Sukses

Pencipta Terra Do Kwon Umumkan Rencana Atasi Masalah Luna Coin

Rencana tersebut adalah dengan membuat blockchain baru yang merupakan hardfork dari blockchain sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri blockchain Terra, Do Kwon, mengumumkan rencana baru untuk memulihkan ekosistem setelah anjloknya dua token jaringan Terra yaitu Luna dan Terra USD. Rencana tersebut adalah dengan membuat blockchain baru yang merupakan hardfork dari blockchain sebelumnya.

Hard fork adalah perubahan yang tidak kompatibel dengan versi yang lama. Ini bisa terjadi jika ada perubahan yang berlawanan dari protokol yang lama. Dilansir dari Cointelegraph, Selasa (17/5/2022), seperti yang dikatakan oleh Kwon, Senin 16 Mei 2022, Terraform Labs akan mengajukan proposal tata kelola baru pada 18 Mei untuk mem-fork blockchain Terra Luna yang disebut Terra. 

Nantinya, rantai baru tidak akan ditautkan ke stablecoin Terra USD (UST). Sedangkan, blockchain Terra lama akan terus ada dengan UST dan akan disebut Terra Classic (LUNC). Di bawah rencana Kwon, jika disahkan, blockchain LUNA baru akan ditayangkan pada 27 Mei.

Di dalam proposal ini, token LUNA baru akan dikirimkan ke pemegang LUNC, pemegang UST, dan pengembang penting dari blockchain Terra Classic.

Selain itu, dompet Terraform Labs dengan alamat terra1dp0taj85ruc299rkdvzp4z5pfg6z6swaed74e6 akan dihapus dari daftar putih untuk airdrop, sehingga menjadikan Terra rantai milik komunitas sepenuhnya.

Pasokan LUNC yang diusulkan dibatasi pada 1 miliar, dengan 25 persen masuk ke kumpulan komunitas, 5 persen ke pengembang penting, dan 70 persen ke pemegang LUNC dan UST di berbagai snapshot acara pada Mei, tergantung pada kondisi vesting.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dapat Kritikan

Meskipun begitu, ternyata rencana tersebut mendapat kritik dari CEO Binance, Changpeng Zhao. Zhao mengatakan dia tidak berpikir rencana Terra untuk mem-forking blockchain akan berhasil karena tidak akan memberikan nilai apa pun.

"Ini tidak akan berhasil. Forking tidak memberikan nilai apapun pada fork baru. Itu hanya angan-angan,” kata Zhao dikutip dari Theblockcrypto, Selasa (17/5/2022). 

Tweet Zhao muncul setelah Kwon mengusulkan rencana kebangkitan Terra setelah runtuh minggu lalu. Kwon mengajukan forking blockchain Terra menciptakan rantai baru dan mendistribusikan 1 miliar token kepada para pemangku kepentingan.

Namun, menurut Zhao, "mencetak koin (mencetak uang) tidak menciptakan nilai." Itu hanya "mencairkan pemegang koin yang ada”. Zhao juga mempertanyakan di mana cadangan Bitcoin Luna Foundation Guard berada. 

"Bukankah seharusnya BTC itu SEMUA digunakan untuk membeli kembali UST terlebih dahulu?" Zhao bertanya.

Secara keseluruhan, Zhao "sangat kecewa" dengan bagaimana tim Terra menangani runtuhnya stablecoin UST dan token terkaitnya Luna (LUNA). 

Binance Labs diketahui adalah pendukung awal Terraform Labs, yang telah memimpin putaran awal USD 32 juta atau sekitar Rp 468,6 miliar pada 2018. Investor terkenal Terraform lainnya termasuk Coinbase Ventures, Polychain Capital, Pantera Capital, dan Hashed.

3 dari 4 halaman

Cadangan Bitcoin Rp 43,8 Triliun Dijual demi Selamatkan Terra USD

Sebelumnya, investor sangat ingin mengetahui apa yang terjadi pada simpanan Bitcoin senilai USD 3 miliar atau sekitar Rp 43,8 triliun yang dibeli oleh perusahaan kripto Terra untuk mendukung stablecoin yang saat ini telah gagal.

Luna Foundation Guard (LFG), perusahaan yang dibentuk oleh pencipta Terra Do Kwon, mengatakan pada Senin mereka menghabiskan hampir semua Bitcoin dalam cadangannya dalam upaya untuk menyelamatkan Terra USD (UST). 

Yayasan tersebut telah mengumpulkan total lebih dari 80.000 bitcoin, yang bernilai hampir USD 3 miliar minggu lalu, serta token lainnya termasuk BNB, tether, USDC, dan Avalanche. Kwon telah berjanji untuk menggunakan Bitcoin jika terjadi penurunan dramatis dalam nilai UST.

Dalam serangkaian tweet, Luna Foundation Guard mengatakan telah mentransfer 52.189 Bitcoin untuk “berdagang dengan rekanan” karena UST turun di bawah target USD 1,00 yang dimaksudkan. Adapun 33.206 bitcoin dijual oleh Terra secara langsung dalam upaya terakhir untuk mempertahankan pasak, kata yayasan itu.

Pada Senin, Luna Foundation Guard hanya memiliki 313 Bitcoin tersisa dalam cadangannya, senilai sekitar USD 9,3 juta. Perusahaan itu mengatakan akan menggunakan sisa aset kripto senilai USD 85 juta termasuk beberapa BNB dan Avalanche untuk mengkompensasi pengguna yang tersisa dari UST.

“Kami masih berdebat melalui berbagai metode distribusi, pembaruan akan segera menyusul,” kata Luna Foundation Guard, dikutip dari CNBC, Selasa, 17 Mei 2022.

 

4 dari 4 halaman

Apa Itu UST?

UST adalah apa yang dikenal sebagai stablecoin “algoritmik”. Tidak seperti tether dan USDC, yang menyimpan aset fiat sebagai cadangan untuk mendukung token mereka, UST mengandalkan serangkaian kode yang kompleks, ditambah dengan token cadangan yang disebut luna, untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan serta menstabilkan harga.

Ketika UST mulai turun di bawah USD 1,00 minggu lalu, Luna juga mulai menjual, menghasilkan lingkaran setan yang menyebabkan UST terjun ke kurang dari 30 sen sementara luna menjadi tidak berharga. UST sekarang bernilai hanya 9 sen, menurut data CoinGecko.

Seorang ekonom independen, Frances Coppola mengatakan menjadi masalah besar ketika berurusan dengan stablecoin seperti UST.

"Masalah besar ketika Anda berurusan dengan stablecoin yang sebagian dijaminkan seperti UST adalah jaminan keras Anda Bitcoin, dalam hal ini akan jauh lebih berharga bagi investor daripada token tata kelolanya atau Luna,” ujar Coppola.

Bencana yang melanda pasar kripto, memusnahkan lebih dari USD 200 miliar kekayaan dalam satu hari. Bitcoin pada Kamis lalu sempat turun di bawah USD 26.000, level terendah sejak Desember 2020. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.