Sukses

Heartology Cardiovascular Hospital Bakal Punya RS Khusus Jantung

Sebentar lagi Heartology Cardiovascular Hospital akan memiliki rumah sakit Khusus Jantung

Liputan6.com, Jakarta - Heartology Cardiovascular Hospital pada Minggu (16/10) Topping Off RS khusus jantung yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Nantinya akan tersedia 51 bad atau tempat tidur di rumah sakit ini.

Komisaris Heartology Cardiovascular Hospital, Gavin Kanan, mengatakan, terdapat juga ICCU dan HCU di rumah sakit jantung ini. Fasilitas lainnya ada dua cath laboratorium, dua ruang operasi, endoskopi, CT-scan, dan poli spesialis.

"Kasus jantung yang dapat ditangani di RS khusus jantung ini dari diagnostik jantung, intervensi kardiologi, gangguan irama jantung, jantung struktural, hingga bedah jantung," kata Gavin dikutip dari keterangan resmi yang diterima Liputan6.com pada Selasa (1/11)

Gavin menekankan bahwa pihaknya menginginkan semua pasien jantung dapat dilayani secara komprehensif oleh tim dokter berpengalaman secara akurat dan cepat dengan dukungan infrastruktur yang moderen dan lengkap.

Sementara itu Chairman dari Heartology Cardiovascular Hospital, Dr dr Dafsah Arifa Juzar SpJP(K), menjelaskan, dengan tersedianya fasilitas yang selengkap itu akan memungkinkan tim dokter menangani kasus jantung yang sederhana maupun kompleks.

"Kasus emergency maupun terencana dan passion kami adalah melayani pasien jantung sebanyak mungkin dan memberikan keahlian terbaik kami untuk kesehatan jantung pasien," kata Dafsah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mulai MCU Rutin Ketika Punya Keluarga dengan Riwayat Serangan Jantung

Dalam sebuah kesempatan, dr Dafsah membocorkan mengenai kapan seseorang harus mulai rutin melakukan medical check up (MCU). Dia bilang seseorang yang punya riwayat keluarga dengan serangan jantung dianjurkan untuk MCU atau cek kesehatan berkala sejak usia 20.

Dafsah, menjelaskan, ini dilakukan untuk melihat faktor risikonya terkontrol atau tidak. Sebab, lanjut dia, sakit jantung dimulai dari sakit pembuluh darah dan itu merupakan proses degeneratif. Untuk seseorang yang sudah 'punya' faktor risiko, MCU berguna untuk mengetahui posisinya.

"Kayak misalnya, usia pembuluh darahnya kayak umur berapa. Yang di luar okelah berumur misalnya 40 tahun, belum tentu umur pembuluh darahnya kayak orang berumur 40 tahun," katanya.

3 dari 4 halaman

Apakah Itu MCU

Dafsah menjelaskan bahwa MCU adalah proses deteksi untuk mencegah agar proses degeneratif tidak berjalan prematur. Justru kalau bisa ditunda selambat mungkin.

"Ini alasannya perlu medical check up sejak usia muda. Usia 40 itu tidak muda lagi. Dan, proses degeneratif itu mulainya dari teenager (remaja), bibitnya sudah ada," ujar dokter jantung spesialiasi intervensi kardiologi dan kardiovaskular intensif di Heartology Cardiovascular Center, Brawijaya Hospital Saharjo.

Sementara bagi seseorang yang terlahir dari keluarga tanpa riwayat penyakit berbahaya, termasuk serangan jantung, dianjurkan mulai untuk MCU begitu masuk umur 'kepala 3'.

"Kalau tidak ada, usia 30 sudah perlu MCU untuk mengetahui setidaknya ada darah tinggi atau enggak, kolesterol baik atau enggak, ada kencing manis atau enggak," kata Dafsah.

"Jadi, yang penting tahu itu dulu. Nah, kalau sudah ada abnormalitas, berarti harus sudah deteksi dini, dan MCU-nya harus ada tes stres treadmill," dia menekankan.

4 dari 4 halaman

Ketika Sudah Rutin MCU

Sedangkan untuk seseorang yang sudah terbiasa menghadiahi dirinya sendiri dengan MCU lengkap dan rutin, menurut Dafsah yang dicari bukan ada faktor risiko atau enggak, tapi lebih jauh lagi.

"Faktor risikonya mungkin bisa enggak ada, tapi karena kayak usia 40 kan prosesnya degeneratif, jadi, kriteria 10 tahun untuk terjadi kejadian jantung berapa besar," kata Dafsah.

Dia, mengatakan, ini dilihat dari usia, tekanan darah, dan kolesterol,"Kalau misalnya low risk, lima tahun lagi dievaluasi. Kalau very high risk di pembuluh darahnya sudah terjadi sesuatu, waktu evaluasi tentu akan berbeda.".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.