Sukses

Harga Kripto Hari Ini Senin 2 Mei 2022: Bitcoin dkk Kompak Menguat

Mengawali pekan ini, harga kripto termasuk bitcoin dan ethereum kompak menghijau.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin dan kripto teratas lainnya kompak menguat pada perdagangan Senin, (2/5/2022) setelah alami koreksi pada pekan lalu. Harga solana dan cardano alami penguatan terbesar di antara kripto lainnya.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin, 2 Mei 2022, bitcoin (BTC) sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar naik 1,8 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan, harga bitcoin melemah 2,74 persen. Saat ini, harga bitcoin di posisi USD 38.445,93 atau sekitar Rp 559,65 juta (asumsi kurs Rp 14.518 per dolar AS).

Harga ethereum naik 3,61 persen ke posisi USD 2.830,69 atau setara Rp 41,09 juta dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, harga ethereum merosot 3,25 persen selama sepekan.

Selanjutnya harga Binance Coin (BNB) naik 2,73 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga BNB ditransaksikan di posisi USD 389,72 atau Rp 5,64 juta. Dalam sepekan, harga BNB susut 2,72 persen.

Kemudian Cardano (ADA) juga berada di zona hijau. Harga Cardano bertambah 5,68 persen ke posisi USD 0,7871 dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga Cardano merosot 11,31 persen.Penguatan harga juga diikuti harga solana. Solana melambung 7,36 persen dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, selama sepekan, harga solana merosot 10,05 persen. Saat ini, harga solana ditransaksikan di posisi USD 89,48.

Harga XRP menguat 3,44 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan, harga XRP turun 13,56 persen. Saat ini, harga XRP ditransaksikan di posisi USD 0,6059.

Sementara itu, harga terra (LUNA) naik 5,55 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga terra berada di posisi USD 82,16. Selama sepekan, harga terra ditransaksikan di posisi USD 82,16.

Stablecoin antara lain Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) berada di zona hijau. Harga tether berada di posisi USD 1.  Selama sepekan, harga tether susut 0,01 persen.

Harga USD Coin menguat 0,06 persen ke posisi USD 1,00 dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga USD Coin bertambah 0,03 persen.

Sementara itu, harga TerraUSD (UST) menguat 0,06 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga TerraUSD susut 0,10 persen. Saat ini, harga TerraUSD ditransaksikan di posisi USD 0,997.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Studi: 54 Persen Warga UEA dan Arab Saudi Setuju Kripto Jadi Alat Pembayaran

Sebelumnya, menurut temuan sebuah studi perusahaan pembayaran Checkout.com sekitar 54 persen responden di UEA dan Arab Saudi percaya cryptocurrency harus digunakan sebagai mata uang dan tidak hanya sebagai aset investasi.

Angka persentase ini sembilan poin lebih tinggi dari rata-rata hasil studi secara global yang hanya 45 persen. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat ekonomi terbesar di dunia dan salah satu pasar kripto terbesar secara global hanya 36 persen responden yang mengatakan kripto harus digunakan sebagai mata uang.

Di Jerman, sekitar 31 persen responden setuju kripto harus digunakan sebagai mata uang, sementara 32 persen dari Inggris mengatakan hal yang sama.

Sementara itu, dalam laporan studi tersebut, diberikan beberapa alasan yang menjelaskan mengapa hampir setengah dari penduduk yang disurvei berusia antara 18 dan 35 tahun berkeinginan untuk melakukan pembayaran menggunakan cryptocurrency.

“Konsumen menemukan utilitas dan manfaat dalam membayar dengan cryptocurrency, baik itu Stablecoin atau kripto yang tidak dipatok dengan aset lainnya. Transaksi kripto lebih cepat dan biaya yang lebih rendah, terutama untuk pembelian lintas batas, memberikan manfaat yang signifikan bagi konsumen,” isi laporan studi tersebut, dikutip dari Bitcoin.com, ditulis Minggu (1/5/2022).

Meskipun penelitian tersebut menemukan hampir setengah (48 persen) dari 30.000 responden berencana untuk membayar secara teratur atau sesekali dengan kripto, tetapi masih ada hambatan yang menghentikan mata uang digital untuk menjadi alat pembayaran, bahkan di negara-negara seperti Arab Saudi dan UEA.

3 dari 4 halaman

Hambatan Kripto

Misalnya, penelitian ini menemukan sekitar 25 persen responden di Arab Saudi dan lebih dari 30 persen di UEA mengatakan kripto terlalu rumit untuk menjadi alat pembayaran mainstream.

Negara-negara lain dengan lebih dari 30 persen responden juga percaya kripto terlalu rumit adalah Australia, Prancis, Italia, Spanyol, dan Inggris.

Kendala signifikan lainnya yang menghentikan mata uang digital ini menjadi alat pembayaran yang adalah kripto terlalu berisiko.

Menurut data penelitian, lebih dari 30 persen responden di Arab Saudi dan sekitar 30 persen di UEA setuju kripto terlalu berisiko.

Data lainnya menunjukkan, lebih dari 40 persen responden di Hong Kong dan Singapura juga setuju dengan gagasan bawa cryptocurrency tidak dapat menjadi alat pembayaran karena terlalu berisiko.

Hambatan utama lainnya yang tercantum dalam laporan termasuk kesenjangan pendidikan serta kesenjangan gender.

4 dari 4 halaman

Warren Buffett Tegaskan Bitcoin Tak Hasilkan Apapun

Sebelumnya, bitcoin terus mendapatkan penerimaan dari dunia keuangan dan investasi tradisional dalam beberapa tahun terakhir, tetapi miliarder Warren Buffett tetap pada pendiriannya yang skeptis terhadap bitcoin.

Dia mengatakan pada Rapat Pemegang Saham Tahunan Berkshire Hathaway, Sabtu, 30 April 2022 waktu setempat. Ia menyebutkan bitcoin bukan aset produktif dan tidak menghasilkan sesuatu yang nyata. Meskipun ada pergeseran persepsi publik tentang cryptocurrency, Buffett tetap tidak mau membelinya.

“Apakah naik atau turun di tahun depan, atau lima atau 10 tahun, saya tidak tahu. Tetapi satu hal yang saya cukup yakin adalah bahwa itu tidak menghasilkan apa-apa,” kata Buffett.

"Ada keajaiban di dalamnya dan orang-orang telah menempelkan sihir pada banyak hal," ia menambahkan dilansir dari CNBC, Minggu, 1 Mei 2022.

Bahkan penggemar bitcoin cenderung menganggap cryptocurrency sebagai aset pasif yang dibeli dan dipegang investor dan berharap untuk melihat kenaikan harga dalam jangka panjang. Buffet sendiri berkomentar bahwa tidak ada kekurangan bitcoin, semua orang merupakan pemegang jangka panjang.

Tak hanya itu, untuk investor kripto yang lebih canggih, beberapa koin menawarkan cara bagi mereka untuk menggunakan kripto mereka secara produktif baik melalui pinjaman, atau sebagai jaminan untuk menciptakan manfaat portofolio tambahan. Namun, mereka masih muda, sangat spekulatif dan belum masuk ke arus utama seperti bitcoin.

Buffett menjelaskan mengapa dia tidak melihat nilai dalam bitcoin, membandingkannya dengan hal-hal yang menghasilkan jenis nilai lainnya.

"Jika Anda mengatakan untuk bunga 1 persen di semua lahan pertanian di Amerika Serikat, bayar grup kami USD 25 miliar, saya akan menulis cek kepada Anda sore ini, untuk USD 25 miliar, saya sekarang memiliki 1 persen lahan pertanian. Jika Anda menawari saya 1 persen dari semua rumah apartemen di negara ini dan Anda menginginkan USD 25 miliar lagi, saya akan menulis cek kepada Anda, ini sangat sederhana," kata Buffett.

"Sekarang jika Anda memberi tahu saya bahwa Anda memiliki semua bitcoin di dunia dan Anda menawarkannya kepada saya seharga USD 25, saya tidak akan menerimanya karena apa yang akan saya lakukan dengannya? Saya harus menjualnya kembali kepada Anda dengan satu atau lain cara. Itu tidak akan melakukan apa pun. Apartemen akan menghasilkan sewa dan pertanian akan menghasilkan makanan," ia menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.