Sukses

4000 Restoran Indonesia Ditargetkan Hadir di Luar Negeri Pada 2024

Kemenparekraf targetkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan memperkenalkan kuliner Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah isu resesi global yang diprediksi segera menerpa banyak negara di tahun 2023, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) optimis industri pariwisata di Tanah Air akan semakin membaik.

“Di tahun 2023, pemerintah menargetkan 1,4 miliar pergerakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara,” ucap Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital dari Kemenparekraf, Yuana Rochma Astuti, dalam konferensi akbar dari kalangan eksportir Indonesia bertajuk “The X Lite,” di Palembang, Sumatera Selatan, 3 November 2022.

 

Tahun depan diprediksi ekonomi mengalami resesi sehingga sesuai arahan Presiden Jokowi, pertumbuhan ekonomi akan mengandalkan banyak dari kekuatan dalam negeri.

Dalam acara tersebut, Yuana memaparkan bahwa tahun ini terjadi perubahan paradigma dalam strategi pengembangan pariwisata yang diharapkan dapat menjadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menerpa ekonomi Indonesia tahun depan.

Strategi pertama adalah From City to Countryside yang fokus pada destinasi yang mempromosikan aktivitas outdoor dan berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat menyelesaikan isu over tourism capacity.

Lalu yang kedua, Tweak Tourism Policies yang mengedepankan destinasi yang beragam guna mengurangi kepadatan di suatu destinasi.

Strategi ketiga, Switching to Digital Economy, yaitu pelayanan pariwisata dengan beralih ke digital ekonomi. Keempat, Inclusive Growth yang menargetkan investasi untuk mengatur pertumbuhan pariwisata yang inklusif dan berkesinambungan.

Terakhir, Sustainable Tourism, yaitu pengembangan pariwisata yang mengarah pada eco tourism dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas pariwisata seperti sampah, limbah, dan jejak karbon.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kontribusi Ekraf Terhadap PDB Nasional

Berdasarkan UU No.24 Tahun 2019, ekonomi kreatif (ekraf) merupakan sektor perekonomian yang memiliki nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Ekraf mencakup 17 subsektor di antaranya kuliner, kriya, dan fesyen yang menempati posisi paling atas. Sedangkan yang potensial dioptimalkan adalah gim, animasi, dan aplikasi.

“Kalau bicara tentang kontribusi ekraf kita terhadap PDB nasional, kita cukup berbangga hati karena kontribusinya sudah mencapai 7,5%. Ekraf Indonesia menempati peringkat ke-3 setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan,” jelas Yuana.

 

 

3 dari 3 halaman

4000 Restoran Hadir di Luar Negeri

Untuk performasi ekspor ekraf yang paling tinggi dari produk fesyen yang pada triwulan I 2022 menyumbang sebesar 56,53% dari total ekspor ekraf, diikuti produk kriya dan kuliner.

Negara tujuan ekspor ekraf terbesar adalah Amerika Serikat dengan $3,13 miliar, Swiss dengan $1,09 miliar, dan Singapura dengan $0,38 miliar.

“Kita akan mengenalkan program pemerintah bernama Indonesia Spice Up the World dengan target hingga tahun 2024 hadirnya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan memperkenalkan kuliner Nusantara seperti rendang, nasi goreng, sate, soto, dan gado-gado,” ungkap Yuana.

Lebih lanjut dipaparkan pula, “Kita juga mempunyai komoditas unggulan untuk rempah seperti lada, pala, cengkeh, dan lainnya dengan potensi ekspor yang sangat besar. Ditargetkan nilai ekspor bumbu dan rempah dapat ditingkatkan sebesar $2 miliar dengan negara tujuan seperti Afrika, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.” 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.