Sukses

Lika-Liku Akuisisi Twitter Oleh Elon Musk dari April hingga November

Apa saja yang terjadi antara Twitter dan Elon Musk sejak April hingga hari ini?

Liputan6.com, Jakarta - Banyak hal yang telah terjadi sejak Elon Musk menyelesaikan akuisisi Twitter bulan lalu. PHK ribuan karyawan, pemecatan para insinyur yang kritis terhadapnya, dan peniruan akun resmi Eli Lilly yang menyebabkan saham perusahaan farmasi itu turun.

Itu semua adalah bagian dari kekacauan yang dimulai pada musim semi ini, ketika Musk pertama kali menyusun rencana untuk mengambil alih kendali platform media sosial tersebut.

Elon Musk menandatangani kesepakatan akuisisi Twitter pada April tapi kemudian banyak kontroversi terjadi setiap bulannya. Mengutip CNBC News, berikut ringkasan yang terjadi dari April hingga November pada platform media sosial burung biru. 

April 2022

Pada 5 April, Musk mengungkapkan bahwa dia telah membeli lebih dari 9 persen saham Twitter di pasar terbuka. Pada awalnya, dia ditawari kursi dewan. Rencana itu gagal dengan cepat dan Twitter memutuskan untuk mengadopsi strategi poison-pill untuk mencegah pengambilalihan oleh Musk.

Musk kemudian membuat penawaran untuk membeli Twitter seharga $54,20 per saham, atau sekitar $44 miliar (Rp689,6 triliun). Harga yang jauh di atas harga saham perusahaan pada saat itu. 

Dia mengatakan tujuannya adalah untuk menerapkan prinsip free speech dalam platform tersebut, yang menurutnya salah kelola.

"Perusahaan tidak akan berkembang atau memenuhi tuntutan masyarakat jika bentuknya seperti sekarang ini," tulisnya. 

"Twitter perlu diubah menjadi perusahaan swasta. Twitter memiliki potensi yang luar biasa. Saya akan membukanya," tambahnya.

Elon Musk mengatakan bahwa dia akan mendanai kesepakatan itu melalui kombinasi uang tunai dan pinjaman.

Pada titik ini, saham perusahaan otomotif Musk, Tesla, mulai menurun. Pada pertengahan November, saham-saham tersebut nyaris kehilangan separuh nilainya.

Pada 25 April, Twitter memutuskan untuk menerima tawaran Musk.

"Dewan Twitter melakukan proses yang bijaksana dan komprehensif untuk mengkaji proposal Elon dengan fokus yang terarah pada nilai, kepastian, dan pembiayaan," kata Ketua Dewan Independen Twitter, Bret Taylor, dalam sebuah pernyataan. 

"Transaksi yang diusulkan akan memberikan premi uang tunai yang substansial, dan kami yakin ini adalah jalan terbaik bagi pemegang saham Twitter," Taylor menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Mei - Juni 2022

Pada 13 Mei, Musk men-tuit bahwa dia menunda kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter 'untuk sementara waktu' sambil menunggu informasi tambahan tentang jumlah akun palsu dan spam di Twitter.

Hal itu terlepas dari pernyataan rutin Twitter selama bertahun-tahun yang menampilkan perkiraannya bahwa kurang dari lima persen akun di situs tersebut adalah penipuan.

Meskipun Elon Musk kemudian mengatakan bahwa dia masih berkomitmen pada kesepakatan, dia terus membuat pernyataan publik tentang masalah yang dia lihat di Twitter.

Sebagai tanggapan, Twitter mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Musk sudah menyetujui transaksi $54,20 dan bahwa Twitter bermaksud untuk menutup dan melaksanakan perjanjian merger.

Musk terus menuduh Twitter menutup-nutupi jumlah akun bot dan spam di situs tersebut dan gagal menanggapi permintaan informasi tentang masalah tersebut.

"Tuan Musk telah menjelaskan bahwa dia tidak percaya metodologi pengujian perusahaan yang lemah sudah memadai sehingga dia harus melakukan analisisnya sendiri," kata pengacara Musk dalam pengajuan.

"Data yang dia minta diperlukan untuk melakukannya," tambah Pengacara Musk.

Twitter menyangkal klaim tersebut dan terus melanjutkan kesepakatan. Pada 16 Juni, perusahaan mengundang Elon Musk ke pertemuan semua karyawan, yang dihadiri Musk dari jarak jauh.

Hal ini mengisyaratkan perubahan besar dalam budaya perusahaan yang pada akhirnya akan melanda bisnis ini begitu Musk akhirnya mengambil alihnya.

3 dari 6 halaman

Juli - September 2022

Karena tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai masalah bot, Twitter menggugat Elon Musk di pengadilan Delaware untuk memberlakukan kesepakatan senilai $44 miliar.

"Perilaku Musk hanya menegaskan bahwa dia ingin melarikan diri dari kontrak mengikat yang dia tandatangani sendiri, dan untuk merusak Twitter selama prosesnya," kata perusahaan itu.

Musk akhirnya menuntut balik, dan kembali menuduh Twitter melakukan penipuan --- tuduhan yang dibantahnya. Tanggal persidangan ditetapkan pada 17 Oktober di Delaware.

Lalu, ada seorang mantan karyawan Twitter menyampaikan pengaduan whistleblower yang menuduh praktik keamanan operasional yang lemah di Twitter; pengaduan tersebut terungkap pada Agustus.

Dia bersaksi di hadapan komite Senat pada September bahwa Twitter 'satu dekade di belakang standar keamanan industri'.

"Ini tidak mengada-ada jika ada seorang karyawan di perusahaan yang bisa mengambil alih akun semua senator di ruangan ini," katanya.

Sementara itu, Musk dan Twitter saling berebut posisi menjelang persidangan Oktober --- dengan Hakim Kathaleen McCormick semakin berpihak pada Twitter dalam mosi pra-persidangan utama.

4 dari 6 halaman

Oktober

Seiring dengan semakin dekatnya persidangan dan pasar semakin memprediksi vonis yang menguntungkan Twitter, Musk mengatakan bahwa dia akan mengajukan kembali tawarannya untuk mengakuisisi perusahaan tersebut seharga $54,20 (848,7 triliun rupiah)  jika Twitter setuju untuk menghentikan persidangan.

Twitter menolak untuk melakukannya, tetapi Hakim McCormick memutuskan untuk memberikan kedua belah pihak waktu hingga akhir bulan untuk membuat kesepakatan.

Ketika kesepakatan semakin dekat, The Washington Post melaporkan Elon Musk bermaksud untuk memberhentikan sejumlah besar karyawan setelah akuisisi selesai. 

Meskipun penasihat umum Twitter mengatakan kepada para pekerja untuk tidak mempercayai apa yang disebutnya sebagai 'rumor', pemutusan hubungan kerja tersebut terjadi dengan cepat setelah akuisisi Musk dan berjumlah sekitar setengah dari gaji Twitter. 

Musk juga menulis catatan kepada pengiklan yang berjanji Twitter tidak akan menjadi 'free-for-all hellscape'

Pada 28 Oktober, Musk secara resmi menyelesaikan akuisisi, mengambil alih Twitter dan segera memecat eksekutif kunci, termasuk CEO Parag Agrawal dan direktur kebijakan Vijaya Gadde.

5 dari 6 halaman

November

Kedatangan Musk sangat dielu-elukan oleh kaum libertarian dan pakar yang condong ke kanan. 

Dalam waktu 48 jam setelah pengambilalihan, Musk mencuit, lalu dihapus, sebuah teori konspirasi anti-LGBTQ yang tidak berdasar tentang serangan Paul Pelosi.

Seminggu setelah pengambilalihan Musk, tokoh-tokoh sayap kanan mulai menjajal batas-batas Twitter untuk ujaran anti-LGBTQ.

Meskipun menyatakan bahwa dia tidak membuat perubahan substantif pada kebijakan moderasi konten Twitter, para pengiklan mengatakan mereka akan mundur di tengah 'ketidakpastian' tentang strategi barunya.

Elon Musk juga meluncurkan rencana untuk mulai menagih pengguna $7,99 (Rp125 ribu) untuk akses ke Twitter Blue, sebuah layanan yang menyertakan verifikasi tanda centang biru platform.

Dalam dua hari berikutnya, situs ini dibanjiri pengguna yang membeli tanda centang biru hanya untuk berpaling dan meniru akun resmi, termasuk akun Elon Musk. 

Seorang pengguna yang berpura-pura menjadi ahli farmasi Eli Lilly misalnya yang men-tuit bahwa produk insulin perusahaan sekarang akan gratis. Hal tersebut sontak membuat saham perusahaan yang sebenarnya turun.

Karena peniru terus menyebar, Musk memutuskan untuk menangguhkan peluncuran program Twitter Blue yang baru. 

Sementara itu, para teknisi Twitter menjadi semakin vokal tentang perubahan yang dilakukan oleh Musk. 

Sebagai tanggapan, Musk memecat satu teknisi, kemudian memberhentikan sebanyak 20 teknisi lainnya, termasuk teknisi yang mengkritiknya di saluran internal.

 

 

6 dari 6 halaman

16-17 November

Pada 16 November, Musk mengirim surat elektornik ke seluruh perusahaan kepada karyawan yang tersisa yang menuntut mereka berkomitmen untuk bekerja 'berjam-jam dengan intensitas tinggi' atau menerima 'pesangon selama tiga bulan' jika mereka tidak menyetujui kondisi ini atau mendukung visinya untuk 'Twitter 2.0'.

Lalu, pada 17 November Pengguna Twitter mulai mencuitkan ucapan perpisahan dengan #RIPTwitter yang menjadi tren di dunia.

Kekhawatiran tentang kemungkinan runtuhnya situs tersebut muncul setelah ratusan karyawan memutuskan untuk meninggalkan perusahaan pada hari sebelumnya.

Salah satu mantan karyawan Twitter mengatakan kepada The Washington Post bahwa tidak ada lagi 'kru kerangka yang menjaga sistem'.

"Ini akan terus berjalan sampai terjadi sesuatu, dan kemudian akan berhenti," kata karyawan itu.

Elon Musk kemudian merespons dengan men-tuit meme dengan logo Twitter di atas kuburan.

Pada waktu yang sama, perusahaan dilaporkan mengunci pintu kantor pusatnya di San Francisco hingga 21 November, menurut buletin teknologi Platformer.

Twitter, yang tampaknya tidak lagi memiliki departemen PR, tidak menanggapi pertanyaan untuk memberikan komentar.

Twitter juga menghadapi lebih banyak pengawasan dari anggota parlemen AS. Sekelompok senator Demokrat mengirim surat kepada Lina Khan, ketua Komisi Perdagangan Federal AS. 

"Kami mendesak Komisi untuk mengawasi keputusan persetujuannya dengan Twitter dan untuk melakukan tindakan penegakan hukum terhadap setiap pelanggaran atau praktik bisnis yang tidak adil atau menipu, termasuk menjatuhkan hukuman perdata dan membebankan tanggung jawab pada eksekutif Twitter secara individu jika diperlukan," kata para senator. 

Di antara ketujuh senator Demokrat itu adalah Richard Blumenthal dari Connecticut, Elizabeth Warren dari Massachusetts dan Cory Booker dari New Jersey. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.