Sukses

Mengapa Sebagian Besar Gedung Berbentuk Kubus?

Selain kubus, bentuk gedung seperti apa lagi yang sebenarnya dapat dibangun?

Liputan6.com, Jakarta - Apabila kita melihat ke suatu bentuk gedung yang kokoh, sebagian besarnya menyerupai kubus. Ternyata, alasan dibaliknya tidak hanya dibangun untuk estetika, tetapi juga terdapat penjelasan sistematis di dalamnya.

Mengutip dari Billwarch, Selasa (1/11/2022), alasan kebanyakan desain gedung, terutama kantor, berbentuk bujur sangkar atau kubus adalah karena lebih mudah, cepat, dan ekonomis untuk dibangun dari bahan batu, beton, batu bata, atau kayu.

Bentuk persegi dan persegi panjang juga secara proporsional lebih mudah dan biasanya limbah yang dihasilkan lebih sedikit.

Ada pun bila suatu bangunan didesain secara lebih rumit, bentuknya biasanya tidak hanya memanfaatkan lebih banyak bahan dan aset, tetapi juga lebih mahal untuk dibangun serta dipelihara.  

Sudut 90 derajat yang terdapat di bangunan yang berbentuk kubus sangat kuat secara struktural. Bangunan kotak juga rata-rata memberikan rasa aman karena bentuknya yang aman dan ventilasi dapat sejajar dengan lebih baik.

Hal tersebut turut membuat sirkulasi udara dan pengaturan suhu lebih terkontrol dengan baik. Bahkan, saluran listrik dan pipa air lebih mudah untuk dimasukkan.  

Sehingga, dikatakan alasan utama mengapa sebagian besar bangunan berbentuk kubus adalah karena biaya rendah dan kemudahan konstruksi. Itulah mengapa, kemungkinan bangunan besar dan kokoh lain juga dibangun dalam bentuk "H'', "L'' atau "T''.  

Lantas, apa yang terjadi bila bangunan dibangun dengan bentuk lain?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Segitiga

Jika terdapat bentuk lain yang unik dan struktural selain dari bangunan kubus, bangunan segitiga lebih mungkin dapat disusun.

Melansir Sciencing, segitiga diidentifikasi oleh tiga sudut yang dihubungkan melalui segmen garis untuk membentuk bentuk tiga sisi. Adapun dua bentuk segitiga yang paling umum digunakan dalam arsitektur adalah segitiga sama sisi dan sama kaki.

Segitiga diyakini sebagai bentuk yang efektif untuk arsitektur dan digunakan dalam desain bangunan karena memberikan kekuatan dan stabilitas.

Ketika bahan bangunan digunakan untuk membentuk segitiga, desainnya memiliki dasar yang berat dan puncak di bagian atas mampu menangani berat karena bagaimana energi didistribusikan ke seluruh segitiga.

Ini juga dapat menjadi alasan dibalik banyak rumah hunian yang memiliki rangka-A karena memiliki simetri yang mendistribusikan berat.

Memiliki bentuk yang unik, segitiga juga digunakan sebagai bentuk untuk bangunan yang mengedepankan arsitektur. Contoh dari bentuk bangunan segitiga seperti Louvre Museum yang berada di Prancis.

3 dari 4 halaman

2. Lingkaran

Melansir UX Design, lingkaran-dan bentuk lingkaran lainnya seperti oval dan elips-adalah beberapa bentuk paling klasik dalam desain.

Lingkaran tidak seperti bentuk geometris lainnya, tidak memiliki sudut, dan hal ini membuat lingkaran terasa lebih lembut dan ringan daripada bentuk lainnya.

Umumnya, lingkaran mewakili kesatuan dan perlindungan. Bentuk lingkaran adalah bentuk yang jauh lebih ramah daripada yang lain untuk mencakup gambar lain di dalamnya. Hal ini dikarenakan mereka cenderung "mengundang" pengunjung ke dalam "kelengkapan" mereka.

Contoh dari bangunan lingkaran diaplikasikan pada Wuxi Wanda Cultural Tourism di Wuxi, China yang memiliki bentuk menyerupai teko raksasa yang berputar.

Adapun bangunan ini merupakan pusat pameran Tiongkok yang dirancang untuk merujuk pada adat istiadat setempat. Struktur bangunan yang berputar juga memungkinkannya berfungsi sebagai roller coaster mikro, kincir ria, dan taman air.  

4 dari 4 halaman

3. Pentagon, Heksagon, dan Oktagon

Ketika membayangkan mengenai bentuk segi lima, segi enam, dan segi delapan, objek yang paling mudah diingat adalah mur dan kepala baut. Bentuk ini dominan digunakan karena fitur unik mereka.

Akan tetapi, bentuk-bentuk ini tidak terlalu sering digunakan dalam proyek desain karena kerumitannya, tetapi kita dapat melihat bentuk ini di dalam bentuk ikon atau logo.

Mengutip Angi, alasan mengapa bentuk ini jarang digunakan adalah karena denah lantai interior yang rumit dan tata letak ruang terbuka yang pelik. Tidak hanya itu, struktur yang rumit juga sulit untuk memperluas bangunan dan melakukan perbaikan atau renovasi.

Namun, bentuk-bentuk ini tetap dapat diaplikasikan. Contohnya, seperti di rumah-rumah bergaya Victoria di abad ke-19 dan bangunan terkenal cube house di Rotterdam di Belanda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.