Sukses

Harga Kripto Hari Ini Senin 11 Juli 2022: Bitcoin Pimpin Penguatan

Pasar kripto beragam pada Senin, 11 Juli 2022, dan bitcoin memimpin penguatan.

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan kedua Juli 2022, harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Senin, 11 Juli 2022. Mayoritas kripto teratas kembali berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (11/7/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat tipis 0,30 persen dalam 24 jam, tetapi melemah 3,11 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 21.031 per koin atau setara Rp 314,9 juta (asumsi kurs Rp 14.976 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) harus melemah pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH turun 0,09 persen dan 3,66 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.176 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih bertahan di zona hijau. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat tipis 0,05 persen dan 0,13 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 234,83 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) pagi ini harus kembali melemah. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 0,08 persen dan 3,05 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4667 per koin.

Adapun Solana (SOL) turut berhasil menguat pagi ini Sepanjang satu hari terakhir SOL naik tipis 0,02 persen. Namun masih melemah 4,26 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 36,77 per koin.

XRP juga kembali terkoreksi pagi ini. XRP terkoreksi 1,06 persen dalam 24 jam terakhir dan 6,60 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3237 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah 0,01 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9995 dan USDC dihargai USD 1,00.

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,06 persen dalam 24 jam terakhir, yang membuat harganya bertahan di level USD 1,00

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto berhasil melemah tipis pada hari ini yaitu di level USD 933,5 miliar dari sebelumnya di level USD 957,5 miliar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pasar Kripto Menguat, Analis Peringatkan Potensi Bull Trap

Sebelumnya, menjelang akhir pekan, pasar kripto tampak membuat hati investor senang. Pergerakan aset kripto, terutama Bitcoin cukup mengejutkan, karena mampu melewati level psikologisnya di atas USD 20.000 atau sekitar Rp 298,9 juta, setelah alami penurunan yang berat.

Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap melaju optimis ke zona hijau pada perdagangan Jumat sore, 8 Juli 2022. Misalnya saja, dari pantauan Coinmarketcap, nilai Bitcoin berada di harga USD 21.943 atau melonjak 7,91 persen dalam 7 hari terakhir.

Altcoin lainnya tidak kalah sumringah. Nilai ethereum (ETH) ikut naik 14,01 persen ke USD 1.248 sepekan terakhir. Binance Coin (BNB), Solana (SOL) dan XRP bahkan naik lebih dari 6 persen. Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) meroket lebih dari 5 persen seminggu terakhir.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, reli singkat yang terjadi pada perdagangan market kripto disebabkan oleh sentimen positif dari risalah yang dikeluarkan oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu, 6 Juli 2022. Investor mengamati reaksi pasar terhadap risalah terbaru tersebut, tetapi tampaknya berdampak baik bagi pasar.

"Investor tampaknya sangat menyukai risalah FOMC, sehingga meredakan kekhawatiran komitmen The Fed untuk pengetatan kebijakan moneter. Kenaikan market kripto juga terjadi pada pasar saham yang semakin berkorelasi selama setahun terakhir," kata Afid dalam keterangan tertulis, Jumat, 8 Juli 2022.

Penguatan harga aset kripto juga datang dari sentimen positif dari Ethereum yang sukses merampungkan uji coba The Merge terbarunya di jaringan uji coba bernama Sepolia. 

Kesuksesan ini akan mendekatkan jaringan Ethereum mengubah algoritma konsensusnya dari Proof of Work (PoW) menjadi Proof of Stake (PoS).

Ada pula kabar dari Celsius yang telah membayar utangnya ke platform Maker sebesar USD 440 juta. Hal ini mengindikasikan likuiditas Celsius sudah membaik setelah menghentikan proses penarikan (withdrawals) pada dua pekan lalu.

3 dari 5 halaman

Strategi

Selain itu, investor juga masih melakukan strategi buy the dip memanfaatkan situasi makro ekonomi yang sedang mereda. Terlihat dari data on-chain exchange terjadi sedikit lonjakan yang menimbulkan harga terkonsolidasi.

"Market secara keseluruhan masih di masa konsolidasi. Dari data on-chain, aktivitas trading Bitcoin, dari trading volume, long term holder mulai beli. Dari sisi market sekitar 200-400 hari sebelum halving akan ada sedikit koreksi. Kita masih ada di bear market, belum ada tanda-tanda reversal," ujar Afid.

Afid juga mewanti-wanti akan terjadi bull trap. Investor harus masih menunggu data pekerjaan (Nonfarm Payroll/NFP) AS pada akhir pekan ini dan indeks harga konsumen AS minggu depan. 

Dua data tersebut seharusnya menandakan laju inflasi dan apakah The Fed terus agresif menaikkan suku bunga ketika pembuat kebijakan bertemu berikutnya pada 26-27 Juli 2022.

"Perilisan data NFP AS akhir pekan ini bisa saja membuat harga aset kripto putar balik. Dari data historis nya, pergerakan harga aset kripto selalu kembali lesu setiap ada perilisan data makroekonomi terbaru yang negatif,” ujar Afid

“Kalau, Bitcoin untuk memulai fase bullish harus menembus harga di atas USD 23.000, untuk saat ini tren harian masih turun," pungkas Afid.

4 dari 5 halaman

Bitcoin Berhasil Sentuh Rp 332,8 Juta, Ini Penyebabnya

Sebelumnya, pergerakan pasar kripto di tengah pekan ini, terlihat menghijau karena terjadi kenaikkan harga. Sejak awal pekan, pasar terus berjuang untuk tidak anjlok di bawah level psikologisnya yaitu di kisaran USD 20.000 atau Rp 299,3 juta.

Melansir situs Coinmarketcap, pada Jumat (8/7/2022) siang, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) melambung 7,11 persen ke USD 22.234 (Rp 332,8 juta) per keping dalam sehari terakhir. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat pergerakan pasar kripto yang mengalami kenaikan singkat ini disebabkan karena investor yang mulai bersemangat, setelah melihat dinamika yang terjadi di indeks pasar saham AS. 

Investor melacak pasar saham utama antara lain Nasdaq, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average semuanya naik, meskipun sedikit. 

"Investor kripto ternyata sedikit bergairah melihat market saham AS yang juga mengalami kenaikan. Hal ini wajar saja, mereka selalu berkaca pada stock market AS, untuk melihat ketertarikan market secara keseluruhan terhadap aset berisiko secara umum," kata Afid dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 8 Juli 2022.

Gerak Kripto dan Pasar Saham Makin Selaras

Laporan terbaru Coin Metrics menunjukkan, korelasi antara aset kripto dan indeks saham AS telah mencapai level terkuatnya di kuartal II 2022 sejak Maret 2020. Bisa dibilang Bitcoin dan ekuitas AS bergerak hampir sejajar.

Meski demikian, reli singkat ini kemungkinan diprediksi hanya sementara. Menurut Afid, sentimen utama market kripto belum kondusif. Investor masih mencermati dinamika makroekonomi dan efektivitas pengetatan kebijakan moneter The Fed terhadap tingkat inflasi AS. 

5 dari 5 halaman

Investor Was-Was

Kemudian, kegagalan platform kripto, Three Arrows Capital (3AC) dan Voyager turut membuat investor was-was. 

"Kondisi market kripto saat ini yang belum kondisi. Masih ada banyak pukulan yang bisa menghantam lebih jauh, mulai dari ketidakpastian makroekonomi, agresivitas The Fed hingga kegagalan sistem ekosistem kripto itu sendiri. Investor meyakini tidak melihat harga naik dalam waktu dekat, kecuali perubahan tak terduga terjadi," ujar Afid.

Afid melihat investor sangat menanti data inflasi AS yang sedianya bakal dirilis pekan depan. Data tersebut mungkin menunjukkan kebijakan moneter The Fed efektif atau tidak. Jika inflasi turun dan indikator ekonomi lainnya juga melanjutkan penurunan, investor mungkin merasa lebih yakin masuk ke pasar kripto.

Khusus untuk pergerakan Bitcoin sendiri, Afid melihat saat ini masih cenderung konsolidasi dan ada potensi penurunan harga di kisaran USD 18.000 hingga USD 20.000. Bitcoin telah 'beristirahat' di atas USD 20.000 untuk hari ketiga berturut-turut.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.