Sukses

Alasan Bulan Juga Dapat Terlihat di Siang Bolong Selama 25 Hari

Bulan sarat akan malam hari, tapi mengapa terlihat juga di siang hari?

Liputan6.com, Jakarta - Kita menganggap Bulan sebagai objek yang muncul hanya pada malam hari, seperti apa yang diperlihatkan di buku dan film.

Bahkan, para ahli cuaca juga menggunakan Matahari sebagai simbol untuk siang dan Bulan untuk malam.

Tetapi, sebenarnya Bulan menghabiskan waktu di langit saat siang sama banyaknya dengan saat malam. 

Lalu, mengapa kita bisa melihat Bulan di malam hari? 

Mengutip Live Science, Selasa (1/11/2022), selain karena memantulkan cahaya Matahari, kedekatan Bulan dengan Bumi juga membuatnya dapat terlihat lebih terang di siang hari.

Setelah Matahari, Bulan adalah objek langit paling terang yang bisa kita lihat dengan mata telanjang. 

Tetapi, Bulan tidak selalu terlihat pada siang hari. Hal ini disebabkan oleh atmosfer Bumi dan siklus orbit satelit alami kita. Jika planet tidak memiliki atmosfer, Bulan akan terlihat dari Bumi sepanjang waktu. 

Sementara itu, fase-fase Bulan berarti bahwa ketika Bulan bergerak di antara Bumi dan Matahari, sisi yang diterangi akan menjauh dari kita dan sisi gelap Bulan menghadap Bumi. hal tersebut membuatnya tidak terlihat dari Bumi.

Tidak seperti Matahari, Bulan tidak menciptakan cahayanya sendiri. Kita hanya bisa melihatnya karena cahaya Matahari yang memantul dari permukaannya. 

Bulan dapat bersinar terang agar dapat dilihat pada siang atau malam hari selama ia berada di bagian langit yang tepat. Maka dari itu, kadang langit yang berbeda menampakkan Bulan yang berbeda. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saling Mengalahkan Cahaya

Partikel-partikel gas di atmosfer kita, terutama nitrogen dan oksigen, memancarkan cahaya yang memiliki panjang gelombang pendek. Cahaya biru dan violet misalnya. 

Penyebaran cahaya ini melibatkan penyerapan dan pemancaran kembali cahaya ke arah yang berbeda, yang membuat langit berwarna biru pada Bumi. 

Agar dapat terlihat pada siang hari, Bulan harus mengalahkan cahaya yang tersebar dari Matahari menurut keterangan Edward Guinan. Guinan adalah seorang profesor astronomi dan astrofisika di Universitas Villanova di Pennsylvania.

Selama dua atau tiga hari di sekitar bulan baru. Bulan tidak dapat terlihat oleh pengamat di Bumi, karena posisinya di langit yang cahayanya dikalahkan Bulan.

Tetapi, kedekatan relatif Bulan dengan bumi yang rata-rata sebesar 238.900 mil, atau 384.400 kilometer membuat cahaya yang dipantulkannya tampak lebih terang daripada objek yang memancarkannya. Seperti bintang atau planet lain. 

Menurut Guinan, bintang-bintang yang terlihat dari Bumi, jutaan miliar kali lebih terang daripada cahaya matahari, dan jutaan kali lebih redup daripada cahaya bulan.

Cahaya yang terpancar dari matahari sangat terang di langit kita sehingga seringkali mengalahkan cahaya bintang di siang hari.

Para astronom menggunakan kecerahan permukaan sebagai cara untuk mengukur kecerahan semu objek di langit, seperti galaksi atau nebula.

Mereka mengukur jumlah cahaya yang dipancarakan di seluruh area langit malam, seperti yang diamati dari Bumi. 

Guinan menjelaskan, kita dapat dengan mudah melihat Bulan bersinar di siang hari karena kedekatannya dengan Bumi.

Selain itu, Bulan juga memiliki kecerahan permukaan yang lebih besar daripada kecerahan permukaan langit. 

Namun, visibilitas bulan pada siang hari juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, termasuk musim, fase bulan saat ini, dan seberapa jelas langit pada hari tertentu. 

3 dari 4 halaman

Fase Bulan

Bulan terlihat pada siang hari selama rata-rata 25 hari dalam sebulan sepanjang tahun. Lima hari lainnya terjadi di sekitar fase bulan baru dan bulan purnama. 

Selama Bulan purnama, Bulan berada di seberang Matahari. Karena itulah, kita bisa melihat Bulan penuh yang memantulkan cahaya Matahari. 

Saat Bumi berotasi, Bulan terbit tepat saat Matahari terbenam. Walaupun hanya pada satu hari dalam sebulan. 

Pada hari-hari sebelum Bulan purnama, di langit timur, Anda dapat menemukan Bulan yang penuh tepat sebelum Matahari terbenam.

Pada hari-hari setelah Bulan purnama, di langit barat, kita bisa menemukan Bulan terbenam setelah Matahari terbit. 

"Satu-satunya hari di mana bulan tidak berada di langit bersama matahari untuk beberapa waktu adalah bulan purnama," kata Guinan. 

"Pada hari itu matahari terbenam dan kemudian bulan terbit dan sebaliknya, jadi itulah satu-satunya hari di mana bulan tidak berada di atas sana pada waktu yang sama," dia menambahkan.

4 dari 4 halaman

Waktu Terbaik Melihat Bulan

Bulan berada di atas cakrawala selama 12 jam sehari, tetapi kemunculannya mungkin tidak selalu bertepatan dengan siang hari.

Di musim dingin, ketika hari-hari lebih pendek di pertengahan garis lintang misalnya, Bulan memiliki lebih sedikit waktu untuk terlihat di siang hari.

Menurut Guinan, waktu terbaik untuk melihat bulan di siang hari adalah selama kuartal pertama (satu minggu setelah bulan baru) dan kuartal ketiga (satu minggu setelah bulan purnama).

Pada kuarter pertama, selama sore hari, satelit alami kita tampak terbit di langit timur. Pada kuartal ketiga, satelit ini akan terlihat di pagi hari, terbenam di langit barat.

Fenomena lain yang mempengaruhi kapan bulan terlihat adalah sinar bumi. 

"Selama fase sabit, ketika sudutnya dekat dengan matahari, Anda benar-benar dapat melihat bagian gelap bulan, yang seharusnya tidak Anda lihat karena cahaya yang bersinar," kata Guinan.

Bagian gelap bulan mendapatkan cahaya yang dipantulkan dari Bumi. Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah selama fase sabit, tiga atau empat hari setelah bulan baru.

Untuk pengamat bulan amatir, Guinan menyarankan situs web yang memetakan kalender lunar, menunjukkan kapan bulan terbit dan terbenam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.