Sukses

Netizen: Gue Lebih Pede dan Cantik / Ganteng Kalau Pakai Masker

Presiden Jokowi sudah mengeluarkan kebijakan terkait kelonggaran menggunakan masker, namun netizen mengaku lebih pede dan cantik atau ganteng kalau pakai masker.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 melanda dunia sejak tahun 2020 lalu. Mulai sejak itu pemerintah di seluruh dunia mewajibkan masyarakat baik di Indonesia maupun mancanegara untuk menggunakan masker. 

Namun setelah 2 tahun berlalu, kurang lebih awal tahun 2022 Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan terkait kelonggaran menggunakan masker. Artinya pemerintah sudah memperbolehkan masyarakat untuk membuka masker di luar ruangan. 

Pada Mei 2022 Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang menanggapi pernyataan Presiden Jokowi terkait pelonggaran penggunaan masker saat berkegiatan di luar ruangan.

Dilansir Liputan6.com, Ridwan Kamil menuliskan ungkapan syukurnya atas pelonggaran penggunaan masker di akun Instagramnya @ridwankamil. Namun, dia juga mengingatkan ada situasi tertentu yang mewajibkan masyarakat harus tetap menggunakan masker meski sudah ada pelonggaran.

"Alhamdulillah Ya Allah. Kebijakan ini berlaku, kecuali kegiatan indoor, di transportasi umum, dan mereka yang sakit dan jika berada situasi yang diperkirakan rawan kesehatan, tetaplah memakai masker," tuturnya.

Melihat pernyataan tersebut, masyarakat Indonesia khususnya wanita mulai berkomentar melalui Twitter, Tiktok, dan Instagram mereka. Pasalnya mereka sudah terlanjur nyaman menggunakan masker. Alasannya mereka merasa lebih percaya diri dan cantik saat menggunakan masker.

Apa benar demikian? Yuk simak artikel di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Respons Netizen

Banyak netizen khususnya wanita lebih memilih tetap memakai masker meski pemerintah sudah memberi kelonggaran penggunaannya. Alasannya wanita merasa cantik dan lebih percaya diri saat mereka menggunak masker. Tak hanya itu, wanita juga lebih senang melihat pria yang memakai masker daripada tanpa masker. 

Salah satunya cuitan milik akun Twitter @convomfs yaitu pleaseeee kenapa cowo kalau pake masker jd ganteng banget, cuitan tersebut dibanjiri komentar, diantanya:

“aku juga jadi lebih cangtipp dan percaya diri.” tulis @timeofolife

“cewe juga gituu….heran” tulis @NurAtika3112

“aku kalau pakai masker mirip taehyung dengan kearifan lokal tentunya” tulis @0jewincity

“RILLLLBGTTTTT” tulis @ohshxoxo

Tak hanya di Twitter, seorang wanita melalui akun Tiktoknya @auliagusstin memposting video dengan caption "bener banget euy ngerasa lebih pede pakai masker."

Capture video dari beberapa akun Tiktok

Selain itu, ada juga video dari @inicacaantikk dengan caption "katanya sih kalo pake masker ini jadi lebih cantik."

Diikuti juga oleh akun @martabk.telor8 dengan caption "cantik karena pakai masker chack." 

3 dari 6 halaman

Bahaya Terlalu Lama Menggunakan Masker

Selama pandemi memang masker digunakan sebagai alat untuk melindungi manusia dari paparan virus Covid-19. Tetapi justru masyarakat memakai masker supaya dapat tampil lebih percaya diri. Namun, menggunakan masker terlalu lama juga bukan kebiasaan baik. Justru ada banyak bahaya terlalu lama menggunakan masker yang jarang diketahui.

Dilansir Liputan6.com, berikut bahaya terlalu lama menggunakan masker:

1. Sakit Kepala

Sakit kepala termasuk salah satu bahaya terlalu lama menggunakan masker. Penggunaan masker harus disudahi ketika timbul rasa sakit dan tidak nyaman di kepala, kulit kepala, atau leher. Kepala akan terasa lebih berat dari biasanya dan leher terasa lebih kaku.

Meski sebenarnya sakit kepala bukan kondisi parah dan bisa diatasi dengan obat pereda sakit, minum air putih cukup, dan banyak beristirahat. Namun, jika hal ini terus dilakukan secara berulang juga akan membahayakan nyawa.

Sebuah penelitian menemukan, ada sepertiga pekerja medis mengalami sakit kepala saat menggunakan masker N95. Kebanyakan dari mereka sudah memiliki kondisi sakit kepala bawaan. Kemudian sakit kepala yang dirasakan justru semakin memburuk setelah terlalu lama menggunakan masker.

Bukti dari penelitian ini menunjukkan, sakit kepala diakibatkan oksigenasi darah berkurang atau peningkatan karbon dioksida dalam darah. Sedangkan masker N95 yang dipakai berjam-jam, bisa mengurangi oksigenasi darah sebanyak 20 persen.

4 dari 6 halaman

2. Peningkatan RAW

Bahaya terlalu lama menggunakan masker bisa menyebabkan resistensi saluran napas (RAW). Kondisi ketika ada hambatan yang dihasilkan oleh gaya gesek aliran udara. Gesekan ini masuk ke dalam saluran napas dengan dinding saluran napas.

Resistensi saluran nafas bisa terjadi akibat kontraksi otot polos bronkial, volume paru, densitas, dan viskositas gas respirasi. Jika kondisinya terus dibiarkan, akan timbul penyakit asma bronkial, penyakit paru obstruktif kronik, dan obesity hypoventilation syndrome.

3. Penimbunan Karbondioksida

Penimbunan karbon Dioksida akan terjadi jika terlalu lama menggunakan masker. Pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida akan terganggu.

Kemungkinan dari sulitnya pertukaran keduanya, yakni menyebabkan penimbunan pada karbon dioksida. Hal ini sudah pasti akan membahayakan tubuh, meski sebenarnya karbon dioksida penting untuk tubuh.

Gas karbon dioksida akan berperan mengatur tingkat keasaman (pH) darah dan mendukung proses pernapasan. Tubuh yang kekurangan atau kelebihan karbon dioksida, dapat mengalami gangguan keseimbangan asam basa dan keracunan karbon dioksida.

Sedangkan tubuh yang memiliki kadar karbondioksida terlalu tinggi bisa menjadi asidosis. Asidosis bisa menyebabkan oksigen dalam darah sulit dilepaskan ke dalam sel tubuh dan tubuh menjadi kekurangan oksigen. Penderita akan merasa mual, muntah, pusing, sakit kepala, dan detak jantungnya meningkat, hingga alami koma dan kematian.

5 dari 6 halaman

4. Hipoksia

Hipoksia termasuk salah satu bahaya terlalu lama menggunakan masker. Kondisi ini akan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh.

Hipoksia terjadi ketika terdapat gangguan dalam sistem transportasi oksigen dari mulai bernapas sampai oksigen digunakan sel tubuh. Jika dibiarkan, kondisi ini akan mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya dengan cepat. Bahkan hipoksia juga bisa memicu terjadinya anoksia.

Gejala timbulnya hipoksia, yakni:

- Nafas pendek dan cepat.

- Detak jantung cepat.

- Warna kulit menjadi agak kebiruan atau dapat menjadi merah terang seperti buah ceri, tergantung penyebab dari hipoksianya.

- Lemas.

- Menjadi linglung atau bingung.

- Kehilangan kesadaran.

- Berkeringat.

- Batuk.

- Rasa seperti dicekik.

- Napas berbunyi (mengi).

6 dari 6 halaman

5. Anoksida

Setelah hipoksia, kondisi dari bahaya terlalu lama menggunakan masker bisa menyebabkan anoksia. Ketika tubuh atau otak berhenti mendapatkan asupan oksigen.

Hipoksia yang berubah menjadi anoksia, akan menyebabkan otak, jantung, ginjal, dan jaringan tubuh berhenti bekerja. Empat sampai lima menit setelah oksigen habis, otak dapat mengalami kerusakan secara permanen.

Sel otak bisa mati dan mempengaruhi berbagai fungsi yang dikendalikan langsung oleh otak. Kemungkinan terburuknya akan menyebabkan komplikasi hingga kematian.

Penderita akan merasakan sakit kepala, peningkatan kecepatan bernafas, penglihatan mati rasa, dan mudah berkeringat. Ketika kondisinya sudah sangat parah, penderita akan mengalami kebingungan, sering mengantuk, munculnya sianosis/semburat biru pada kulit.

6. Iritasi Kulit

Iritasi kulit bisa terjadi karena terlalu lama menggunakan masker. Bahaya terlalu lama menggunakan masker ini disebabkan gesekan dan tekanan masker.

Biasanya terjadi di hidung, pipi, bawah mata, dan dagu. Iritasi juga bisa terjadi karena kelembapan udara akibat napas. Iritasi kulit, dehidrasi kulit, dan jerawat akan terjadi di sekitar mulut karena kelembaban alami kulit hilang.

Solusi agar terhindar dari iritasi, selalu bersihkan wajah dan beri pelembab untuk memperbaiki kondisi kulit. Lakukan sebelum tidur dan sebelum mulai memakai masker.

Bagi kulit sensitif, sangat direkomendasikan untuk menggunakan produk pelembab yang mengandung ceramide, squalene, niacinamide, dan/atau asam hyaluronic. Sementara hindari produk anti-penuaan untuk sementara waktu karena justru berpotensi mengiritasi kulit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini