Sukses

Hari Jomblo Sedunia, Ini Alasan Gen Z Betah Single dari Lahir

Tanggal 11 November diperingati sebagai Hari Jomblo Seduniam, beberapa Gen Z berbagi pendapat mereka tentang alasan tidak pernah pacaran dari lahir.

Liputan6.com, Jakarta - Tepat pada 11 November atau hari ini, Jumat (11/11/2022) diperingati sebagai Hari Jomblo Sedunia atau Single Day. Ini menjadi perayaan bagi seseorang yang masih berstatus lajang.

Di Tiongkok, 11 November menjadi hari libur tak resmi sebagai perayaan Hari Jomblo ini. Masyarakat di sana memanfaatkannya untuk bepergian bersama sahabat atau pun memanjakan diri sendiri.

Selain itu, sejumlah orang pun lebih memilih untuk menjomblo daripada menjalin hubungan pacaran. Pacaran, yang mengharuskan dua orang saling berbagi waktu sama lain ini tidak selalu mudah untuk dijalankan.

Perlu usaha dan waktu untuk diberikan kepada pasangan agar dapat saling merasa nyaman. Orang-orang yang tidak pernah berpacaran pun dapat mengamati hubungan itu dari teman-temannya yang tidak jomblo.

Generasi Z atau gen Z yang dikenal lekat dengan dunia digital, dapat melihat orang-orang yang berpacaran melalui gadget mereka.

Jadi, tanpa merasakan bagaimana menjalin hubungan bersama seseorang dengan status pacaran pun, mereka sedikitnya tahu bagaimana hubungan pacaran itu.

Dua orang Gen Z yang tidak pernah berpacaran sama sekali membagikan alasan mereka untuk betah menjomblo. Rupanya, keduanya memiliki alasan yang sama, yaitu "malas".

"Malas memiliki hubungan yang serius dengan lawan jenis, apalagi kalau pacaran kan harus lebih effort ngeluangin waktu buat pasangan kita," ujar Salwa (20) kepada Liputan6.com, Jumat (11/11/2022).

Sependapat dengan Salwa, Asti (20) juga mengatakan bahwa dia malas untuk pacaran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sebatas PDKT

Masa pendekatan atau PDKT menjadi salah satu langkah untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Meskipun tidak berakhir pacaran, beberapa orang sempat mengalami masa PDKT ini.

Seperti Salwa, meskipun tidak pernah pacaran, dia sempat mengalami masa PDKT dengan seseorang.

"Pernah, tapi akhirnya memutuskan untuk berteman aja," imbuhnya.

Dia tidak melanjutkan masa PDKT itu sampai menjalin hubungan. Salwa mengatakan, dia malas untuk memiliki hubungan yang serius, mengingat masih banyak tanggung jawab dan keinginan yang ingin dicapai dan belum ada keinginan untuk memiliki pacar.

Berbeda dengan Salwa, Asti sama sekali tidak pernah merasakan PDKT. Dia benar-benar menutup komunikasi dengan seseorang ketika pembicaraan sudah mengarah ke sana.

3 dari 5 halaman

Apakah Iri dengan Orang yang Punya Pacar?

Saat ditanyai apakah mereka iri dengan orang yang memiliki pacar, Salwa dan Asti kompak menjawab tidak. Mereka merasa cukup dengan keadaan saat ini.

"Dibilang iri enggak sih, paling cuma ngerasain sepi aja, apalagi lingkungan juga memaksa aku buat interaksi sama lawan jenis akhirnya tau rasanya ngobrol sama cowok," ujar Salwa.

"Dan yah, temen cowok aku ternyata mereka bisa ngasih insight baru buat aku, jadi akhirnya ketimbang pengen punya pacar mending temenan aja," dia menambahkan.

Sedangkan, Asti menuturkan dirinya lebih iri dengan orang yang sudah menikah.

"Enggak sih, kalau sekalipun iri itu lihat orang yang udah nikah jadi kayak pengen nikah gitu, biar halal juga," ungkapnya.

4 dari 5 halaman

Kelebihan dan Kekurangan Punya Pacar Menurut Orang Jomblo

Meskipun belum pernah pacaran, Salwa dan Asti memberikan pendapat mereka mengenai kelebihan dan kekurangan memiliki pacar.

"Jujur aku enggak tau, tapi dari pengalaman temen-temenku yang pernah pacaran, mereka tuh jadi lebih punya support system gitu sih," ujar Salwa tentang kelebihan punya pacar.

"Enggak, karena menurut aku kebutuhan aku udah terpenuhi di lingkungan sekitar ,dari orang tua, dari temen," imbuh Asti yang merasa tidak ada kelebihan dari memiliki pacar. 

Lalu, Asti menuturkan, kekurangan dari memiliki pacar cukup banyak, salah satunya yaitu harus mengeluarkan uang untuk jalan-jalan bersama pacar.

Sedangkan Salwa merasa kekurangan dari memiliki pacar yaitu jadi sering overthinking atau terlalu banyak memikirkan suatu hal.

5 dari 5 halaman

Sejarah Hari Jomblo

Meskipun awalnya Hari Jomblo Sedunia atau Single Day terdengar seperti bahan ejekan, rupanya perayaan ini punya makna yang mendalam.

Melansir Hindustan Times, Jumat (11/11/2022), bermula dari ejekan, hari khusus ini segera berkembang menjadi hari dengan makna yang indah yaitu untuk merangkul diri sendiri dan mengetahui bahwa yang kita miliki adalah yang harus kita hargai dalam hidup.

Hari Jomblo Sedunia dimulai pada 11 November karena tanggal tersebut terdiri dari empat angka 1. Masyarakat Tiongkok menggambarkannya sebagai tongkat kosong, yakni bahasa slang Tiongkok untuk pria yang tidak menambah anggota keluarganya dan karenanya masih lajang.

Kemudian, 11 November terlihat seperti empat tongkat ketika ditulis, yakni 11.11 dan karenanya menunjukkan orang lajang. Itulah sebabnya mengapa 11 November dipilih untuk merayakan hari itu.

Hari Jomblo dirayakan dengan penuh kemegahan di Tiongkok. Di kota-kota seperti Beijing dan Shanghai, orang-orang menikmati makanan lezat bersama dengan teman-teman dan orang-orang terdekat mereka. Beberapa juga pergi keluar untuk berbelanja dan menikmati hari itu.

Sementara itu, menurut National Today, Hari Jomblo Sedunia ini adalah hari libur komersial Tiongkok yang membantu para lajang untuk menunjukkan kebanggaan mereka menjadi lajang.

Hari ini dimulai sebagai pujian untuk menjadi lajang, di mana para mahasiswa lajang di Universitas Nanjing Tiongkok memilih tanggal 11 November (karena 11/11 terlihat seperti sekumpulan tongkat) untuk merayakannya, bukannya meratapi masa-masa sendirinya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.