Sukses

1 Miliar Data Warga Tiongkok Dicuri dan Dijual Seharga 10 Bitcoin

Data yang bocor meliputi nama, alamat, tempat lahir, nomor KTP, nomor ponsel, serta rincian kejahatan dan kasus.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang peretas mengklaim telah mencuri data pribadi satu miliar warga Tiongkok dari Kepolisian Nasional Shanghai (SHGA) dan menjualnya seharga 10 bitcoin. Saat ini harga Bitcoin berada di kisaran USD 20.000 atau setara Rp 299,9 juta. 

Basis data ini memiliki ukuran hingga 23 Terabyte dan berisi banyak data serta informasi tentang miliaran warga Tiongkok.

Di forum peretas, seorang pengguna anonim yang menggunakan username "Chinadan" menawarkan data untuk dijual pada Kamis pekan lalu. Pengguna mengklaim informasi itu bocor dari database Kepolisian Nasional Shanghai (SHGA). 

"Basis data ini memiliki ukuran TB besar data dan berisi informasi tentang miliaran warga Tiongkok,” rincian posting tersebut, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (11/7/2022). 

Data yang bocor meliputi nama, alamat, tempat lahir, nomor KTP, nomor ponsel, serta rincian kejahatan dan kasus. Peretas tersebut membagikan sampel sebanyak 750.000 catatan untuk memungkinkan pembeli yang tertarik memverifikasi data yang dijual tidak palsu.

Pada Senin, CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ) mengomentari masalah ini pada cuitan di Twitter. 

"Intelijen ancaman kami mendeteksi 1 miliar catatan penduduk untuk dijual di web gelap, termasuk nama, alamat, id nasional, ponsel, polisi, dan catatan medis dari satu negara Asia,” tulis Zhao dalam cuitannya. 

"Kemungkinan karena bug dalam penyebaran Elastic Search oleh agen pemerintah. Penting bagi semua platform untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan mereka di area ini," lanjut Zhao. 

Zhao juga menambahkan Binance telah meningkatkan verifikasi untuk pengguna yang berpotensi terpengaruh.  

Kepala Binance itu lebih dalam menjelaskan, tampaknya, eksploitasi ini terjadi karena pengembang pemerintah menulis blog teknologi di CSDN (Jaringan Pengembang Perangkat Lunak China) dan secara tidak sengaja memasukkan data kredensial 1 miliar catatan data warga negara.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perusahaan Pinjaman Kripto Celsius Digugat dengan Tuduhan Penipuan

Sebelumnya, perusahaan pemberi pinjaman kripto, Celsius pekan lalu digugat oleh mantan manajer investasi Jason Stone, karena perusahaan terus tertekan di tengah jatuhnya harga cryptocurrency.

Gugatan di pengadilan negara bagian New York itu muncul setelah Celsius, yang menawarkan minat kepada pelanggan untuk menyimpan kripto mereka, terpaksa menghentikan penarikan bagi penggunanya karena menghadapi krisis likuiditas.

Celsius juga baru-baru ini diketahui secara artifisial menggelembungkan harga koin digitalnya sendiri, gagal melakukan lindung nilai terhadap risiko dan terlibat dalam kegiatan yang merupakan penipuan, menurut gugatan hukum. 

Celsius bertindak seperti bank karena menawarkan hasil kepada pelanggan, kadang-kadang setinggi hampir 19 persen, jika mereka menyetorkan kripto mereka ke perusahaan. 

Perusahaan kemudian meminjamkan kripto itu kepada orang lain yang bersedia membayar suku bunga tinggi untuk dipinjam. Kemudian ia mencoba mengantongi uang itu untuk memberikan hasil kembali kepada pelanggan. 

Stone mendirikan perusahaan bernama KeyFi yang berspesialisasi dalam strategi perdagangan kripto. 

Celsius dan KeyFi membuat “kesepakatan jabat tangan” di mana perusahaan yang terakhir akan “mengelola miliaran dolar dalam simpanan kripto pelanggan dengan imbalan bagian dari keuntungan yang dihasilkan dari setoran kripto tersebut,” tuduhan gugatan itu.

"Tidak ada kesepakatan tertulis formal antara para pihak," kata gugatan itu dikutip dari CNBC, Senin (11/7/2022). 

Dari Agustus 2020, Celsius mulai “mentransfer ratusan juta dolar dalam aset kripto” ke Stone dan timnya, menurut gugatan itu. Celsius menyiapkan dompet di blockchain Ethereum yang disebut sebagai “0xb1.” Di situlah perusahaan mengirim aset yang akan digunakan Stone, klaim gugatan itu.

3 dari 4 halaman

Stone Buat Sejumlah Tuduhan terhadap Celsius dalam Gugatannya

Celsius dan Stone memutuskan untuk terlibat dalam strategi perdagangan kripto yang membutuhkan strategi lindung nilai yang efektif untuk mengelola risiko dan menjaga dari fluktuasi harga koin digital tertentu. 

Ia menambahkan Celsius memiliki pandangan penuh tentang aktivitas perdagangan apa yang dilakukan KeyFi.

Stone mengklaim eksekutif Celsius "berulang kali meyakinkan" dia perusahaan telah memasuki transaksi lindung nilai yang diperlukan untuk memastikan fluktuasi harga aset kripto tertentu tidak akan berdampak material dan negatif terhadap perusahaan atau kemampuannya untuk membayar deposan. Stone dan timnya mengandalkan representasi ini.

“Tapi janji-janji itu bohong. Meskipun jaminan berulang, Celsius gagal menerapkan strategi manajemen risiko dasar untuk melindungi dari risiko fluktuasi harga yang melekat pada banyak strategi investasi yang digunakan,” klaim gugatan itu.

Stone menuduh ada "beberapa insiden" di mana "kegagalan dalam melakukan akuntansi dasar" Celsius membahayakan dana pelanggan.

Tuduhan lain berkisar pada koin digital Celsius yang disebut CEL Coin. Itu adalah token Celsius sendiri. Celsius mengatakan jika pengguna menerima pembayaran bunga mereka dalam bentuk CEL, mereka bisa mendapatkan bunga yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak.

4 dari 4 halaman

Analis Sebut Bitcoin Berhasil Tumbuh 0,5 Persen pada Awal Juli 2022

Sebelumnya, pergerakan market aset kripto di tengah pekan pertama Juli 2022, terlihat semringah karena ada sedikit reli yang menimbulkan kenaikan harga. Sejak awal pekan, market kripto terus berjuang untuk tidak anjlok lebih dalam di tengah penguatan sinyal resesi.

Melansir situs Coinmarketcap pada Kamis sore (7/7/2022), 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) melambung 1,08 persen ke level USD 20.505 atau sekitar Rp 307,6 juta (asumsi kurs Rp 15.005 per dolar AS) per keping dalam sehari terakhir.

Mengenai pergerakan pasar kripto dan bitcoin pada pekan pertama Juli 2022, Country Manager, Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan, harga Bitcoin turun 56 persen per akhir kuartal kedua tahun ini yang kemungkinan disebabkan oleh prospek ekonomi makro yang tidak pasti dan kondisi di pasar kripto.

"Namun, Bitcoin kembali membalikkan keadaan memasuki Juli 2022 dengan bertumbuh sebesar 0,5 persen di bulan ini,” kata Jay dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Juli 2022.

Jay menambahkan, Altcoin juga memulai awal yang positif dengan pemulihan yang lebih unggul dibanding Bitcoin di kisaran 4,9 persen. 

“Indeks Kapitalisasi Menengah membukukan performa terbaik pada Juli yaitu sekitar 5 persen, disusul Indeks Kapitalisasi Besar di angka 3,1 persen,” jelas Jay.

Adapun Jay mengungkapkan, tiga koin teratas berdasarkan kapitalisasi pasar telah bersaing ketat selama seminggu terakhir, dengan BNB berhasil sedikit mengungguli Bitcoin dan Ethereum.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.