Sukses

Harga Kripto Hari Ini 14 April 2022: Bitcoin dkk Kembali ke Zona Merah

Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas kompak melemah hari ini Jumat (15/4/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terlihat mulai kembali ke zona merah Jumat (15/4/2022) pagi. Mayoritas kripto jajaran teratas yang sempat menguat kemarin kini perlahan kembali melemah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 3,21 persen dalam 24 jam terakhir dan 8,32 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 39.910,31 per koin atau setara Rp 574 juta (asumsi kurs Rp 14.383 per dolar AS). 

Ehtereum (ETH) juga turut melemah hari ini. Selama 24 jam terakhir, ETH merosot 2,90 persen dan 6,68 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 3.015,22 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juta ikut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB anjlok 1,52 persen dan 4,85 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 415,05 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) mengikuti jejak kripto di deretan atasnya yang juga melemah. Dalam satu hari terakhir ADA turun 3,67 persen dan 14,01 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,9327 per koin.

Adapun Solana (SOL) juga harus kembali ke zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL turun 4,56 persen dan 15,44 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 100,06 per koin.

XRP juga bernasib sama dengan mayoritas kripto lainnya. Dalam satu hari terakhir, XRP ambles 0,79 persen dan 8,27 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,7176 per koin. 

Terra (LUNA) hari ini juga harus anjlok setelah kemarin sempat menguat. Terra melemah 6,92 persen dalam 24 jam terakhir dan 20,16 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 81.20 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini juga sama-sama melemah yaitu USDT sebesar 0,02 persen sedangkan USDC 0,03 persen. Dengan begitu, USDT diharga USD 1,00 per koin dan USDC berada di level USD 0,9999 per koin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pasar Kripto Kembali Naik atau Hanya Jebakan?

Sebelumnya, pergerakan pasar kripto pada pekan kedua April ini, perlahan tapi pasti nyaman mendarat di zona merah. Situasi ini membuat pelaku pasar kripto  banyak yang mengambil sikap wait and see untuk terus memantau pergerakan ke depan.

Meskipun begitu berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis (14/4/2022) 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap berhasil kembali ke zona hijau. Bahkan Bitcoin, setelah sempat turun di bawah USD 40.000, kini berhasil kembali naik di kisaran USD 41.000 atau sekitar Rp 588,8 juta.

Namun, belum diketahui pasti sampai kapan kenaikan akan berlangsung atau bisa saja kenaikan ini menjadi Bull Trap bagi para investor.

Di sisi lain berkah ada pada bintang utama, Shiba Inu (SHIB) yang sempat meroket 35 persen dalam sehari terakhir. Nilai SHIB meroket berkat dampak dari listing di platform investasi AS, Robinhood.

"Selain itu sentimen SHIB juga datang dari Unification Foundation, perusahaan solusi blockchain yang mengumumkan akan melakukan testnet Shibarium, yakni jaringan blockchain layer-2 Shiba Inu," kata Trader Tokocrypto, Afid Sugiono dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 April 2022.

Afid menjelaskan overall market masih kuat untuk bearish pada minggu ini. Pergerakan market kripto mungkin akan sedikit alami pullback untuk melanjutkan penurunan.

"Secara umum, pasar kripto hari ini masih tertekan berkat aksi jual besar-besaran setelah pelaku pasar. Kuat dugaan, aksi jual ini dilakukan karena pelaku pasar mengantisipasi data inflasi AS pada Maret lalu dan arah kebijakan moneter The Fed yang lebih ketat," ujar dia.

Namun di sisi baiknya, banyak investor kawakan mungkin akan melakukan akumulasi aset kripto, karena harganya sedang murah atau melakukan strategi buy the dip, sehingga tekanan aksi beli tersebut lebih kuat dibanding aksi jualnya. Hal tersebut bisa jadi sedikit banyak akan mempengaruhi penguatan pasar kripto sepekan ke depan.

 

 

3 dari 4 halaman

Analis Sebut Momentum Tren Kenaikan Bitcoin Tak Bertahan Lama

Sebelumnya, pasar kripto sempat anjlok beberapa hari terakhir, bahkan harga Bitcoin sempat terjun bebas di bawah USD 40.000 atau sekitar Rp 574,9 juta terendah sejak pertengahan Maret 2022. 

Namun, pada Kamis, 14 April 2022 berdasarkan data dari Coinmarketcap, Bitcoin rebound dan harganya kembali naik di kisaran USD 41.000. Apakah momen kenaikan ini akan bertahan lama untuk pasar kripto? 

Menurut Chief Executive Officer sekaligus analis Litedex Protocol, Andrew Suhalim mengatakan momentum bullish Bitcoin tak bertahan lama setelah harganya kembali ke level USD 40.000.

"Hal ini disebabkan oleh beberapa sentimen negatif, seperti kebijakan bank sentral Amerika atau The Fed yang akan agresif menjual aset dan menaikan lagi suku bunga acuannya, demi mengatasi inflasi AS yg tidak terkendali, sehingga membuat nilai dollar menguat, sebaliknya Bitcoin tersungkur,” ujar Andrew kepada Liputan6.com, Kamis, 14 April 2022.

"Kondisi ini diperparah oleh aksi TP atau take profit para investor Bitcoin,” lanjut dia.

Sedangkan secara teknikal, menurut Andrew tingkat kekhawatiran investor terhadap Bitcoin memang meningkat, hal ini terlihat dari indeks kripto fear and greed pada 13 april 2022, berada di level 0-25 atau Extreme fear.

"Dari data on chain, menunjukan indikator arus keluar melonjak, yang mengukur jumlah total Bitcoin yang dijual dari wallet penambang. Tren ini menunjukan sinyal bearish pasar kripto dalam waktu dekat. Artinya, penambang Bitcoin punya peran besar dalam dumping price Bitcoin," ujar Andrew.

Adapun Andrew mengatakan untuk menjaga momentum bullish, Bitcoin harus bisa kembali ke level USD 43.000

“Sentimen positif yang harusnya bisa mendongkrak harga Bitcoin adalah event Bitcoin Conference yang berlangsung di Miami AS bulan ini, namun ternyata tak cukup kuat memberikan dampak signifikan terhadap Bitcoin,” pungkas dia.

 

4 dari 4 halaman

Harga Bitcoin Turun, Terendah dalam 3 Minggu Terakhir

Sebelumnya, Bitcoin (BTC), cryptocurrency terbesar berdasarkan nilai pasar, bertahan dari penurunan lebih dalam karena harga minyak melonjak kembali di atas USD 100 atau sekitar Rp 1,4 juta per barel, menyalakan kembali kekhawatiran inflasi di kalangan investor tradisional.

Tindakan perdagangan AS. pada Selasa dimulai dengan laporan Indeks Harga Konsumen AS bulanan yang menunjukkan inflasi meningkat menjadi 8,5 persen pada Maret, tertinggi baru empat dekade. 

Data tersebut meredakan kekhawatiran analis harga mungkin berputar di luar kendali, dan saham naik. Beberapa ekonom mengatakan inflasi mungkin mendekati puncaknya. Kemudian di sesi tersebut, kenaikan harga minyak tampaknya mengurangi optimisme dan saham akan turun lebih rendah.

Di sisi lain ada kekuatan mengejutkan untuk kripto khususnya Bitcoin yang telah turun selama dua hari berturut-turut di bawah USD 40.000 atau sekitar Rp 575 juta di awal minggu untuk pertama kalinya sejak pertengahan Maret. 

Meskipun begitu, penurunan Bitcoin bisa bertahan di kisaran USD 39.000 tanpa menunjukkan penurunan lebih dalam. Bahkan pada saat penulisan Bitcoin kembali berada di USD 40.000. 

Bitcoin dilihat oleh beberapa investor sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi akhir-akhir ini pergerakan harga untuk cryptocurrency semakin berkorelasi dengan saham AS.

Analis senior untuk broker valuta asing Oanda, Edward Moya mengatakan investor institusional membeli Bitcoin pada 2021 di rentang harga USD 30.000 sampai USD 40.000. 

“Hal itu menunjukkan mereka mungkin ingin membeli saat penurunan sekarang ini jika mereka masih percaya pada prospek jangka panjang,” kata Moya dikutip dari CoinDesk, Rabu, 13 April 2022. 

Jika pembelian terjadi kemungkinan dapat mendorong kenaikan harga untuk Bitcoin dan kripto lainnya.

Analis pasar CoinDesk Damanick Dantes, mencatat dalam laporan baru-baru ini pasar Bitcoin secara mengejutkan terlihat tenang saat ini, mengingat penurunan harga di awal minggu yang cukup dalam. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.