Sukses

Antisipasi Inggris Jaga Sistem Keuangan Usai Anjloknya Terra

Pemerintah Inggris mengumumkan amandemen aturan yang ada untuk mengelola kegagalan perusahaan stablecoin yang dapat menimbulkan risiko “sistemik”.

Liputan6.com, Jakarta - Inggris ingin memastikan stablecoin tidak berakhir mengancam sistem keuangan yang lebih luas setelah runtuhnya proyek crypto kontroversial Terra.

Pada Selasa, 31 Mei 2022, Inggris mengumumkan amandemen aturan yang ada untuk mengelola kegagalan perusahaan stablecoin yang dapat menimbulkan risiko “sistemik”. Proposal itu terpisah dari rencana yang diumumkan sebelumnya untuk mengatur stablecoin di bawah undang-undang yang mengatur pembayaran elektronik.

"Sejak komitmen awal untuk mengatur jenis stablecoin tertentu, peristiwa di pasar cryptoasset telah lebih jauh menyoroti perlunya regulasi yang tepat untuk membantu mengurangi risiko konsumen, integritas pasar dan stabilitas keuangan,” tulis pemerintah dalam makalah konsultasi yang menetapkan proposalnya.

“Pemerintah menganggap penting untuk memastikan kerangka hukum yang ada dapat diterapkan secara efektif untuk mengelola risiko yang ditimbulkan oleh kemungkinan kegagalan perusahaan (aset penyelesaian digital) sistemik DSA untuk tujuan stabilitas keuangan,”.

Stablecoin adalah cryptocurrency yang nilainya dipatok ke aset tradisional paling sering dolar AS. TerraUSD yang disebut stablecoin “algoritmik” dimaksudkan untuk mengikuti pengaturan ini memakai campuran kode dan dukungan parsial dari bitcoin dan token digital lainnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Anjloknya Terra Timbulkan Kekhawatiran Regulator

Namun, awal bulan ini, token terra termasuk luna anjlok. Kepanikan runtuhnya terra itu telah menghapus ratusan milliar dolar AS dari pasar kripto.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran bagi regulator, yang khawatir tentang risiko yang ditimbulkan oleh stablecoin ke sistem keuangan yang lebih luas. Tether, stablecoin terbesar di dunia mengalami penebusan lebih dari US 10 miliar dalam beberapa minggu setelah keruntuhan Terra, memicu kekhawatiran akan “bank run” 2008 dengan dari pasar keuangan lainnya.

Meski tether mengatakan, tokennya sepenuhnya didukung aset yang disimpan dalam cadangan, kritikus tetap tidak yakin dan menyerukan audit penuh.

Pemerintah sedang mencari cara untuk menerapkan perlindungan tambahan untuk undang-undang yang ada seputar kebangkrutan perusahaan yang operasikan infrastruktur pasar keuangan utama.

Ketentuan semacam itu akan memperhitungkan pengembalian atau transfer kunci pribadi yang melindungi dana pengguna. Bank sentral Inggris akan berfungsi sebagai regulator utama yang menegakkan aturan. Konsultasi mengenai proposal itu sedang berlangsung dan ditutup pada 2 Agustus 2022.

Konsultan kripto e-Toro Glen Goodman menuturkan, proposal itu cukup dramatis.  Pemerintah telah efektif menerima beberapa stablecoin dapat menjadi sama pentingnya secara sistemik seperti bank dan karenanya harus diperlakukan sebagai kasus khusus dan dibantu jika gagal.

3 dari 4 halaman

Analis Skeptis Soal Peluang Jaringan Baru Terra

Sebelumnya, baru dari kripto Luna yang runtuh beberapa pekan lalu kini sudah tersedia dan diperdagangkan di berbagai bursa utama, Namun, koin Luna tersebut memulai debut dengan awal yang buruk.

Setelah mencapai puncak USD 19,53 atau sekitar Rp 284.626 pada Sabtu, token Luna baru turun serendah USD 4,39 hanya beberapa jam kemudian. Menurut data CoinMarketCap, sejak itu menetap dengan harga sekitar USD 5,90.

Kepala internasional di pertukaran kripto Luno, Vijay Ayyar mengatakan, banyak investor yang terbakar oleh bencana tidak mungkin mempercayai Terra untuk kedua kalinya.

"Ada kehilangan kepercayaan besar-besaran dalam proyek tersebut,” ujar Ayyar dikutip dari CNBC, Selasa (31/5/2022). 

Di sisi lain, para analis juga sangat skeptis tentang peluang keberhasilan blockchain Terra yang dihidupkan kembali. Blockchain itu harus bersaing dengan sejumlah jaringan lain yang disebut “Lapisan 1” infrastruktur yang menopang cryptocurrency seperti ethereum, solana, dan cardano.

 

4 dari 4 halaman

Terra 2.0

Pekan lalu, pendukung proyek blockchain Terra memilih untuk menghidupkan kembali luna tetapi tidak dengan stablecoin terra USD (UST), yang jatuh di bawah pasak dolar. Hal itu menyebabkan kepanikan di pasar kripto. Akibat insiden itu, token Luna sebelumnya (Luna Classic) juga kehilangan nilainya karena UST dan Luna saling terkait. 

Sekarang, luna memiliki iterasi baru, yang oleh investor disebut Terra 2.0. Itu sudah diperdagangkan di bursa termasuk Bybit, Kucoin dan Huobi. Binance, pertukaran kripto terbesar di dunia, mengatakan akan mendaftarkan Luna pada Selasa.

Terra mendistribusikan token luna melalui apa yang disebut "airdrop". Sebagian besar akan diberikan kepada mereka yang memegang luna classic dan UST sebelum runtuh, dalam upaya untuk mengkompensasi investor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.