Sukses

Qatar Ikut Piala Dunia 2022 Bukan untuk Menang, Lantas?

Qatar mencatatkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 yang kalah 3 kali berturut-turut

Liputan6.com, Doha - Qatar sudah memersiapkan Piala Dunia 2022 dengan spektakuler, membangun stadion-stadion berlapis emas hingga gedung pencakar langit yang dipoles sedemikian rupa. 

Para penggemar berkumpul di layar-layar besar yang disediakan di sepanjang laut Doha atau di Pearl Marina. Jalanan pun ditutupi bendera nasional dari 32 tim yang berlaga di Piala Dunia Qatar 2022 serta pertunjukan musik di zona penggemar. 

Namun, satu hal yang kurang dari Qatar dan penggemarnya adalah kemenangan. 

Qatar menjadi negara tuan rumah pertama dalam sejarah Piala Dunia yang kalah dalam pertandingan pembuka dan sebagai tuan rumah kedua yang tersingkir dari babak penyisihan grup.

12 tahun lalu, Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama yang tersingkir di babak penyisihan grup walaupun masih memiliki kesempatan untuk maju dalam pertandingan grup ketiga dan terakhir. Tidak dengan Qatar.

Kali ini, Qatar tersingkir setelah kalah tiga kali berturut-turut dari Ekuador, Senegal, dan Belanda. 

Pada laga pembuka, Qatar harus malu karena kalah 2-0 dari Ekuador, kemudian kalah 3-1 dari Senegal, dan pada Selasa kemarin, 29 November 2022, kalah 2-0 dari Belanda. 

Tiga catatan buruk, sebuah kegagalan total? Pelatih Qatar, Felix Sanchez, mengatakan tidak. 

"Saya pikir para pemain ini telah mencapai banyak hal selama beberapa tahun terakhir. Sekarang kita perlu menyadari bahwa untuk bersaing di level ini, kita masih tertinggal," kata Sanchez sehari sebelum pertandingan terakhir Qatar mengutip AP pada Rabu (30/11/2022).

"Saya tidak merasa kecewa atau malu. Piala Dunia adalah kompetisi yang paling menantang, dan hanya sedikit yang bisa berada di sini. Kami masih sedikit tertinggal. Negara ini akan terus bekerja sehingga pada saat Qatar datang ke Piala Dunia berikutnya, kami akan dapat bersaing lebih baik daripada yang kami lakukan kali ini," lanjut Sanchez.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Persiapan 12 Tahun

Qatar menghabiskan setidaknya $200 miliar (Rp3 triliun) untuk pembangunan infrastruktur demi menjadi tuan rumah Piala Dunia. 

Walaupun tidak ada angka pasti berapa yang Qatar habiskan untuk membangun tim nasionalnya, tapi Qatar berusaha membangunnya selama 12 tahun untuk mencari prospek, mengembangkan bakat, dan mengumpulkan skuad yang mampu bersaing melawan dunia. 

26 pemain terakhir yang terpilih merupakan kelahiran Qatar. Tetapi, gol pertama untuk Qatar di Piala Dunia dicetak oleh Mohammed Muntari, yang lahir di Ghana.

Demi persiapan menuju Piala Dunia, Qatar mengajak konfederasi lain untuk bermain melawan timnya dan melaksanakan pertandingan persahabatan. 

"Bagi mereka yang melihat ini dari sisi olahraga murni, benar bahwa mereka adalah yang pertama kalah dalam pertandingan pembuka dan tersingkir di penyisihan grup. Tapi, dalam perspektif yang lebih luas, ini tidak akan membuat perbedaan yang besar bagi pemerintah," ujar rekan senior di Rajaratnam School of International Studies di Singapura, Dr James Dorsey.

3 dari 4 halaman

Bukan Untuk Menang

Qatar, yang tidak memainkan pertandingan resmi pertamanya sampai 1970 dan hanya memiliki 300.000 warga negara di antara populasi 2,9 juta, tidak mengikuti Piala Dunia untuk meraih kemenangan sepak bola. 

Turnamen ini sebenarnya bertujuan untuk mengangkat profil negara kaya energi ini. 

Qatar juga berharap dengan turnamen ini, hubungannya dengan Arab Saudi meningkat sejalan dengan hubungannya dengan Barat untuk melindungi gejolak politik di Timur Tengah. 

"Kami tahu sejak awal bahwa ini adalah kesempatan emas bagi Qatar, mengingat kurangnya histori mereka dan mengingat di mana mereka berada," kata anggota tim Amerika Serikat tahun 1994 yang sekarang menjadi analis Fox Sports, Alexi Lalas.

"Saya pikir mereka melihat ini sebagai hal yang menyenangkan. Tetapi, mereka juga 'iklan' dengan cara ini. Apakah tim mereka ada di dalamnya atau tidak, mereka tidak terlalu peduli. Ini tentang menunjukkan negara mereka kepada dunia," Lalas menambahkan. 

Setelah ini, Qatar akan menjadi tuan rumah turnamen sepak bola Piala Asia pada 2023, Asian Games multi-olahraga pada 2030, dan mengincar tawaran Olimpiade 2036.

Dengan tujuh stadion baru yang dibangun secara kontroversial oleh pekerja asing dikabarkan akan dirombak menjadi fasilitas multi guna demi menyambut turnamen global lainnya di Qatar.

4 dari 4 halaman

Fokus Ke Kualifikasi Berikutnya

Meskipun keluar lebih awal dari Piala Dunia, tim nasional Qatar diperkirakan akan terus tumbuh dan berkembang, bahkan mungkin nanti akan menyaingi tim-tim Timur Tengah termasuk Iran dan Arab Saudi. 

"Tentu saja sebagai pemain, kami ingin para pendukung Qatar bangga pada kami. Tapi, bukan takdir kami untuk menang. Namun setidaknya, kami bisa mencetak gol di Piala Dunia. Ini adalah partisipasi pertama kami di PIala Dunia. Kami berharap ini bukan yang terakhir," kata pemain kelahiran Sudan, Almoez Ali. 

Sebagai tuan rumah, Qatar menerima tempat otomatis di pertandingan tahun ini. Tetapi, setelah kalah, mereka akan mengalihkan fokusnya ke arah kualifikasi turnamen tahun selanjutnya. 

Piala Dunia berikutnya di Amerika Utara akan mempertemukan 48 tum dan Asia akan mendapatkan delapan tempat yang dijamin lolos, sehingga lebih mudah untuk lolos ke turnamen berikutnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.