Sukses

Sidang Lanjutan Bharada E Bersama Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf, Digabung Atau Dipisah?

Richard Eliezer atau Bharada E menjalankan sidang keempat hari ini, Senin (7/11/2022) digabung bersama terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Kuasa hukum Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Martin Lukas mengatakan dirinya membayangkan saat pemeriksaan saksi kuasa hukum Richard Eliezer alias Bharada E, Ronny Talapessy akan berbicara ke arah terang (kebenaran), sedangkan terdakwa yang lain ke arah gelap.

Sebab seperti diketahui, dikabarkan Richard Eliezer atau Bharada E menjalankan sidang keempat hari ini, Senin (7/11/2022) digabung bersama terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).

"Saya tidak bisa membayangkan pada saat pemeriksaan saksi, Bang Ronny arahnya terang, mereka arahnya ke arah gelap. Karena terang dan gelap itu tidak bisa digabung. Bertentangan oleh karena itu , Mudah-mudahan hanya pemeriksaan 12 saksi yang ini saja", kata Martin saat dikutip melalui live streaming salah satu TV swasta, Senin (7/11/2022).

Menurut kuasa hukum Brigadir J, Martin Lukas, hal tersebut membuat dirinya bingung lantaran nomor register masing-masing terdakwa berbeda dan pada saat pembacaan dakwaan juga berbeda. Tetapi saat pemeriksaan saksi digabung.

"Nomor register masing-masing perkara terdakwa kan berbeda ya. Pada saat pembacaan surat dakwaan juga dipisah. Yang membingungkan itu adalah, mengapa pada saat pemeriksaan saksi digabung," kata Martin.

Sementara itu, terlihat dari live streaming, Richard Eliezer masuk ke ruang sidang pada hari ini, Senin (7/11/2022) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Kemudian disusul oleh Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf pukul 09.54 WIB. Ketiga terdakwa duduk bersebalah di ruang sidang.

Namun beberapa menit kemudian pihak jaksa penuntut umum (JPU), menyuruh terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf keluar dari ruang sidang. Apakah ini pertanda sidang Bharada E dengan kedua terdakwa dipisah?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kuasan Hukum Richard Eliezer dan Brigadir J Minta Terdakwa Tidak Digabung saat Pemeriksaan Saksi

Penasehat hukum dari Richard Eliezer, Ronny Talapessy meminta kepada majelis hakim dan jaksa penuntut umum (JPU) saat pemeriksaan saksi terhadap kliennya, dipisah dengan terkadwa yang lain. 

"Kami juga akan memohon secara langsung kepada majelis hakim agar persidangan ini tetap dipisahnya," kata Ronny Talapessy  saat dikutip melalui live streaming Kompas TV, Senin (7/11/2022).

Ronny juga mengatakan pihaknya merasa aneh ketika sidang Justice Colaborator digabung dengan terdakwa yang memiliki keterangan yang berbeda dengan kliennya.

"Mengingat nomor perkara dan berkas berbeda, itu sudah di splicing dari awal. Ketika itu digabung menurut kami tidak seperti yg sesuai dari awal ya. Ini yang menjadi keanehan dari kami, kenapa Richard Eliezer ini harus digabung dengan terdakwa yang lain. Sedangkan terdakwa yang lainnya ada keterangan yang berbeda dengan Richard," katanya. 

Ronny mengatakan selama persidangan timnya akan menggali keberanaran materil dari setiap saksi. Dirinya juga menduga nantinya terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf akan menyudutkan kliennya. 

"Sedangkan selama pemeriksaan saksikan kita mau menggali kebenaran materil jadi ketika digabung seperti ini, dimana kami menduga RR dan KM keterangannya akan menyudutkan Richard eliezer. bagaimana kami bisa menggali keterangan saksi yang lain, sedangkan dua yang digabungkan dengan RE ini berbeda. Tentunya kami punya kepentingan kan terhadap rasa keadilan untuk Richard. Kami sangat berharap bahwa pengadilan dapat merespons ini dengan baik ya," ucapnya. 

Martin Lukas juga berharap sidang Richard Eliezer sebagai saksi mahkota dipisah dengan terdakwa yang lain. 

"Saya sangat berharap kepada majelis hakim atas kebijaksanaan dengan jaksa penuntut umum (JPU). Pada saat memeriksa saksi mahkota jangan pernah digabung, karena pasti akan merugikan. Richard mau menuju kebenaran, mereka mau menuju kegelapan. Jadi gak boleh digabung," tutup Martin.

3 dari 4 halaman

Alasan Sidang Digabung

Adapun alasan menggabung sidang ketiga terdakwa adalah dalam rangka efisiensi waktu pemeriksaan. Sehingga perkara 798/Pid.B/2022/PN JKT.SEL terdakwa Bharara E,799/Pid.B/2022/PN JKT.SEL, Terdakwa Bripka RR, dan 800/Pid.B/2022/PN JKT.SEL, terdakwa Kuat Maruf bakal digabung.

"Karena kemarin jaksa keberatan seandainya saudara FS digabung dengan mereka. Kami gabung disini (Bripka RR dan Kuat) karena kami mengejar waktu," jelasnya.

"Kami gabungkan sidang Eliezer, RR, Kuat, dan kepada LPSK penahanannya Richard sudah saya siapkan penahanan sehingga tidak gabung dengan mereka berdua," tambah dia.

Dalam sidang nanti, terdapat 10 saksi yang bakal dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) yakni, Rojiah (Jiah), Sartini, Anita Amalia, Bimantara Jayadiputro, Victor Kamang, Tjong Djiu Fung (Afung), Raditya Adhiyasa, Ahmad Syahrul Ramadhan, Nevi Afrilia, Ishbah Azka Tilawah, dan Novianto Rifai.

4 dari 4 halaman

Ferdy Sambo Tegur Rifaizal Samual karena Interogasi Bharada E dengan Suara Tinggi

Ferdy Sambo pernah menegur mantan Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Rifaizal Samual, lantaran mengintrogasi Richard Eliezer alias Bharada E dengan keras.

Hal tersebut diceritakan Samual ketika menjadi saksi dalam persidangan kasus obstruction of justice terkait pembunuhan berencana Brigadir J yang digelar Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan dengan terdakwa Irfan Widyanto.

Dalam sidang itu, dia menceritakan kejadian usai kasus penembakan di Duren Tiga, Jakarta Selatan yang menewaskan Brigadir Yoshua alias Brigadir J. Dia tengah meminta keterangan ke Richard Elizer, Kuat Ma'ruf, serta Ricky Rizal.

"Saya tanyakan pada saat itu, 'Siapa yang nembak?'," kata Samual menjawab pertanyaan majelis hakim PN Jakarta Selatan, Kamis 3 November 2022.

"Richard langsung menyampaikan, 'Siap saya komandan.' Saya lakukan interogasi singkat," lanjut dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.