Sukses

Harga Kripto Hari Ini Sabtu 9 Juli: Ethereum Melemah, Cardano Pimpin Koreksi

Mayoritas kripto jajaran teratas berada di zona merah tetapi bitcoin menguat pada Sabtu pagi, 9 Juli 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin bergerak di zona hijau tetapi alami pergerakan naik tipis pada perdagangan Sabtu, (9/7/2022). Namun, mayoritas kripto jajaran teratas berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Sabtu pagi, 9 Juli 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin (BTC) menguat tipis 0,05 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga bitcoin melambung 12,10 persen. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 21.655,37 atau sekitar Rp 324,42 juta (asumsi kurs Rp 14.974 per dolar AS).

Sementara itu, harga ethereum melemah 1,34 persen dalam 24 jam terakhir. Harga ethereum melonjak 14,81 persen dalam sepekan. Harga ethereum berada di posisi USD 1.220,57 atau sekitar Rp 18,26 juta.

Kemudian harga binance coin (BNB) berada di zona hijau. Harga BNB naik 0,32 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga BNB menguat 11,60 persen. Kini harga BNB berada di posisi USD 242,24.

Selanjutnya harga Cardano (ADA) merosot 1,83 persen dalam 24 jam terakhir. Pada sepekan, harga ADA bertambah 3,89 persen. Saat ini, harga Cardano di kisaran USD 0,4689.

Harga XRP juga berada di zona merah. Harga XRP susut 1,57 persen dalam 24 jam dan 9,27 persen selama sepekan. Kini, harga XRP di posisi USD 0,3422.

Sementara itu, harga solana menguat pada akhir pekan ini. Harga solana (SOL) naik terbatas 0,04 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga solana naik 15,87 persen. Saat ini, harga solana di posisi USD 38,38.

Di sisi lain, harga dogecoin (DOGE) susut 1,46 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga dogecoin bertambah 4,48 persen. Kini, harga dogecoin berada di posisi USD 0,06957.

Stablecoin Tether (USDT) melemah tipis 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan, harga USDT menguat 0,05 persen. Harga USD coin (USDC) berada di zona merah dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan, harga USD coin turun terbatas 0,02 persen. Harga USDC berada di posisi USD 1,00.

Harga binance USD (BUSD) merosot 0,03 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga BUSD susut 0,26 persen. Saat ini, harga BUSD berada di posisi USD 0,999.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bitcoin Berhasil Sentuh Rp 332,8 Juta, Ini Penyebabnya

Sebelumnya, pergerakan pasar kripto di tengah pekan ini, terlihat menghijau karena terjadi kenaikkan harga. Sejak awal pekan, pasar terus berjuang untuk tidak anjlok di bawah level psikologisnya yaitu di kisaran USD 20.000 atau Rp 299,3 juta.

Melansir situs Coinmarketcap, pada Jumat (8/7/2022) siang, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) melambung 7,11 persen ke USD 22.234 (Rp 332,8 juta) per keping dalam sehari terakhir. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat pergerakan pasar kripto yang mengalami kenaikan singkat ini disebabkan karena investor yang mulai bersemangat, setelah melihat dinamika yang terjadi di indeks pasar saham AS. 

Investor melacak pasar saham utama antara lain Nasdaq, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average semuanya naik, meskipun sedikit. 

"Investor kripto ternyata sedikit bergairah melihat market saham AS yang juga mengalami kenaikan. Hal ini wajar saja, mereka selalu berkaca pada stock market AS, untuk melihat ketertarikan market secara keseluruhan terhadap aset berisiko secara umum," kata Afid dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (8/7/2022). 

Gerak Kripto dan Pasar Saham Makin Selaras

Laporan terbaru Coin Metrics menunjukkan, korelasi antara aset kripto dan indeks saham AS telah mencapai level terkuatnya di kuartal II 2022 sejak Maret 2020. Bisa dibilang Bitcoin dan ekuitas AS bergerak hampir sejajar.

Meski demikian, reli singkat ini kemungkinan diprediksi hanya sementara. Menurut Afid, sentimen utama market kripto belum kondusif. Investor masih mencermati dinamika makroekonomi dan efektivitas pengetatan kebijakan moneter The Fed terhadap tingkat inflasi AS. 

3 dari 4 halaman

Investor Was-Was

Kemudian, kegagalan platform kripto, Three Arrows Capital (3AC) dan Voyager turut membuat investor was-was. 

"Kondisi market kripto saat ini yang belum kondisi. Masih ada banyak pukulan yang bisa menghantam lebih jauh, mulai dari ketidakpastian makroekonomi, agresivitas The Fed hingga kegagalan sistem ekosistem kripto itu sendiri. Investor meyakini tidak melihat harga naik dalam waktu dekat, kecuali perubahan tak terduga terjadi," ujar Afid.

Afid melihat investor sangat menanti data inflasi AS yang sedianya bakal dirilis pekan depan. Data tersebut mungkin menunjukkan kebijakan moneter The Fed efektif atau tidak. Jika inflasi turun dan indikator ekonomi lainnya juga melanjutkan penurunan, investor mungkin merasa lebih yakin masuk ke pasar kripto.

Khusus untuk pergerakan Bitcoin sendiri, Afid melihat saat ini masih cenderung konsolidasi dan ada potensi penurunan harga di kisaran USD 18.000 hingga USD 20.000. Bitcoin telah 'beristirahat' di atas USD 20.000 untuk hari ketiga berturut-turut.

 

4 dari 4 halaman

Begini Prospek Pasar Kripto di Tengah Dominasi Sentimen Negatif

Sebelumnya, pergerakan market kripto sejak awal Juli 2022, tidak cukup memuaskan. Selama akhir pekan lalu, sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar atau big cap masih bergerak di bawah level resistance-nya. Meskipun sempat menguat, secara keseluruhan kripto masih berada di kisaran harga yang telah ditempati sejak lama. 

Misalnya Bitcoin dalam meskipun menguat, harganya masih terjebak di kisaran USD 20.000 atau sekitar Rp 299,5 juta. Walaupun ada penguatan tinggi, sejauh ini Bitcoin hanya bisa menyentuh USD 21.000.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan pergerakan kripto ke depan berdasarkan analisis data on-chain dan sisi teknikal, aset kripto masih berpotensi melemah cukup dalam, meskipun level harga aset kripto saat ini terbilang sideways atau datar. 

"Pergerakan pasar kripto sejatinya mengikuti sentimen investor secara umum yang tengah menghindari risiko, sama seperti yang tercermin dari pelemahan di pasar saham AS," ujar Afid kepada Liputan6.com, Selasa, 5 Juli 2022.

Sampai saat ini, investor yakin ekonomi AS sesegera mungkin akan masuk ke jurang resesi. Mereka juga takut pertumbuhan ekonomi AS bakal makin terjerembab mengingat bank sentral AS, The Fed, berkali-kali menegaskan kekukuhannya untuk mengerek suku bunga acuan demi mengekang inflasi.

"Dari sisi teknikal, Bitcoin saat ini memiliki support terdekat di level USD 17.700 dengan resistance terdekat di USD 21.051. Namun, terlihat pekan ini investor masih bersikeras untuk mempertahankan harga BTC tidak anjlok di bawah USD 19.000,” kata Afid.

Namun, menurut Afid jika melihat volume trading pada pekan ini tampak masih anjok yang cukup dalam, sehingga semakin besar pula potensi BTC untuk melanjutkan pelemahannya dan menguji level support kuatnya di USD 15.500 dalam jangka panjang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.