Sukses

Gerak Kripto Stagnan Mengawali Juli 2022, Ini Penyebabnya

Hal ini terjadi di bawah tekanan mengenai inflasi dan potensi perlambatan ekonomi global ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan pasar aset kripto mengawali Juli 2022, masih terlihat stagnan, tetapi cenderung menurun. Sejak awal pekan, tidak banyak pergerakan pasar yang mengejutkan, baik naik maupun turun. 

Melansir situs Coinmarketcap pada Jumat siang (1/7/2022) 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap kompak menguat tipis 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) bertahan di kisaran USD 20.000 atau sekitar Rp 299,1 juta. 

Sebelumnya sejak Kamis malam hingga Jumat dini hari, harga Bitcoin sempat turun di bawah USD 19.000, tepatnya di kisaran USD 18.900. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, memprediksi pergerakan market kripto masih terus bergerak sideways. Hal ini terjadi di bawah tekanan mengenai inflasi dan potensi perlambatan ekonomi global ke depan. Di samping itu, volume trading market juga bergerak tipis sejak akhir pekan lalu. 

"Dari pergerakkan pasar kripto masih datar saja. Ini diperkirakan akan terus berlangsung lama. Salah satu penyebab market terus sideways di antaranya,  investor khawatir mengenai inflasi dan potensi perlambatan ekonomi global ke depan," kata Afid, dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (1/7/2022). 

Selera risiko investor kripto tengah lesu mengikuti kondisi yang terjadi di pasar saham. Sekarang dalam menentukan aksi jual-beli di pasar kripto, investor terkadang sering melihat kinerja indeks Wall Street sebagai acuan. Makanya, tak heran jika kini pergerakan pasar kripto berkorelasi dengan pasar saham AS.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pelaku Pasar Cerna Data Ekonomi

Selain itu, pelaku pasar juga mencerna data-data ekonomi terbaru dan komentar dari petinggi The Fed. Terakhir, pemegang kebijakan The Fed berjanji segera menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi, sembari mencegah kekhawatiran biaya pinjaman yang lebih tinggi yang akan memicu penurunan tajam.

"Investor bisa mencerna rentetan komentar pejabat The Fed tersebut sebagai sinyal bahwa The Fed masih bakal menaikkan suku bunga acuannya dengan agresif dan mengabaikan dampak negatifnya ke pasar saham dan kripto," ujar Afid.

Belum Ada Momentum Bullish

Afid berkeyakinan dalam beberapa waktu ke depan belum ada momentum yang baik untuk market bergerak bullish. Apalagi ekonom Wall Street meramalkan resesi ekonomi bisa terjadi dalam kurun waktu 12 bulan mendatang. 

Ramalan ini memberikan sinyal antisipasi bagi pelaku pasar, mengantisipasi efek samping kebijakan moneter agresif The Fed.

Pergerakkan Bitcoin pun rupanya diramalkan belum bergerak bagus. Pasar kripto belum bisa menguat signifikan pekan ini, karena tidak ada momentum yang bisa mendorong BTC meninggalkan kisaran USD 20.000 per keping.

"Bitcoin akan menuju test support berkali-kali, di mana harganya bisa jadi akan berada di level USD 19.800 hingga USD 17.000 dalam beberapa waktu ke depan. Dari analis teknikal, prospek bullish belum bisa terlihat. Untuk bergerak bullish, BTC harus melewati level resistance di titik USD 23.000," pungkas Afid.

3 dari 4 halaman

Harga Kripto Jumat 1 Juli 2022

Sebelumnya, mengawali Juli 2022, harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau melanjutkan koreksi yang cukup dalam pada Jumat (1/7/2022). Mayoritas kripto teratas kompak di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (1/7/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 7,16 persen persen dalam 24 jam dan 9,62 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 18.812 per koin atau setara Rp 280,8 juta (asumsi kurs Rp 14.928 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih ambles pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH turun 8,21 persen dan 9,84 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.023 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga tertahan di zona merah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 4,48 persen dan 6,92 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 212,25 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) pagi ini juga harus masih terkoreksi. Dalam satu hari terakhir ADA terkoreksi 5,65 persen dan 6,98 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4433 per koin.

 

4 dari 4 halaman

Harga Kripto Lainnya

Adapun Solana (SOL) juga masih terpuruk. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 6,60 persen dan 14,67 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 31,99 per koin.

XRP tetap melemah pagi ini. XRP turun 3,32 persen dalam 24 jam terakhir dan 3,41 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3214 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9989 dan USDC dihargai USD 1,00.

Sedangkan Binance USD (BUSD) melemah 0,27 persen dalam 24 jam terakhir yang membuat harganya turun sedikit ke level USD 0,9993.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto kembali melemah cukup besar pada hari ini yaitu di level USD 852,2 miliar dari hari sebelumnya di level USD USD 904,1 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.