Sukses

29 Oktober Jadi Hari Stroke Sedunia, Yuk Pahami Gejala hingga Cara Pencegahannya

Hari Stroke Sedunia pada 29 Oktober diperingati sebagi bentuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan dan pengobatan stroke.

Liputan6.com, Jakarta Hari Stroke Sedunia diperingati setiap tahunnya pada 29 Oktober dan jatuh tepat pada hari ini, Sabtu (29/10/2022).

Hari Stroke Sedunia diperingati sebagai bentuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan dan pengobatan stroke.

Dilansir laman National Day Calendar, satu dari enam orang diperkirakan mengalami stroke selama hidup mereka, sehingga sebanyak 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke setiap tahun.

Ini juga merupakan penyebab utama kecacatan. Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan sensorik, afasia, dan gangguan emosional. 

Lebih dari 6 juta orang meninggal akibat stroke. Di seluruh dunia, stroke adalah penyebab utama kematian kedua. Namun siapa sangka usia muda dengan rentang usia 30-45 tahun bisa terkena stroke lohh.

Lebih mengejutkannya lagi, remaja 17 sampai 25 tahun juga bisa terkena stroke meski jarang. 

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Dokter Subspesialis Stroke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM FK-UI) Rakhmad Hidayat.

Menurut Rakhmad, semua jenis stroke bisa menyebabkan kematian baik yang dialami oleh penderita usia muda.

"Rata-rata usia 30-45 tahun. Bisa juga 17-25 tahun, tetapi jarang. Kemduian, semua stroke bisa menyebabkan kematian", kata Dokter Subspesialis Stroke RSCM FK-UI Rakhmad Didayat kepada wartawan Liputan6.com, Sabtu (29/10/2022).

Simak penjelasan singkat terkait penyakit stroke dihimpun Liputan6.com:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sejarah Singkat Hari Stroke Sedunia

Bukan tanpa alasan sebuah organisasi atau seseorang menentukan 29 Oktober sebagai Hari Stroke Sedunia, berikut sejarah singkatnya:

Dilansir National Day Calendar, pada 1990-an, European Stroke Initiative memiliki ide untuk menciptakan hari kesadaran global untuk stroke. Karena pembatasan keuangan, hari kesadaran terbatas hanya di Eropa.

Di negara ini, merayakan hari kesadarannya pada 10 Mei. Pada 2004, Hari Stroke Sedunia ditetapkan di Kongres Stroke Dunia di Vancouver.

Pada tahun 2006, ahli saraf klinis Kanada, Dr. Vladimir Hachinkski membantu memasukkan Proklamasi Stroke Dunia.

Selama waktu itu, International Stroke Society bergabung dengan World Stroke Federation. Hasil merger ini adalah World Stroke Organization (WSO). Di bawah manajemen WSO, Hari Stroke Sedunia resmi pertama diadakan pada 29 Oktober 2006.

3 dari 5 halaman

Kenali Gejala Stroke Sebelum Terlambat

Meski gejala awal stroke biasanya terjadi secara tiba-tiba, namun hal tersbeut bisa diantisipasi dengan cara mendeteksinya secara dini.

Menurut Dokter Subspesialis Stroke RSCM FK-UI Rakhmad Didayat, cara mendeteksi gejala stroke sejak dini bisa mengecek dengan aksi FAST di dunia.

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), metode FAST yaitu Face (wajah), Arm (lengan), Speech (bicara), Time (waktu))

Namun apabila mendapati keluhan, yang bersangkutan dapat datang langsung ke rumah sakit (RS) yang memiliki alat cek kesehatan yang lengkap.

"Ada FAST di dunia. Kalau ada keluhan itu, langsung ke RS yang punya CT scan dan bisa trombolisis. Kemudian ada obat khusus penghancur bekuan darah pada stroke dibawah 4,5 jam," kata Rakhmad.

 

Beberapa gejala awal stroke dilansir National Day Calendar:

1. Mati rasa atau kelemahan, terutama disatu sisi tubuh

2. Kebingungan atau kesulitan berbicara

3. Kesulitan melihat

4. Pusing atau kesulitan berjalan

5. Sakit kepala parah

Kalian perlu waspada jika diri sendiri atau menemui orang lain yang mengalami hal tersebut. Maka dari itu pentingnya untuk bertindak cepat atau F.A.S.T.  FAST yang dimaksud adalah aksi atau cara mudah membaca gejala stroke dalam waktu 3-4,5 jam pertama dari gejala awal.

 

Dilansir laman resmi Centers for Disease Control and Prevention, berikut FAST act:

F-Face (wajah) : Minta orang tersebut untuk tersenyum. Apakah satu sisi wajah tidak simetris atau terasa baal (tekrulai)?

A-Arms (lengan) : Minta orang tersebut untuk mengangkat kedua tangannya. Apakah satu lengan mengeluh mendadak lemah atau baal lengan?

S-Speech (bicara) : Minta orang tersebut untuk mengulangi frasa sederhana. Apakah suaranya menjadi cadel atau aneh (pelo)?

T-Time (waktu) : Jika kalian melihat salah satu dari tanda-tanda ini, segera hubungi 118 atau 119 untuk meminta bantuan (ambulans).

4 dari 5 halaman

Faktor Stroke Usia Muda

Sudah bukan rahasia umum bahwa anak muda jaman sekarang memiliki gaya hidup (lifestyle) yang tidak sehat. 

Tidak sedikit dari anak muda yang memiliki kebiasan merokok, minum alkohol, malas berolahraga, makan banyak kalori, dan lain-lain.

Hal tersebut juga disampaikan oleh Dokter Subspesialis Stroke RSCM FK-UI Rakhmad Didayat.

"Penyebabnya karena perubahan gaya hidup seperti rokok, tidak berolahraga, alkohol, dan makan makanan over kalori," terang Rakhmad.

Tak hanya soal gaya hidup saja, namun hipertensi, diabetes, dan gangguan kolesterol dapat menyebabkan stroke pada usia muda.

"Hipertensi usia muda, diabetes, dan gangguan kolesterol atau dislipidemia," tambahnya.

Meski demikian, menurutnya, stroke diusia muda cendurung mudah disembuhkan dan memiliki faktor risiko yang sedikit berbeda dengan usia tua.

"Faktor risiko yang sedikit berbeda serta recovery yang lebih baik. Paling cepat 3 bulan pertama," tutupnya.

5 dari 5 halaman

Mencegah Stroke Sejak Dini

Tidak perlu khawatir, semua penyakit dapat dicegah dengan berbgai berbagai cara tanpa terkecuali sakit stroke.

Rakhmad mengatakan, setiap orang, baik muda maupun tua dapat mencegah stroke dengan merubah gaya hidupnya.

Pencegahannya dilakukan dengan cara mulai merubah kebiasan hidup menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, rutin cek kesehatan, jangan membiarkan penyakit seperti hioertensi, diabetes, kolerstrol maka harus segera diobati, dan lain-lain.

"Hidup sehat, berolahraga, medical cek up rutin, dan jika ada penyakit (hioertensi, diabetes, kolestrol) segera diobati," tutup Rakhmad.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.