Sukses

Ada Cabang Bank di Metaverse Berpotensi Gantikan Pegawai

Kemajuan digital yang pesat sedikit memberikan dampak pada pegawai manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor perbankan saat ini mulai bertransformasi menjadi bank digital dengan berbagai fitur unggulan yang sangat memudahkan bagi para nasabahnya. 

Perkembangan digitalisasi ini sudah cukup menggantikan beberapa pegawai manusia dengan peralatan yang dibekali kecerdasan buatan. Tidak berhenti sampai disitu, saat ini muncul teknologi Metaverse yang belakangan ini banyak diperbincangkan. 

Dengan teknologi Metaverse ini memungkinkan bank untuk membuat atau membuka cabangnya di dunia Metaverse. Apalagi, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan membuka cabang di dunia nyata. 

Pakar Transformasi Digital Bayu Prawira Hie menuturkan, biaya yang dibutuhkan untuk bank berinvestasi di dunia Metaverse hanya kurang dari Rp 500 juta. 

Lalu, dengan cabang bank di Metaverse apakah berpotensi gantikan pegawai manusia? 

Technology Director Shinta VR Andrew Steven Puika menjelaskan bahwa saat ini dalam transaksi perbankan masih dibutuhkan komunikasi dan emosional antara pegawai dan nasabah. 

"Karena ada beberapa unsur-unsur yang hanya ada pada diri manusia,” kata Andrew dalam webinar "Banking in Metaverse: a Hype or Real?", Rabu (26/1/2022).

Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada kecerdasan buatan yang dapat digunakan pada cabang bank di Metaverse nantinya. 

"Misalnya bagian resepsionis mungkin digantikan oleh NPC yang diprogram untuk menerima tamu. Namun, bisa juga seseorang yang di dunia nyata yang menggunakan peralatan Metaverse nantinya bekerja sebagai resepsionis pada bank di metaverse," ujar Andrew. 

Selain itu, Pakar Transformasi Digital Bayu Prawira Hie menjelaskan perkembangan digital memiliki fakta keras karena pasti ada beberapa pekerjaan yang tergantikan.

"Coba kita lihat yang bekerja sebagai penjaga pintu tol kemana? karena sekarang sudah digantikan oleh mesin digital. Maka sekarang tinggal kepada kitanya saja mau masuk ke digital atau tidak,” ujar Bayu. 

“Memang kita tidak harus menguasai semuanya, tapi mau tidak mau kita enggak boleh ketinggalan,” ia menambahkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Metaverse Bakal Masuk Dunia Perbankan

Sebelumnya, Metaverse saat ini turut menjadi topik pembicaraan hangat setelah perusahaan setelah CEO Facebook, Mark Zuckerberg melakukan rebranding perusahaan Facebook menjadi Meta Platforms, Inc. 

Saat ini, beberapa perusahaan besar seperti Google hingga Microsoft juga turut mengumumkan mereka mulai menggarap untuk mengembang teknologi Metaverse.

Tidak sampai di situ, sektor perbankan juga memiliki peluang besar menggunakan teknologi Metaverse. Hal tersebut bukan sekadar hype semata, melainkan kenyataan yang sangat bisa terjadi. 

Co-Founder yang juga pemimpin redaksi digitalbank.id, Safaruddin Husada mengatakan, metaverse akan menjadi teknologi yang paling menarik bagi perbankan di masa depan. Pengalaman imersif yang ditawarkan metaverse bisa menjadi layanan substitusi yang solutif dan sesuai dengan perkembangan zaman.

“Bank of America saat ini sudah mulai mengembangkan metaverse bank. Tak berlebihan kalau kita mengatakan teknologi metaverse adalah masa depan perbankan, termasuk perbankan di Indonesia,” katanya dalam webinar "Banking in Metaverse: a Hype or Real?", Rabu, 26 Januari 2022.

Contoh nyata di mana metaverse dapat memengaruhi perbankan adalah dari segi interaksi pelanggan, terutama di masa pandemi seperti saat ini.

Safaruddin menuturkan, metaverse adalah ekstensi dari sosial media. Jadi saat ini kita berada di era sosial media yang di mana bisa berinteraksi secara online. Meskipun begitu, melalui sosial media ada keterbatasan, misalnya interaksi hanya dilakukan melalui tombol-tombol yang terdapat di sosial media.

Sedangkan dalam metaverse, kita bisa berinteraksi lebih aktif dengan orang lain dari berbagai tempat secara langsung bertatap muka dengan avatar yang ada di metaverse. 

Banyak bank telah menawarkan layanan video tatap muka dengan nasabah dan menggunakan mesin teller interaktif menggunakan konektivitas video dan fungsionalitas yang lebih kuat daripada ATM. 

Namun ke depan, perbankan bisa melakukan pelayanannya melalui dunia metaverse. 

"Jika Digital banking memungkinkan para nasabahnya melakukan aktivitas perbankan melalui digital, namun dengan metaverse nasabah bisa menerima layanan perbankan secara langsung di dunia metaverse tanpa harus kemana-mana dan merasakan interaksi yang lebih aktif," kata dia.

Ia mengatakan, oleh karena itu teknologi ini masih dalam pengembangan, kemungkinan nasabah prioritas bank nantinya bisa mendapatkan layanan di metaverse lebih awal.

 

3 dari 3 halaman

Investasi Bank Metaverse

Selain itu, Pakar Transformasi Digital Bayu Prawira Hie mengatakan, untuk investasi bank metaverse memerlukan biaya yang lebih sedikit dibandingkan membuka cabang bank baru. 

"Kurang dari 500 juta, kita bisa membuat cabang bank di dunia metaverse,” ujarnya.

Adapun bank metaverse ini memiliki beberapa peluang bank seperti mencoba menjangkau nasabah baru yang tidak dapat pergi ke cabang dan masih menawarkan pengalaman yang imersif. 

Survei terkait kebiasaan nasabah perbankan ketika masa pandemi yang dipublikasikan MarkPlus, Inc. (2020) menyebutkan intensitas komunikasi antara bank dan nasabah cenderung mengalami penurunan di masa pandemi virus corona (Covid-19).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.