Sukses

Keseringan Minta Maaf Padahal Tidak Salah? Bisa Jadi Pertanda Miliki Sorry Syndrome

Lagi dan lagi istilah baru mewarnai kalangan remaja, yang mana jika seseorang kebanyakan minta maaf, maka disebut dengan "sorry syndrome". Apa itu? Simak selengkapnya!

Liputan6.com, Jakarta Minta maaf merupakan perilaku positif yang ada dalam diri seseorang. Namun, hal tersebut akan berbeda jika orang tersebut terus-menerus mengucapkan “maaf” dalam percakapannya dengan orang lain.

Akhir-akhir ini muncul lagi istilah baru bagi para kalangan remaja, yang mana jika seseorang yang selalu minta maaf atas keadaan apa pun itu dinamakan "sorry syndrome”.

Dilansir dari Higherchelon, pada Kamis (24/11/2022), sorry syndrome adalah kondisi seseorang di mana memiliki dorongan untuk meminta maaf atas hal-hal yang bukan kesalahannya, bahkan sesuatu yang ada di luar kendali.

Jenis kelamin juga berperan mengapa sebagian orang mengembangkan sorry syndrome. Penelitian di Psychological Science menunjukkan bahwa kebanyakan wanita lebih rentan untuk meminta maaf secara berlebihan daripada pria.

Mereka juga menemukan bahwa wanita lebih banyak menyatakan maaf atas kesalahannya. Sementara, pria cenderung memiliki gengsi yang tinggi sehingga sulit untuk minta maaf.

Faktanya, permintaan maaf yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif, yang mana mengubah cara kalian diperlakukan oleh orang lain, bahkan dapat memikat orang yang tidak baik untuk bergaul dengan kalian, karena mereka memandang kalian sebagai sasaran empuk perilaku manipulasi mereka.

Alih-alih dengan meminta maaf yang berlebihan membuat kita terlihat peduli, sopan, dan lain sebagainya, padahal hal tersebut membuat kita terlihat lemah di mata orang lain.

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berawal dari Kebiasaan Sejak Kecil

Dikutip dari Thenews, alasan untuk meminta maaf secara berlebihan bisa berasal dari masa kanak-kanak.

Sebagai anak-anak, kita diajari untuk meminta maaf setiap kali harapan orang dewasa tidak terpenuhi atau melanggar suatu kesalahan sehingga membuat orang tua marah. Setelah hal tersebut tertanam dalam pikiran mereka, anak-anak dapat mulai mengasosiasikan kata “maaf” dengan mengakhiri situasi yang tidak nyaman.

Selain itu, harga diri yang rendah juga berkontribusi pada kemungkinan kalian mengembangkan sorry syndrome ini, karena kalian akan cenderung merasa lebih sebagai “beban” bagi orang lain, yang berarti harus selalu meminta maaf.

Mencari validasi pun bisa menjadi  alasan lain mengapa orang bisa meminta maaf secara berlebihan. Banyak permintaan maaf yang berlebihan dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan dan pengaruh sosial.

Selain itu, dorongan yang berlebihan untuk meminta maaf dapat digunakan sebagai mekanisme mengatasi perasaan cemas. Itu bisa datang dari kekhawatiran yang kuat terkait menyampaikan hal yang salah atau melakukan sesuatu yang salah.

3 dari 4 halaman

Penyebab Sorry Syndrome

Melansir dari berbagai sumber resmi, penyebab seseorang memiliki sorry syndrome, yakni:

  • Kurangnya percaya diri
  • Overthinking
  • Menghindari konflik
  • Takut ditinggal oleh orang di sekitarnya
  • Tidak bisa menyesuaikan diri dengan situasi sosial

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Salah satu cara yang mudah adalah dengan mengubah pola pikir dan kebiasaan kita. Kalian bisa mengungkapkan rasa terima kasih, sebagai gantinya.

Contohnya, ketika teman kalian menjemput secara tiba-tiba, daripada meminta maaf karena merasa membebani, sebaiknya mengucapkan rasa terima kasih. Ungkapan terima kasih sama saja kalian menghargai perilaku orang lain.

Selain itu, ubah mindset dengan menempatkan ungkapan maaf sesuai dengan situasi tertentu saja. Contohnya, jika kalian telat masuk sekolah karena hujan, disitulah kalian harus meminta maaf walaupun bukan kesalahan dari diri sendiri, tetapi tetap harus turut andil minta maaf.

Jika kedua cara tersebut tidak bisa dikendalikan, mungkin kalian butuh konsultasi dengan seorang terapis atau psikolog untuk mencari tahu faktor penyebabnya.

4 dari 4 halaman

3 Zodiak yang Gengsi untuk Minta Maaf

Orang yang memiliki salah satu dari beberapa zodiak ini cenderung punya gengsi yang tinggi. Hal itu membuat ia sulit untuk meminta maaf ketika berbuat salah. Berikut 3 zodiak yang gengsi untuk meminta maaf:

1. Gemini

Zodiak ini memang dikenal sebagai individu yang attractive. Namun, mereka sering merasa dirinya benar, dan tidak memperdulikan omongan atau perasaan orang lain.

Gemini memiliki sifat yang kurang peka sehingga membuatnya merasa lebih santai dan sering tak berpikir panjang dengan sikap atau perkataannya.

Meskipun sudah menyadari kesalahannya, ia enggan meminta maaf sebelum orang lain melakukannya terlebih dahulu. Hingga akhirnya saling memaafkan bisa terjadi.

2. Taurus

Dikenal sebagai zodiak yang paling keras kepala, seorang Taurus terkadang bisa menjadi sangat egois. Hal itu membuatnya sulit untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Ketika sifat egois dan keras kepalanya muncul, ia menganggap jika meminta maaf bisa menjatuhkan harga dirinya.

Saat dituduh melakukan kesalahan, Taurus akan meminta orang lain untuk menunjukkan letak kesalahannya dan ia akan terus melakukan pembelaan. Bahkan ketika harus meminta maaf, ia tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh.

3. Sagitarius

Pemilik zodiak Sagitarius bukannya tak merasa bersalah, hanya saja ia memang sulit untuk meminta maaf. Hal itu disebabkan karena Sagitarius terlalu sulit merangkai kata untuk meminta maaf pada seseorang jika membuat kesalahan.

Ujung-ujungnya, permintaan maaf hanya berakhir sebagai rencana yang tak pernah direalisasikan hingga akhirnya lupa untuk dilakukan. Namun uniknya, biasanya Sagitarius akan bersikap lebih baik sebagai ganti permintaan maafnya yang tak terucap.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.