Sukses

Venus Coin, Token Kripto Milik Protokol Stablecoin Sintetis Venus

Venus Coin (XVS) adalah token utilitas protokol Stablecoin Venus.

Liputan6.com, Jakarta - Venus (XVS) adalah platform pinjaman DeFi yang berfungsi sebagai pasar uang algoritmik dan protokol stablecoin sintetis yang diluncurkan secara eksklusif di Binance Smart Chain (BSC).

Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (21/4/2022), mekanisme ini memungkinkan pengguna untuk meminjam dan meminjamkan secara instan tanpa perantara. Dalam sistem ini, peminjam dapat meminjam pinjaman berbasis kripto dengan biaya lebih rendah, dan pemberi pinjaman diberi insentif untuk menyediakan layanan pinjaman.

Venus dibangun dan dihosting di Binance Smart Chain, yang berarti tokennya, XVS atau Venus Coin, adalah token BEP-20. 

Sistem Venus juga memungkinkan pencetakan Stablecoin yang disebut VAI. VAI adalah stablecoin BEP-20 dan dipatok dengan nilai dolar AS. Sistem Venus memungkinkan pengguna untuk mencetak VAI dengan beragam cryptocurrency yang didukung sebagai jaminan, termasuk Binance Coin (BNB), USDT, USDC, Swipe (XSP), BUSD, dan Venus Coin (XVS). Semua token yang didukung di Venus adalah token standar BEP-20.

Token XVS digunakan dalam tata kelola jaringan di mana pemegang XVS dapat mengusulkan perubahan pada jaringan dan memberikan suara pada proposisi mengenai penambahan jaminan baru, protokol, peningkatan, dan elemen penting lainnya.

Bagaimana Venus Bekerja?

Pengguna dapat mengakses protokol pinjaman Venus untuk meminjam dan meminjamkan dana berbasis cryptocurrency. Jaringan ini mudah digunakan, sehingga dirancang untuk menghitung jumlah pinjaman yang diambil pengguna berdasarkan agunan yang disetorkan. 

Pengguna dapat meminjam dana kripto dengan menyetorkan beberapa mata uang kripto yang didukung pada protokol Venus dengan biaya transparan dan rendah dalam pasar otomatis tanpa perantara.

Siapa Pendiri Venus?

Protokol Venus didirikan dan dikembangkan oleh tim pengembang proyek Swipe, yang dipimpin oleh Joselito Lizarondo. Swipe adalah penerbit global kartu debit cryptocurrency, sementara tim yang sama merancang protokol peminjaman Venus untuk memenuhi kebutuhan akan protokol DeFi.

Venus (XVS) diluncurkan pada 2020 dan merupakan proyek yang relatif baru di sektor DeFi dengan tiga kasus penggunaan inti. Venus dibuat dengan ide untuk memungkinkan pencetakan stablecoin VAI, pinjaman yang dijaminkan, dan memberi insentif kepada pemasok aset jaminan yang didukung oleh protokol. 

Tidak ada koin XVS yang ditambang sebelumnya untuk pengembang atau tim Venus, sehingga pemegang memiliki kendali penuh atas jaringan dan tokennya.

Harga Venus Coin (XVS)

Berdasarkan data Coinmarketcap, Kamis (21/4/2022), harga XVS adalah Rp 156.093 dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp 321.883.036.660.

XVS turun 0,21 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 331 dengan kapitalisasi pasar Rp 1.899.732.931.314. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 12.170.524 XVS dari maksimal suplai 29.960.733 XVS.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal WOZX Coin Token Kripto Milik Salah Satu Pendiri Apple

Sebelumnya, Efforce (WOZX) adalah token cryptocurrency asli dari platform efisiensi energi Efforce. Diluncurkan pada Desember 2020, proyek dan token ini adalah gagasan Steve Wozniak, salah satu pendiri Apple.

Dilansir dari Coinmarketcap Rabu, 6 April 2022, tujuan utama dari Efforce adalah untuk mendemokratisasikan industri efisiensi energi, yang hingga hari ini masih menghadapi masalah keuangan dan jangkauan global.

WOZX Coin berfungsi sebagai media di mana penghematan energi yang dibuat pada platform Efforce diberi token untuk digunakan oleh setiap pengguna.

Pendiri Efforce

Sesuai dengan namanya, (WOZX) didirikan dan dikembangkan oleh Steve Wozniak, sang maestro IT yang dikenal di seluruh dunia karena ikut mendirikan Apple bersama Steve Jobs. 

Wozniak telah menyatakan pada saat itu, salah satu tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi energi dalam teknologi yang sedang berkembang, dengan Apple akan fokus pada mesin yang lebih kecil dan lebih efisien.

Efforce melanjutkan etos itu, dengan siaran pers resmi saat peluncuran yang menggambarkan produk tersebut sebagai “platform terdesentralisasi pertama yang memungkinkan setiap orang untuk berpartisipasi dan mendapatkan keuntungan finansial dari proyek efisiensi energi di seluruh dunia, dan menciptakan perubahan lingkungan yang berarti.”

Adapun pendiri perusahaan lainnya Jacopo Vanetti dan Andrea Castiglione yang memiliki pengalaman lebih dari satu dekade di industri efisiensi energi.

3 dari 4 halaman

Token

4 dari 4 halaman

Gerak Harga Bitcoin

Sebelumnya bitcoin (BTC) kembali melanjutkan pemulihannya dari level terendah sejak lima minggu di sekitar USD 38.700 atau setara Rp 555,9 juta pada Senin lalu. 

Pada saat penulisan, cryptocurrency terbesar, Bitcoin berpindah tangan di kisaran harga USD 41.300 atau setara Rp 593,2 juta, masih jauh dari level tertinggi sekitar USD 48.000 beberapa minggu yang lalu.

Dilansir dari CoinDesk, Rabu, 20 April 2022, analis di pialang aset digital GlobalBlock yang berbasis di Inggris, Marcus Sotiriou mengatakan dalam sebuah buletin saat ini lanskap ekonomi makro terlihat cukup positif. 

Sotiriou mengatakan, ekonomi akan memiliki soft landing meskipun banyak analis memperkirakan terjadi resesi.  Sotiriou  masih bullish pada Bitcoin dan saham meskipun Federal Reserve mungkin mendongkrak suku bunga sebesar 0,5 poin persentase bulan depan, dua kali lipat kenaikan 0,25 poin persentase yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Pekan lalu, dana kripto mengalami arus keluar selama minggu kedua berturut-turut, dengan sekitar USD 97 juta dana keluar. Hal itu mungkin terjadi karena Bitcoin menjadi semakin sensitif terhadap suku bunga.

Menurut analisis dari Glassnode, sejumlah besar pasokan Bitcoin telah terakumulasi antara kisaran harga USD 38.000 dan USD 45.000. Itu menunjukkan trader yang tidak peka terhadap harga, memegang sebagian besar pasokan Bitcoin di atas tingkat harga USD 40.000.

Sebuah perusahaan analisis blockchain, Coin Metrics mencatat Bitcoin mendekati titik tengah antara pembagian hadiah ketiga dan keempat dari blockchain asli. (Itu terjadi setiap 210.000 blok data, atau kira-kira setiap empat tahun; yang berikutnya diperkirakan terjadi pada 4 Mei 2024.)

Di pasar tradisional, saham AS naik karena analis mencatat investor menjadi terlalu bearish, imbal hasil Treasury AS 10-tahun naik menjadi 2,94 persen, tertinggi sejak 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.