Sukses

10 Pemenang Golden Ball di Piala Dunia dari Masa ke Masa

Berikut 10 pemenang Golden Ball di Piala Dunia, dari masa ke masa, siapa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun setiap pemain bermimpi untuk mengangkat trofi Piala Dunia, turnamen ini juga memberikan kesempatan untuk mendapatkan beberapa penghargaan individu yang istimewa, salah satunya Golden Ball Awards.

Golden Ball telah diberikan sejak Piala Dunia 1982 dan diberikan kepada pemain terbaik secara keseluruhan di turnamen. Penghargaan ini sangat berbeda dengan Golden Boot, yang diberikan kepada pemain yang mencetak gol terbanyak.

Seperti namanya, Golden Ball hadir dalam bentuk trofi emas yang berbentuk seperti bola sepak. Golden Ball diberikan kepada pesepak bola dengan performa terbaik di setiap Piala Dunia.

Komite teknis FIFA memutuskan daftar pemain yang mereka yakini layak mendapatkan penghargaan, dengan pemenang akhir diputuskan oleh perwakilan media.

Semua pemain untuk tim yang lolos ke turnamen memenuhi syarat terlepas dari apakah tim mereka memenangkan semuanya atau tidak.

Penghargaan pemain terbaik atau Golden Ball saat ini memiliki total 10 nama pemain peraih Golden Ball dari 1982 hingga 2018. Dilansir hitc.com, Rabu (30/11/2022), berikut ini daftar pemain sepak bola yang mendapatkan Golden Ball di Piala Dunia.

1. Luka Modric (Kroasia) - Piala Dunia 2018

Tidak ada yang menyangka, Kroasia mampu lolos ke final Piala Dunia 2018. Mereka memiliki generasi emas dengan Luka Modric sebagai pusatnya.

Dia hanya mencetak dua gol yang sangat penting dan memberikan satu assist di turnamen. Namun kecerdasannya membaca permainan yang membuat Kroasia tampil superior hingga ke final meski akhirnya kalah dari Prancis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Lionel Messi (Argentina) - Piala Dunia 2014

Bintang sepak bola Argentina bahkan dunia, Lionel Messi, gagal membawa Tim Nasional menjadi juara Piala Dunia 2014. Meski demikian, dia tetap merengkuh penghargaan Bola Emas.

Kontribusinya saat itu bagi Argentina memang luar biasa hingga mencapai final. Namun, Messi mengaku hanya menginginkan gelar Piala Dunia meski memenangkan Golden Ball.

3. Diego Forlan (Uruguay) - Piala Dunia 2010

Striker Uruguay Diego Forlan tidak hanya menyabet bola emas di Piala Dunia 2010, tetapi juga bisa memenangi sepatu emas. Dia menyumbangkan lima gol bagi Timnas Uruguay yang finis di posisi keempat.

Dia adalah pencetak gol terbanyak bersama di turnamen bersama Thomas Muller. Akan tetapi, Forlan mendapat sepatu emas karena menang dalam jumlah assist serta menciptakan sejumlah gol spektakuler.

4. Zinedine Zidane (Prancis) - Piala Dunia 2006

Zinedine Zidane mengakhiri karier sepak bola setelah Piala Dunia 2006. Kejeniusannya membuat Prancis melaju hingga final.

Sayangnya Prancis kalah adu penalti dari Italia di laga final meski memimpin terlebih dahulu. Dia juga terlibat insiden dengan bek Italia, Marco Materazzi, hingga akhirnya mendapat kartu merah.

3 dari 4 halaman

5. Oliver Kahn (Jerman) - Piala Dunia 2002

Brasil boleh saja merengkuh titel Piala Dunia 2002, tetapi tidak untuk gelar pemain terbaik atau Golden Ball. Penjaga gawang Jerman yaitu Oliver Kahn, yang mendapatkannya.

Penampilannya bersama Jerman dari babak penyisihan hingga semifinal sangat menkjubkan. Dia menciptakan lima clean sheet dan hanya kebobolan tiga gol saat imbang dengan Irlandia di babak penyisihan dan dua gol dari Brasil di laga final.

6. Ronaldo Nazario (Brasil) - Piala Dunia 1998

Masalah kesehatan yang dialami Ronaldo pada laga final Piala Dunia 1998 tidak menggagalkannya meraih perhargaan Golden Ball. Saat itu Brasil kalah di final dari tuan rumah Prancis dan gagal juara.

Dia juga menyabet Ballon d'or dan penampilannya di Piala Dunia 1998 menjadikannya sebagai fenomena sepak bola modern. Empat tahun kemudian, Ronaldo akhirnya mencicipi gelar Piala Dunia 2002 dan mengamankan Sepatu Emas atau pencetak gol terbanyak.

7. Romario (Brasil) - Piala Dunia 1994

Romario merupakan salah satu striker terbaik sepanjang masa. Pada Piala Dunia 1994, striker Brasil itu sedang berada di puncak karier.

Dia mencetak gol di setiap pertandingan penyisihan grup untuk Brasil dan dua lagi dalam tiga pertandingan sistem gugur. Selain memenangkan bola emas, Romario mengantar Brasil menjadi juara Piala Dunia.

4 dari 4 halaman

8. Salvatore Schillaci (Italia) - Piala Dunia 1990

Salvatore Schillaci, yang dikenal sebagai Toto Schillaci, mengejutkan semua orang di Piala Dunia FIFA 1990. Dia menginspirasi Italia untuk finis ketiga di turnamen dan mengantongi enam gol di turnamen ini.

Meski gagal mengantarkan Italia juara Piala Dunia, Schillaci berhasil mengamankan sepatu emas dan bola emas. Mantan pemain Inter Milan itu berhasil mengalahkan rekan seklubnya yakni Lothar Matthaus hingga Diego Maradona.

9. Diego Maradona (Argentina) - Piala Dunia 1986

Diego Maradona membantu menginspirasi Argentina untuk meraih gelar Piala Dunia kedua mereka selama turnamen 1986 di Meksiko. Kompetisi tersebut merupakan yang kedua dari empat kompetisi yang akan dimainkan sang playmaker ikonik, dan juga menandai yang pertama di mana ia mengenakan ban kapten La Albiceleste.

Kreator kelahiran Lanus ini lebih dari sekadar memenuhi tanggung jawabnya memimpin sebuah negara di Piala Dunia. Dia mencetak lima gol dan memberikan lima assist dalam tujuh pertandingan dalam bermain setiap menit termasuk menciptakan gol penentu kemenangan di menit-menit akhir untuk mengalahkan Jerman 3-2 di final.

10. Paolo Rossi (Italia) - Piala Dunia 1982

FIFA memberikan Golden Ball pertama kepada Paolo Rossi di Spanyol 1982 setelah sang striker membantu Italia memenangkan Piala Dunia ketiga dari empat Piala Dunia mereka sejauh ini.

Penyerang kelahiran Prato itu menyemarakkan kompetisi untuk mengakhiri musim panas sebagai pencetak gol terbanyak dengan enam gol melalui tujuh penampilannya tahun itu.

Rossi tidak mencetak gol pertamanya sampai pertandingan terakhir babak penyisihan grup kedua. Namun itu adalah percikan untuk hat-trick yang memenangkan pertandingan untuk mengalahkan Brasil 3-2, setelah dua kali dipatok kembali.

Dia kemudian mencetak dua gol untuk mengalahkan Polandia 2-0 di semifinal, sebelum mengalahkan Jerman 3-1.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.