengan cepat menjadi bangkrut dan dampak defaultnya adalah sekitar USD 270 juta cryptocurrency dan pinjaman dolar AS dari Blockchain.com,” kata Chief Executive Officer Blockchain.com, Peter Smith dalam sebuah surat kepada pemegang saham, menurut juru bicara perusahaan dikutip dari CoinDesk, Selasa, 12 Juli 2022.

3 dari 4 halaman

Pasar Kembali Koreksi, Ini Sentimen yang Bayangi Kripto

Sebelumnya, pergerakan pasar kripto sepekan terakhir cukup bervariasi. Hal ini juga terjadi indeks saham Amerika Serikat (AS) dan aset kripto terlihat berjaya pekan lalu, tetapi pada Senin, 11 Juli 2022, kripto terpantau kembali melemah. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengungkapkan, ada beberapa penyebab yang membuat pasar kripto kembali tertekan.

Nilai Bitcoin (BTC) merosot 3,44 persen dalam sehari terakhir dengan nilai di USD 20.563 atau sekitar Rp 307,8 juta per keping. Kemudian, nilai Ethereum (ETH) juga ambles 3,37 persen ke USD 1.149 per keping di waktu yang sama. Dari pergerakan ini investor terlihat menjauh dari aksi price actions di akhir pekan lalu.

"Investor menjadi ragu-ragu kembali melakukan aksi beli, setelah melihat data ketenagakerjaan AS terbaru, di mana tingkat pengangguran pada Juni sebesar 3,6 persen, tidak berubah dari Mei lalu dan sesuai dengan perkiraan. Data tersebut bisa mendorong The Fed untuk mengerek suku bunga acuannya lebih tinggi untuk meredam inflasi,” ungkap Afid kepada Liputan6.com, Senin, 11 Juli 2022.

Efek domino dari kenaikan suku bunga acuan The Fed adalah meningkatkan tingkat imbal hasil instrumen berpendapatan tetap. Hasilnya, selera investor kripto dan saham juga bisa semakin pudar, sehingga menyebabkan penurunan nilai.

"Di samping itu, terlihat dari data on-chain exchange, banyak investor yang terlihat buru-buru menjual asetnya dan melakukan aksi ambil untung setelah melihat aset kripto reli di akhir pekan lalu,” ujar Afid.

4 dari 4 halaman

Sentimen di Pasar Kripto

Sentimen pekan ini, tampaknya investor akan memilih wait and see menanti perilisan data inflasi AS Juni pada Rabu, 13 Juli 2022. Implikasinya, harga-harga pasar kripto kemungkinan masih bakal bergerak stagnan sepanjang pekan ini.

Mengingat tekanan makroekonomi masih cukup tinggi pekan ini, Afid mengatakan investor bisa berharap harga-harga aset kripto akan melakukan retest level support-nya berulang kali. Sepertinya, penguatan Bitcoin akan sangat rapuh.

"Nilai BTC pun sejatinya belum mencapai titik bottom yang sebenarnya, yakni di kisaran USD 11.000 hingga USD 12.000 per keping. Level support utama BTC masih di USD 17.000, jika bitcoin jatuh lebih dalam, akan menjadi sinyal yang kuat menuju titik bottom dalam waktu dekat,” ujar Afid

Oleh karena itu, menurut Afid, investor diharapkan tidak perlu panik dan tetap tenang untuk mengatur strategi investasinya menggunakan Dollar Cost Averaging (DCA) karena kondisi yang belum stabil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.