Sukses

3 Kebiasaan Unik Makan Mi Instan di Berbagai Negara, Ada yang Pakai Nasi?

Makan mi instan ternyata dilakukan oleh banyak orang di dunia. Berikut adalah 3 kebiasaan unik makan mi instan di berbagai negara. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Mi instan pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1958, oleh Momofuku Ando. Dikutip dari laman britannica.com, Kamis (27/10/2022), kisah kelahiran mi instan berawal dari Ando yang mengenang perjalanannya ke Osaka setelah berakhirnya Perang Dunia II. 

Pada masa itu, Ando melihat, Jepang mengalami krisis pangan. Ando melihat orang mengantre panjang dalam keadaan menggigil kedinginan, demi menunggu semangkuk ramen.

Ando pun mengatakan pada dirinya bahwa perdamaian akan datang ketika orang memiliki makanan. Sejak saat itu lah Ando memutuskan untuk membuat hidangan ramen yang bergizi, murah, dan mudah disiapkan.

Ternyata berawal dari eksperimen dengan berbagai cara membuat, mengeringkan, dan membumbui mi bahkan tak cukup mudah, beberapa kali menemui kendala.

Tapi akhirnya membuahkan hasil, buktinya mi instan tak hanya diminati masyarakat Jepang, mi instan bahkan menyebar ke berbagai negara Asia, Eropa hingga Amerika. Mi instan juga mendapat respon yang baik.

Dilaporkan Myfood, jumlah konsumsi atas mi instan juga tinggi, bisa mencapai jutaan porsi per tahun di negara tertentu. Penasaran bagaimana cara orang asing menikmati mi instan seperti Segye Korea Ramyun? Apakah mereka memiliki kebiasaan yang sama dengan orang Indonesia?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Mi Instan Biasanya Dimakan Pakai Nasi

Harga mi instan di Indonesia sangat murah, mulai dari Rp 2.000. Selain itu, mi instan juga hadir dengan banyak rasa yang makin variatif. Mulai dari rendang, ayam geprek, sop buntut, hingga seblak pedas.

Tidak heran, mi instan sering disebut jadi andalan anak kos, terutama di akhir bulan, saat keuangan sudah mulai menipis. Biasanya orang Indonesia menyantap mi instan ini dengan nasi agar lebih kenyang.

Padahal kalau dilihat, baik mi instan dan nasi sama-sama mengandung karbohidrat, jadi bisa bikin kelebihan kalori.

Keunikan lainnya adalah ada tempat khusus untuk menikmati mi instan, yaitu kedai burjo (bubur kacang hijau). Hal ini karena banyak orang beranggapan, mi instan yang dibuat oleh penjual burjo lebih enak dibanding buatan sendiri.

3 dari 4 halaman

2. Mi Instan Jadi Makanan Sehari-hari di Tiongkok

Menurut laporan Asosiasi Mi Instan Dunia, orang-orang di Tiongkok mengonsumsi lebih dari 41 juta mi instan pada 2019. Dengan begitu, Tiongkok disebut sebagai negara dengan konsumsi mi instan terbesar di dunia. 

Di Tiongkok, mi instan tidak hanya disantap di rumah sebagai pengganti nasi dan lauk pauk. Mi instan seperti Segye Korea Ramyun juga disantap di sekolah, kantor, atau supermarket di sela-sela aktivitas sehari-hari.

Karena itulah perusahaan memperbanyak mi instan dalam bentuk cup untuk memudahkan hal tersebut, terutama bagi karyawan kantoran yang sibuk.

4 dari 4 halaman

3. Orang Korea Selatan Suka Makan Mi Instan Langsung dari Panci

Kalau sering nonton drama Korea pasti tahu kalau orang Korea Selatan suka makan mi instan langsung dari panci. Dengan begitu, mereka tidak perlu repot-repot mencuci piring.

Biasanya orang Korea memasak mi instan dalam panci aluminium dengan penutup. Setelah selesai, mi tidak dituangkan ke dalam mangkuk atau piring, tapi dimakan langsung dari wajan.

Tutup panci digunakan sebagai tempat ramen. Cara ini dipercaya bisa menjaga makanan tetap panas. Jadi mereka menghemat air, waktu dan tenaga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.