Sukses

Ini Alasan Republik Afrika Tengah Adopsi Bitcoin Jadi Mata Uang Resmi

Republik Afrika Tengah menjadi negara kedua yang melegalkan Bitcoin sebagai pembayaran setelah El Salvador.

Liputan6.com, Jakarta - Adopsi Bitcoin Republik Afrika Tengah (CAR), cukup mengejutkan dan membingungkan dunia kripto. Hal itu karena masih banyak beberapa negara dengan ekonomi terbesar dunia masih waspada dengan risiko dari aset digital tersebut. 

Peresmian Republik Afrika Tengah menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran juga cukup membingungkan dunia cryptocurrency dan mendorong kehati-hatian dari IMF yang selama ini telah memberikan pengumuman soal risiko dari adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran.

Dengan keputusan ini, Republik Afrika Tengah menjadi negara kedua yang melegalkan Bitcoin sebagai pembayaran setelah El Salvador.

Negara yang kaya mineral ini masuk dalam peringkat sebagai salah satu yang termiskin di dunia. Situasi yang diperumit oleh perang saudara selama hampir satu dekade yang telah menghancurkan sebagian besar negara. Pemerintah telah merekrut kelompok tentara bayaran Wagner Rusia untuk membantu memerangi pemberontak.

Adopsi Bitcoin ini membuat banyak pihak garuk-garuk kepala keheranan, karena secara data perkiraan dari 2020, sembilan dari 10 orang Afrika Tengah tidak memiliki akses ke internet, yang menjadi prasyarat untuk menggunakan Bitcoin. Lantas apa yang mendasari Republik Afrika Tengah untuk melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran?

Keputusan awal adopsi ini diumumkan pada 27 April, disertai dengan sedikit penjelasan yang mengatakan itu akan membuka "peluang baru bagi negara kita”.

"Semakin banyak lagi" kata yang dirujuk oleh Presiden Republik Afrika tengah, Faustin-Archange Touadéra dalam tweetnya Mei lalu adalah pengumuman sebuah proyek bernama Sango, dinamai dari salah satu bahasa resmi negara itu.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rencana Visioner

“Rencana "visioner" ini akan menciptakan "peluang fantastis bagi siapa saja yang percaya pada investasi kripto", menurut siaran pers pemerintah dikutip dari BBC, Senin (6/6/2022). 

Namun, situs web yang siaran persnya mendorong orang untuk mengunjungi untuk mengetahui informasi lebih lanjut tidak jelas untuk banyak orang. Untuk masuk ke daftar tunggu investor, pengunjung didorong untuk mendaftar untuk menerima "kode rahasia".

Kode tersebut menyediakan akses ke presentasi slide mencolok yang menyatakan CAR ingin membangun pusat kripto legal pertama yang diakui oleh parlemen suatu negara, yang menyambut bisnis dan menarik penggemar kripto global. Sango adalah pulau kripto, pulau pertama di metaverse yang didukung di dunia nyata.

Seorang spesialis kripto, Stone Atwine yang menjalankan perusahaan jasa keuangan digital Eversend mengatakan, orang-orang di balik presentasi menggunakan banyak "kata-kata besar" tetapi dokumen itu tidak begitu jelas tentang apa yang ingin mereka lakukan.

3 dari 4 halaman

Banyak yang Skeptis

Bank of Central African States (BEAC) yang berbasis di Kamerun mengawasi mata uang CAR, franc CFA, yang didukung oleh Prancis dan digunakan bersama oleh lima negara lain di kawasan itu. Tidak senang ketika undang-undang itu disahkan. 

Sebuah surat memberatkan yang dikirim pada April dari gubernur bank, Abbas Mahamat Tolli, kepada Menteri Keuangan CAR, Herve Ndoba mengatakan undang-undang Bitcoin mengindikasikan negara tersebut ingin membentuk mata uang yang dapat bersaing dengan atau menggantikan CFA.

Dia mendesak CAR untuk membatalkan undang-undang tersebut, dengan mengatakan hal itu dapat mempengaruhi stabilitas keuangan di wilayah tersebut.

Dana Moneter Internasional (IMF) juga kritis, mengatakan bahwa itu menimbulkan "tantangan utama hukum, transparansi dan kebijakan ekonomi", kantor berita keuangan Bloomberg melaporkan.

4 dari 4 halaman

Microstrategy Tak Bakal Jual Cadangan Bitcoin

Sebelumnya, CEO dari perusahaan perangkat lunak yang terdaftar di Nasdaq, Microstrategy, Michael Saylor, membagikan pandangan Bitcoin-nya dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Finance Live.

Saylor masih bullish pada Bitcoin meskipun aksi jual baru-baru ini. Dia ditanya apakah ada target harga di mana Microstrategy akan mulai melikuidasi beberapa Bitcoin-nya. Seperti diketahui saat ini, perusahaan tersebut memegang 129.218 BTC.

"Tidak, kami berada di dalamnya untuk jangka panjang. Strategi kami adalah membeli bitcoin dan menahan bitcoin, jadi tidak ada target harga. Saya berharap kita akan membeli bitcoin di top lokal selamanya,” jawab Saylor, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis, 2 Juni 2022.

"Saya berharap bitcoin akan mencapai jutaan. Jadi, kami sangat sabar. Kami pikir ini adalah masa depan uang,” lanjut dia. 

CEO Microstrategy itu juga memberikan pendapatnya mengenai fenomena yang terjadi baru-baru ini pada kripto jaringan Terra, Luna coin dan Terra USD (UST). 

“Saya pikir kehancuran LUNA, UST ini, yang akan mempercepat regulasi stablecoin dan token keamanan, yang akan menjadi hal yang baik untuk industri ini,” ujar Saylor. 

“Seiring waktu, saya pikir ketika orang-orang terdidik dan mereka merasa lebih nyaman, saya pikir kami akan pulih dari penurunan ini,” ujar dia.

Saylor telah lama bullish pada bitcoin. Pada Februari  lalu, dia mengatakan ada bukti lebih banyak adopsi institusional. Kemudian pada November tahun lalu, dia mengatakan bitcoin akan muncul sebagai kelas aset senilai USD 100 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.