Sukses

Harga Kripto Hari Ini 7 Februari 2022: Bitcoin dan Ethereum Masih Hijau

Harga Bitcoin dan beberapa jajaran kripto teratas lainnya cukup beragam mengawali pekan kedua Februari 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan kedua Februari 2022, harga Bitcoin, Ethereum dan beberapa kripto teratas terlihat menguat pada Senin pagi (7/2/2022). Meskipun begitu beberapa kripto masih merosot, tetapi tidak terlalu besar.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat sebesar 0,08 persen dalam 24 jam terakhir dan sebesar 10,54 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga BTC berada di level USD 41.682,52 per koin atau setara Rp 600,2 juta (asumsi kurs Rp 14.400 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) sebagai kripto terbesar kedua juga ikut menguat dalam 24 jam terakhir. ETH menguat sebesar 1,11 persen dalam satu hari terakhir dan 17,30 dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.997,44 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) yang pagi ini terlihat kembali melemah setelah beberapa hari terakhir sempat menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah sebesar 1,40 persen. Namun, dalam sepekan BNB menguat sebesar 10,18 persen. Hal itu membuat BNB berada di level USD 412,17 per koin. 

Adapun, Cardano (ADA) masih melemah pada Kamis pagi. ADA melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 0,02 persen. Namun, dalam sepekan masih menguat sebesar 9,17 persen. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,13 per koin.

Sedangkan, Solana (SOL) dalam satu hari terakhir SOL mengalami peradangan cukup besar yaitu 1,72 persen. Namun, dalam sepekan masih menguat cukup besar yaitu 22,15 persen. Saat ini harga SOL berada di level USD 112,85 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), menunjukkan penguatan yang tidak terlalu besar dalam 24 jam terakhir. USDT saat ini berada di level USD 1,00, tetapi USDC sedikit alami penurunan harga yaitu menjadi USD 0,9999.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Bitcoin Sentuh Posisi Tertinggi dalam 2 Minggu, Ini Pendorongnya

Sebelumnya, harga bitcoin melonjak ke level tertinggi dalam dua minggu pada Jumat, 4 Februari 2022. Hal ini seiring trader percaya pasar kripto telah stabil setelah koreksi yang terjadi.

Selain itu, analis juga menilai kemungkinan tekanan terhadap bitcoin cenderung singkat. Harga bitcoin naik 8,9 persen selama 24 jam terakhir menjadi sekitar USD 40.219 atau sekitar Rp 578,55 juta (asumsi kurs Rp 14.385 per dolar AS).

Harga bitcoin melampaui ambang psikologis utama USD 40.000 atau sekitar Rp 575,49 juta untuk pertama kali sejak 22 Januari 2022. Cryptocurreny terbesar tetap berada di posisi tertinggi sepanjang masa sekitar USD 69.000 atau sekitar Rp 992,56 juta yang dicapai pada Desember 2021.

"Beberapa tekanan tidak berhasil lagi karena risiko telah dihilangkan,” ujar Trader Senior Crypto Finance AG, Daniek Kukan dilansir dari CoinDesk, Minggu, 6 Februari 2022.

Kukan menuturkan, level resistance untuk harga bitcoin di sekitaran USD 42.000-USD 43.000. Namun, dia melihat level support harga bitcoin di kisaran USD 28.000-USD 33.000.

Secara intraday, harga bitcoin telah menembus level resistance di kisaran harga selama sepekan setelah sentuh level support USD 35.000-USD 37.000.

3 dari 3 halaman

Laporan Tenaga Kerja AS

Sementara itu, harga bitcoin turun sebentar setelah Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan pertumbuhan tenaga kerja yang kuat secara tak terduga pada Januari. Hal ini bersama dengan revisi kenaikan besar-besaran pada angka yang sebelumnya dilaporkan pada 2021.

Secara teoritis, laporan semacam itu akan negatif untuk bitcoin karena the Federal Reserve mungkin perlu bergerak lebih agresif menaikkan suku bunga untuk menjaga pasar tenaga kerja agar tidak terlalu panas. Secara umum, harga bitcoin telah merespons negatif terhadap kebijakan moneter yang lebih ketat.

"Reaksi spontan awal bitcoin terhadap laporan gaji non sektor pertanian yang sangat kuat adalah pelemahan," ujar Analis Oanda, Edward Moya.

Namun, ia mencatat bitcoin telah stabil meski tekanan inflasi meningkat yang terus mendorong imbal hasil obligasi global lebih tinggi.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menembus di atas kisaran 1,92 persen dalam dua minggu.

Analis Quantum Economics, Jason Deane menuturkan, pergerakan bitcoin baru-baru ini tampaknya bertepatan dengan laporan pekerjaan AS terbaru. “Dan mungkin ini hanya bertindak sebagai katalis untuk pergerakan pasar yang terlambat,” tutur dia.

Di sisi lain, pasar mungkin mendapatkan dosis ekstra dari perusahaan penambangan bitcoin di Amerika Utara, Marathon Digital Holdings mengatakan kalau telah meningkatkan kepemilikan kripto menjadi sekitar 8.595 bitcoin atau senilai USD 338 juta.

Direktur CEC Capital, Laurent Kssis menggambarkan hal itu sebagai peningkatan yang sangat besar. "Saya pikir ini mungkin terkait dengan push up kecil,” kata Kssis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.