Sukses

Harga Kripto Hari Ini Sabtu 4 Juni 2022: Bitcoin dan Ethereum Lesu

Mayoritas harga kripto jajaran teratas termasuk bitcoin berada di zona merah pada Sabtu, 4 Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin dan kripto jajaran teratas lainnya tidak bertahan lama di zona hijau. Pada akhir pekan ini, harga bitcoin dan mayoritas kripto jajaran teratas lainnya berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Sabtu pagi, (4/6/2022), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin (BTC) merosot 2,28 persen dalam 24 jam terakhir.

Namun, dalam sepekan terakhir, harga bitcoin menguat 3,44 persen. Saat ini, harga BTC di posisi USD 29.730,72 atau sekitar Rp 429,25 juta (asumsi kurs Rp 14.438 per dolar Amerika Serikat).

Demikian juga ethereum (ETH). Harga ethereum melemah 2,76 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga ETH naik 1,91 persen. Kini, harga ethereum berada di posisi USD 1.775,81 atau sekitar Rp 25,62 juta.

Kripto selanjutnya harga BNB. Harga BNB turun 2,83 persen selama 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga BNB susut 1,25 persen. Saat ini, harga BNB di posisi USD 298,96.

Kemudian cardano (ADA) juga berada di zona merah. Dalam 24 jam terakhir, harga Cardano susut 4,75 persen. Dengan demikian, harga Cardano berada di posisi USD 0,5638. Selama sepekan terakhir, harga Cardano melonjak 22,52 persen.

Demikian juga solana (SOL) lesu pada akhir pekan ini. Harga solana anjlok 6,19 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga solana susut 7,9 persen. Saat ini, harga solana di posisi USD 38,18.

Harga XRP juga berada di zona merah. Harga XRP tergelincir 3,81 persen selama 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga XRP menguat 1,52 persen. Kini harga XRP ditransaksikan di posisi USD 0,3909.

Selain itu, harga dogecoin (DOGE) melemah 2,6 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga dogecoin merosot 1,77 persen. Kini ditransaksikan di posisi USD 0,08055.

Stablecoin Tether (USDT) turun tipis 0,03 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga tether menguat 0,02 persen. Saat ini, harga tether ditransaksikan di posisi USD 0,9991.

Harga USD Coin (USDC) menguat terbatas 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga USDC melemah terbatas 0,01 persen. Kini, harga USDC berada di posisi USD 1,00.

Sementara itu, harga binance USD (BUSD) berada di zona hijau. Harga BUSD naik 0,29 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga BUSD menguat 0,22 persen. Saat ini, harga BUSD ditransaksikan di posisi USD 1,00.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Analis Sebut Bitcoin Bakal Pulih Jika Sentimen di Wall Street Membaik

Sebelumnya, lonjakan yang terjadi pada Kamis malam berhasil membawa Bitcoin melewati harga USD 30.000 atau sekitar Rp 434,4 juta. Lonjakan tersebut bertahan stabil hingga Jumat pagi (3/6/2022). 

Kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini diperdagangkan sekitar USD 30.600, naik lebih dari 2 persen selama 24 jam sebelumnya. Ethereum berpindah tangan tepat di atas USD 1.800, naik sedikit untuk periode yang sama. 

Sebagian besar kripto utama lainnya naik terlambat dengan ADA baru-baru ini naik hampir 6 persen, dan APE naik lebih dari 4 persen. Perdagangan masih berombak karena investor terus menghindar dari aset berisiko. Perilaku tersebut merupakan hasil dari ketakutan inflasi dan resesi yang terus menjamur tahun ini.

Analis Pasar Senior Oanda, Edward Moya mengatakan, Bitcoin akan pulih kembali setelah sentimen bearish di Wall Street membaik, tetapi itu kemungkinan akan memakan waktu beberapa minggu lagi.

Moya juga mencatat selera risiko investor akan bergantung pada "ekspektasi" dari apa yang "akan dilakukan bank sentral AS setelah musim panas”. 

“Bitcoin sedang membentuk basis tetapi sebagian besar pedagang masih meratapi luka mereka. Jika Bitcoin dapat merebut kembali level USD 33.500, itulah yang diperlukan agar pembelian teknis dapat dipicu,” ujar Moya dikutip dari CoinDesk, Jumat, 3 Juni 2022.

3 dari 4 halaman

Laju Pasar Kripto Belum Optimal di Tengah Harga Bergejolak

Sebelumnya, pergerakan harga kripto masih belum sepenuhnya optimal. Meskipun sejak awal pekan lalu, sejumlah aset kripto sempat reli kencang, namun pasar kripto masih belum sanggup untuk 

Kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin (BTC) sempat melewati level psikologisnya di harga USD 30.000, tapi tidak berlanjut bullish dan kembali anjlok di kisaran USD 29.850. Kemudian pada Jumat pagi 3 Juni 2022, Bitcoin dan kripto teratas lainnya kembali menguat.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menjelaskan pergerakan market ini dipengaruhi oleh investor yang sepertinya memanfaatkan momentum reli harga kripto untuk melakukan aksi ambil untung atau taking profit. Investor tidak mau lama menunggu untuk mendapatkan profit, ketika harga BTC naik setelah sembilan minggu alami penurunan.

 

 

4 dari 4 halaman

Antisipasi Ancaman Resesi

"Jika dilihat, ketika sentimen pasar bearish, investor tentu akan buru-buru merealisasikan keuntungannya sebelum laju harga aset kripto kembali berbalik arah. Harga Bitcoin gagal menembus level resistance-nya, sehingga dibutuhkan aksi beli yang kencang demi mendorong harga Bitcoin lebih tinggi lagi," kata Afid dalam keterangan tertulis, Jumat (3/6/2022).

Afid menduga para investor masih mengantisipasi ancaman resesi dan kebijakan moneter The Fed ke depan. Meski begitu ada rasa optimisme pelaku pasar yang dipicu oleh keyakinan harga aset-aset berisiko, termasuk kripto, sudah mencapai titik rendah. Sehingga, pelaku pasar terus mendorong harga aset kripto untuk menembus level resistance-nya.

Tapi, awan mendung masih menyelimuti pasar kripto dengan sentimen negatif dari makroekonomi yang sangat mempengaruhi tindak-tanduk investor institusi di bursa kripto. 

“Tak ketinggalan, mereka juga tampak latah mengikuti aksi jual yang dilakukan pelaku pasar modal. Di mana, nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), Nasdaq dan S&P 500 juga kompak melorot,” pungkas Afid.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.