Sukses

Studi: Covid-19 Bisa Menginfeksi Sel-Sel Lemak dalam Tubuh

Infeksi virus corona dapat memperburuk gejala pada orang dengan obesitas.

Liputan6.com, Jakarta - Tren data global menunjukkan pandemi Covid-19 belum berakhir. Secara umum memang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, tetapi yang harus Anda ketahui bahwa virus tersebut sebenarnya masih ada di dunia.

Lebih dari dua tahun kita hidup berdampingan dengan virus Covid-19. Berbagai macam dampak juga ditimbulkan olehnya. Seperti temuan baru-baru ini, para peneliti mengklaim bahwa virus corona SARS-CoV-2 dapat secara langsung menginfeksi sel-sel lemak dan kekebalan. Secara spesifik, ini ditemukan di dalam jaringan lemak tubuh yang memicu peradangan.

Dihimpun dari Livesience, Kamis (29/9/2022), dalam sebuah penelitian yang diterbitkan 22 September 2022 di jurnal Sience Translational Medicine, para ilmuan bereksperimen dengan jaringan lemak yang diperoleh dari pasien yang menjalani operasi bariatrik, jantung, dan dada, untuk melihat jaringan tersebut dapat terinfeksi virus corona.

Mereka menemukan bahwa virus dapat menginfeksidan bereplika di dalam sel lemak dewasa, yang dikenal sebagai adiposit. Mereka juga menemukan bahwa subset spesifik dari sel imun yang berada di dalam jaringan lemak, yang disebut makrofag, juga menjadi terinfeksi olehnya. Ini menyebabkan dan memicu respon inflamasi yang jauh lebih intens dari sebelumnya. 

Secara teori, memang lemak tidak dapat secara langsung terinfeksi oleh SARS-CoV-2, tetapi setelah melalui reaksi berantai dari adiposit dan makrofag, secara langsung sel lemak akan terpengaruh oleh virus Covid-19, bahkan hingga menembus sel-sel kekebalan tubuh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Infeksi virus Covid-19 pada orang dengan obesitas dapat mempengaruhi otot jantung dan arteri koroner

Selain eksperimen tersebut, tim meneliti jaringan lemak dari pasien yang meninggal karena infeksi Covid-19 dan menemukan materi genetik virus corona dalam lemak yang mengelilingi berbagai organ tubuh.

Virus yang dapat menyelubungi diri di jaringan lemak termasuk HIV dan influenza. Terlebih lagi, pada dua pasien yang meninggal karena Covid-19, tim peneliti menemukan sel-sel kekebalan inflamasi telah terkumpul di sekitar adiposity yang terinfeksi di jaringan lemak yang mengelilingi jantung.

“Ini menjadi perhatian besar bagi kami, karena lemak epikardial terletak tepat di sebelah otot jantung, tanpa penghalang fisik yang memisahkan mereka,” kata co-penilis senior Dr. Tracey McLaughlin, profesor endokrinologi di Stanford University School of Medicine.

“Jadi, peradangan apa pun di sana dapat secara langsung mempengaruhi otot jantung atau arteri koroner tubuh manusia,” lanjut Dr. Tracey.

3 dari 4 halaman

Orang dengan obesitas lebih rentan mengalami gejala parah

Menurut laporan dari Live Science, sejak awal pandemi Covid-19, orang dengan obesitas menghadapi risiko lebih tinggi mengalami gejala parah. Mereka memerlukan rawat inap dan bahkan meninggal akibat Covid-19.

Sejumlah teori muncul untuk menjelaskan mengapa lemak meningkatkan risiko terpapar Covid-19 yang lebih buruk. Kelebihan lemak di perut dapat menekan diagfragma dan dengan demikian membatasi aliran udara di paru-paru.

Selain itu, darah orang gemuk cenderung lebih mudah menggumpal daripada mereka yang memiliki kadar lemak lebih rendah. Dalam kasus ini, virus corona dapat memicu pembekuan darah yang lebih intensif bagi orang yang terpapar.

Saat lemak menumpuk di dalam tubuh, se-sel lemak akan menyusup ke limpa, sumsum tulang, dan timus, di mana tempat banyak sel kekebalan diproduksi. Jika terjadi, hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan dengan mengurangi jumlah dan merusak kemanjuran sel kekebalan yang dihasilkan.

4 dari 4 halaman

Hubungan virus corona dan timbunan lemak tubuh

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa virus corona dapat menjadi lebih buruk pada orang yang memiliki banyak lemak tubuh.

“Masuk akal untuk menyimpulkan bahwa memiliki banyak lemak yang terinfeksi Covid-19, ini dapat berkontribusi pada profil inflamsi keseluruhan pasien Covid-19 dengan riwayat gejala parah,” kata co-penulis senior Dr. Catherine Blish, seorang profesor penyakit menular di Standford University School of medicine. 

Menurut Dr. Catherine, hingga kini masih belum jelas bagaimana virus itu bisa menyusup ke dalam sel-sel kekebalan yang berasal dari jaringan lemak. Penelitian ini masih harus ditinjau lebih lanjut untuk dapat mengetahui penyebab dan solusi bagi orang obesitas, agar tidak memiliki gejala parah saat terinfeksi Covid-19. 

Para peneliti pun menyarankan agar orang-orang lebih memilih jalan hidup yang lebih sehat. Seperti makan-makanan bergizi dan rutin berolahraga. Ini dilakukan agar lemak tubuh tidak mudah berkembang di dalam tubuh kita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.