Sukses

Pengamat Sebut Harga Bitcoin Berpotensi Melemah

CEO BitBull Capital, Joe DiPasquale mengatakan, terlihat pada akhir pekan Bitcoin berada di zona berombak tanpa tren yang jelas.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin menghabiskan sebagian besar akhir pekan dengan harga melayang lebih dari USD 43.000. Level itu sedikit lebih baik dibandingkan awal minggu 2022, tetapi harga bitcoin itu jauh dari level tertingginya pada dua bulan lalu.

Perdagangan ringan terjadi karena investor mencari tanda-tanda penurunan Bitcoin telah mencapai titik akhir dan percaya cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar itu siap memasuki siklus bull baru. Adapun Ether dan sebagian besar Altcoin lainnya mengikuti pola lamban yang serupa.

CEO BitBull Capital, Joe DiPasquale mengatakan, terlihat pada akhir pekan Bitcoin berada di zona berombak tanpa tren yang jelas. 

"Volume juga kurang dan kegagalan Bitcoin untuk melewati USD 45.000 adalah tanda kelemahan yang melekat padanya. Ketika Bitcoin mengalami penurunan tajam, investor dan pedagang mencari pembelian agresif untuk mengkonfirmasi dasar dan pembalikan, namun kami belum melihat banyak dari itu sejak Bitcoin turun di bawah USD 40.000 secara singkat,” kata DiPasquale, seperti dikutip dari Coindesk, Senin (17/1/2022).

Perjuangan pasar kripto datang ketika varian Omicron dari virus COVID-19 mengamuk dan banyak bisnis berjuang dengan masalah rantai pasokan dan meningkatnya biaya bahan baku. Pada Rabu lalu, bank sentral AS juga melaporkan bahwa inflasi telah mencapai 7 persen, tertinggi selama 40 tahun.

DiPasquale tidak melihat harga Bitcoin meningkat secara dramatis di hari-hari mendatang, meskipun ia mencatat opsi berikutnya yang berakhir pada 28 Januari dapat berfungsi sebagai "kemungkinan pemicu" untuk mengirim Bitcoin menuju USD 50.000.

Pembeli Bitcoin dilakukan untuk membalikkan tren turun selama dua bulan. Cryptocurrency turun sekitar 30 persen dari tertinggi sepanjang masa di dekat USD 69.000 pada November, dan sekarang indikator teknis menunjukkan aksi jual mulai stabil.

BTC naik sekitar 3 persen selama seminggu terakhir, meskipun penurunan volume perdagangan baru-baru ini menunjukkan perubahan harga yang besar dapat terjadi. Dukungan terlihat di sekitar level harga USD 40.000, yang dapat membatasi kemunduran dalam jangka pendek. Namun, sisi atas dapat dibatasi menuju zona resistensi USD 45.000 hingga USD 47.000 selama akhir pekan.

Relative strength index (RSI) atau indeks kekuatan relatif pada grafik harian naik dari level oversold, mirip dengan apa yang terjadi pada akhir September, yang mendahului reli harga. Namun kali ini, momentum kenaikan mulai berkurang pada grafik mingguan dan bulanan, yang menurunkan peluang pembelian signifikan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Aset Kripto 17 Januari 2022

Sebelumnya, harga Bitcoin, Ethereum dan jajaran aset kripto teratas mengawali awal pekan cukup baik karena mayoritas kripto meroket cukup tinggi pada Senin pagi. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, 17 Januari 2022, Bitcoin (BTC) mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 0,12 persen dalam satu hari terakhir. Namun dalam sepekan terakhir BTC menguat sebesar 1,93 persen. Saat ini, harga BTC berada di level USD 43.185,17 per koin atau setara Rp 618,1 juta (asumsi kurs Rp 14.314 per dolar AS). 

Sebagai aset kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasarnya, Ethereum (ETH) menguat sebesar 0,45 persen dalam satu hari terakhir dan 5,00 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ETH berada di level USD 3.349,19 per koin. 

Penguatan juga dialami oleh Binance coin (BNB) yang ikut meroket sebesar 0,99 persen dalam 24 jam terakhir dan 13,15 persen dalam sepekan. Hal itu membuat BNB berada di level USD 499,54 per koin. BNB menjadi salah satu aset kripto yang memiliki performa apik sejauh ini.

Selanjutnya untuk Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), masing-masing masih stabil di harga USD 1,00 dan tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. 

Sedangkan Solana (SOL), masih harus meradang dalam satu hari terakhir sebesar 0,32 persen. Namun, dalam sepekan, SOL menunjukkan grafik hijau sebesar 4,30 persen. Saat ini harga SOL berada di level USD 147,79 per koinnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.