Sukses

Mark Zuckerberg Sebut Perlu Jalan Panjang Orang Pakai Metaverse

Zuckerberg mengungkapkan masih perlu jalan yang panjang untuk bisa membawa banyak orang ke metaverse.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Meta Platforms, Mark Zuckerberg sebelumnya Facebook, berbicara tentang metaverse dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara CNBC's Mad Money, Jim Cramer. 

Zuckerberg menjelaskan ia mengharapkan metaverse menjadi besar dan menjadi bagian utama dari bisnis perusahaannya selama dekade berikutnya. 

"Kami berharap, pada dasarnya, mencapai sekitar satu miliar orang di metaverse yang masing-masing melakukan perdagangan ratusan dolar. Orang dapat membeli barang digital, konten digital, atau hal berbeda untuk mengekspresikan diri mereka di metaverse,"kata Zuckerberg, dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (29/6/2022). 

"Pedoman kami dari waktu ke waktu adalah membangun layanan, mencoba melayani sebanyak mungkin orang Anda tahu, dapatkan layanan kami ke satu miliar, dua miliar, tiga miliar orang, dan kemudian kami pada dasarnya menskalakan monetisasi setelah itu," lanjut dia.

Meskipun begitu, Zuckerberg mengungkapkan masih perlu jalan yang panjang untuk bisa membawa banyak orang ke metaverse.

“Saya masih berpikir itu akan memakan waktu cukup lama untuk mencapai skala beberapa ratus juta atau bahkan miliaran orang di metaverse, hanya karena butuh beberapa waktu untuk sampai ke sana,” ungkap Zuckerberg.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Potensi Metaverse

Zuckerberg membayangkan pengalaman di metaverse menjadi lebih mendalam daripada hanya sekadar teks, foto, atau video. Orang bahkan dapat melakukan kontak mata saat bertemu di metaverse. 

CEO Meta itu menambahkan, teknologi metaverse pada dasarnya dapat menambahkan hingga membuatnya memberikan rasa kehadiran yang realistis.

Beberapa perusahaan besar telah memperkirakan ukuran metaverse. McKinsey & Company mengatakan beberapa waktu lalu, metaverse dapat menghasilkan USD 5 triliun atau sekitar Rp 64.100 triliun pada 2030. 

Pada Maret lalu, Citi memperkirakan metaverse dapat menjadi peluang USD 13 triliun dengan lima miliar pengguna pada 2030. Bank investasi global Goldman Sachs dan Morgan Stanley sama-sama melihat metaverse sebagai peluang USD 8 triliun.

3 dari 4 halaman

Hasil Studi: Bekerja Jarak Jauh Melalui Metaverse Masih Belum Optimal

Sebelumnya, banyak perusahaan dan individu bertaruh metaverse, akan memiliki peran penting di masa depan pekerjaan, memungkinkan orang untuk menyelesaikan tugas dari jarak jauh. 

Dilansir dari Bitcoin.com Kamis (23/6/2022), penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Coburg, Universitas Cambridge, Universitas Primorska, dan Microsoft Research, menunjukkan gambaran yang berbeda tentang masalah ini.

Laporan yang berjudul “Quantifying the Effects of Working in VR for One Week” atau yang berarti “Mengukur Efek Bekerja di VR selama Satu Minggu” membandingkan kinerja 16 pekerja berbeda yang mengembangkan tugas mereka di lingkungan normal dan dalam pengaturan metaverse umum selama 40 jam kerja seminggu. 

Hasilnya sebagian besar negatif dan belum optimal yang mengisyaratkan kemungkinan metaverse saat ini masih terlalu terbatas untuk mendukung aplikasi berbasis kerja. 

Menurut penelitian, orang-orang melaporkan hasil negatif dengan menggunakan pengaturan metaverse, mengalami 42 persen lebih banyak frustrasi, 11 persen lebih banyak kecemasan, dan hampir 50 persen lebih banyak ketegangan mata jika dibandingkan dengan pengaturan kerja normal mereka. 

Penelitian itu lebih dalam menjelaskan, subjek juga mengatakan mereka merasa kurang produktif secara keseluruhan. Juga, 11 persen dari peserta tidak dapat menyelesaikan bahkan satu hari percobaan kerja, karena beberapa faktor termasuk migrain yang terkait dengan pengaturan alat Virtual Reality (VR) dan kurangnya kenyamanan saat menggunakannya.

4 dari 4 halaman

Hasil Penelitian Terkait Metaverse

Teknologi Metaverse saat ini terkait dengan teknologi game dan hiburan, tetapi salah satu aplikasi masa depan yang penting dari industri ini diyakini memungkinkan kerja jarak jauh. 

Dalam studi terbaru yang dilakukan oleh Globant, sebuah perusahaan perangkat lunak Argentina, 69 persen dari yang disurvei menyatakan teknologi metaverse akan memainkan peran penting dalam aplikasi itu.

Namun, hasil penelitian menunjukkan teknologi saat ini akan mempersulit pekerjaan Tetapi tidak semuanya negatif, penelitian ini juga menemukan peserta mampu mengatasi keterbatasan teknologi metaverse dan ketidaknyamanan awal saat penelitian berlangsung. 

Tim di belakang penelitian menyerukan penyelidikan lebih dalam terkait dengan efek jangka panjang pekerjaan produktif dalam penyiapan VR pada masa mendatang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.