Sukses

Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW, Inilah Kisah Kelahiran Rasulullah yang Wajib Umat Islam Ketahui

Umat Islam akan menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW pada 8 Oktober 2022 mendatang. Berikut ini kisah kelahiran Rasulullah yang perlu umat Islam ketahui untuk menambah kecintaan dan wawasan.

Liputan6.com, Jakarta Umat Islam akan menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW pada hari Sabtu, 8 Oktober 2022 mendatang. Maulid nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad penting untuk umat Islam ketahui untuk meningkatkan rasa kecintaan terhadap kekasih Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Nabi Muhammad SAW lahir pada Tahun Gajah. Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut Tahun Gajah karena ada sebabnya. Pada tahun yang sama pasukan gajah Abrahah menyerbu Makkah dengan tujuan menghancurkan Ka’bah, namun pasukan tersebut ditaklukkan oleh burung Ababil.

Setelah penyerangan yang dilakukan pasukan gajah, Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim ibu bernama Aminah. Kelahiran Nabi Muhammad SAW tepat pada malam menjelang dinihari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah yang bertepatan dengan 20 April 570 M.

Nabi Muhammad SAW lahir dalam kondisi yatim. Ayahnya, Abdullah telah meninggal dunia. Nabi terakhir ini diberi nama Muhammad oleh kakeknya, Abdul Muthalib.

Penamaan Muhammad pada anak laki-laki Aminah ini menjadi suatu pertanyaan bagi kalangan orang-orang Quraisy. Kepada Abdul Muthalib orang Quraisy itu mengungkapkan keanehan soal nama Muhammad.

“Sungguh di luar kebiasaan, keluarga tuan begitu besar, tetapi tak satu pun yang bernama demikian,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Institut Agama Islam An Nur Lampung, an-nur.ac.id, Rabu (5/10/2022).

“Saya mengerti. Dia memang berbeda dari yang lain. Dengan nama ini saya ingin agar seluruh dunia memujinya,” jawab sang kakek Nabi Muhammad SAW.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari NU Online, dalam sebuah riwayat yang dicatat Imam Ibnu Hisyam dalam al-Sirah al-Nabawiyyah dikatakan:

أَنَّ آمِنَةَ بِنْتَ وَهْبٍ أُمَّ رَسُولِ اللَّهِ كَانَتْ تُحَدِّثُ: أَنَّهَا أُتِيَتْ، حِينَ حَمَلَتْ بِرَسُولِ اللَّهِ فَقِيلَ لَهَا: إنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ هَذِهِ الْأُمَّةِ، فَإِذَا وَقَعَ إلَى الْأَرْضِ فَقُولِي: أُعِيذُهُ بِالْوَاحِدِ، مِنْ شَرِّ كُلِّ حَاسِدٍ، ثُمَّ سَمِّيهِ مُحَمَّدًا.

“Sesungguhnya (Sayyidah) Aminah binti Wahab, Ibu Rasulullah SAW menceritakan bahwa beliau didatangi seseorang (Malaikat) ketika mengandung Rasulullah, kemudian dikatakan kepadanya: “Sesungguhnya engkau mengandung pemimpin umat ini. Ketika dia lahir ke dunia ini, ucapkanlah: “Aku memohon perlindungan untuknya pada yang Maha Esa dari keburukan setiap orang-orang yang hasud, kemudian namai dia dengan nama Muhammad.” (Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, Beirut: Darul Kutub al-A’rabiy, 1990, juz 1, hlm 180).

Menurut para ulama, tidak diketahui seorang pun dalam bangsa Arab yang menggunakan nama ini sebelum Rasulullah SAW. Ketika Abdul Muttalib ditanya oleh seseorang,“ma sammayta ibnâka?—akan kau namai apa cucumu?” Abdul Muttalib menjawab: “Muhammadun.” Kemudian orang itu bertanya lagi:

كَيْفَ سَمَّيْتَ بِاسْمٍ لَيْسَ لِأَحَدٍ مِنْ آبَائِكَ وَقَوْمِكَ؟ فَقَالَ: إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ يَحْمَدَهُ أَهْلُ الْأَرْضِ كُلُّهُمْ

“Bagaimana bisa kau menamainya dengan nama yang tidak seorang pun dari nenek moyang dan kaummu pernah menggunakannya?” Abdul Muttalib menjawab: “Sesungguhnya aku mengharapkan seluruh penduduk bumi memujinya.” (Imam al-Muhaddits Abdurrahman al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf fi Syarh al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam, Beirut: Darul Kutub al-Islamiyyah, juz 2, hlm 150-151).

Para Sejarawan mengatakan bahwa nama Muhammad tidak biasa dipakai di kalangan bangsa Arab, hanya tiga orang sebelum Rasulullah yang menggunakan namanya. Ibnu Faurak menyebutkan, mereka adalah Muhammad bin Sufyan bin Mujasyi’ (nenek moyang al-Farazdaq sang penyair), Muhammad bin Uhaihah bin al-Julah bin al-Harits bin Jahjaba bin Kulfah bin Auf bin Amr bin Auf bin Malik bin al-Aus, dan Muhammad bin Humran bin Rabi’ah.

 

3 dari 3 halaman

Kelahiran Nabi Membawa Berkah

Ada kebiasaan ketika bayi yang baru lahir di Mekah. Yakni bayi yang baru lahir itu diasuh dan disusui oleh wanita desa. Tujuannya agar bayi yang baru dilahirkan dapat diasuh di lingkungan pergaulan masyarakat yang baik.

Ketika Nabi Muhammad SAW lahir, ibu-ibu Desa Sa’ad datang ke Makkah hendak mencari keluarga yang ingin anaknya diasuh dan disusui. Salah satu ibu-ibu dari Desa Sa’ad itu ada sosok wanita bernama Halimah binti Abu Du’aib as-Sa’diyah.

Akhirnya Nabi Muhammad SAW disusui oleh wanita itu. Belakangan, wanita mulia ini populer dengan nama Halimah as Sa'diyah, Halimah yang diberkahi kebahagiaan.

Kisahnya, Halimah yang berasal dari keluarga miskin sempat ragu untuk menyusui bayi dari Aminah, karena keluarga Aminah juga tidak terlalu kaya. Namun akhirnya ia menyusui sekaligus mengasuh Nabi Muhammad SAW.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW ternyata membawa berkah bagi keluarga Halimah. Sejak Nabi Muhammad SAW diasuh dan disusui oleh Halimah ada kejadian-kejadian luar biasa.

Haris yang merupakan suami Halimah memiliki kambing peliharaan. Semenjak ada Nabi Muhammad SAW kambing milik Haris menjadi gemuk-gemuk dan menghasilkan susu lebih banyak dari biasanya.

Tidak hanya itu, rumput tempat menggembala kambing suami Halimah juga tumbuh subur. Keluarga Halimah pun menjadi lebih bahagia dari sebelumnya.

Wallahu’alam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.