Sukses

5 Jenis Diet Terbaik untuk Wanita di Atas 50 Tahun

Diet yang aman dan baik bagi kesehatan untuk wanita di atas 50 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Diet tak hanya sekadar untuk mengejar body goals demi penampilan fisik saja. Setiap orang punya tujuannya masing-masing dalam melakukan diet. Bagi sebagian orang, diet menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh. 

Semua wanita pasti ingin tetap tampil cantik, bugar, dan sehat meski usia sudah tak muda lagi. Lantas, diet menjadi salah satu caranya. 

Memang sangat penting untuk menjaga kebugaran dan kesehatan di usia yang sudah tidak muda lagi. Namun, tak semua diet cocok diterapkan bagi orang tua, terutama bagi mereka yang umurnya sudah di atas kepala lima. 

Bila keliru, bukannya kesehatan yang didapat malah menjadi boomerang untuk diri sendiri. Maka dari itu, wanita di atas kepala lima harus pintar memilah-milah diet yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh. 

Yuk, intip sederet diet yang aman dan baik bagi kesehatan untuk wanita di atas 50 tahun, seperti melansir dari Healthline, Sabtu (24/9/2022).

1. Cocok Untuk Semua Usia: Diet Mediterania

Diet mediterania menjadi salah satu pola makan paling sehat dan aman untuk hampir semua usia, termasuk wanita di atas 50 tahun.

Diet mediterania adalah pola makan yang dilakukan konsisten oleh orang-orang di Yunani dan Italia sejak tahun 1960-an. Bagi orang-orang yang menjalani diet mediterania harus memperbanyak konsumsi sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, biji-bijian, dan lemak sehat. 

Asupan makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan serat sangat baik untuk menjaga kestabilan kadar gula darah. Studi mengungkapkan bahwa diet Mediterania dapat menurunkan risiko obesitas pada wanita pascamenopause.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Baik untuk Kesehatan Hati: Diet DASH

Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian bagi wanita di atas 50 tahun. Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi menjadi faktor risiko utama penyakit jantung. 

Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dirancang untuk mencengah dan meminimalisasi hipertensi. 

Aturan harus diterapkan dalam menjalani diet DASH: 

  • Konsumsi makanan kaya akan kalsium, kalium, dan magnesium
  • Membatasi asupan natrium tidak lebih dari 2.300 mg per hari’
  • Banyak mengonsumsi sayur, buah, susu rendah lemak, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan.
  • Dilarang mengonsumsi daging olahan yang diawetkan
  • Membatasi makanan asin. 
3 dari 5 halaman

3. Diet Berbasis Nabati: Diet Flexitarian

Diet Flextarian populer di kalangan wanita yang mengurangi asupan daging karena berbagai alasan, seperti kesehatan ataupun kesejahteraan hewan dan lingkungan.

Diet ini bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk meningkatkan asupan serat dan protein nabati. Perbanyak konsumsi buah, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian daripada daging hewani. 

Pola makan yang diterapkan dalam diet Flextarian menawarkan beragam manfaat untuk mencengah obesitas, menurunkan berat badan, serta menjaga kesehatan jantung.

4 dari 5 halaman

4. Bagus untuk Kesehatan Otak: Diet MIND

Pernahkah Anda mendengar penyakit Alzheimer? Singkatnya, penyakit ini menyerang otak yang menurunkan daya ingat serta menurunkan kemampuan berbicara dan berpikir. Umumnya, pengidap penyakit ini adalah orang tua atau lansia. 

Diet MIND dirancang untuk mengurangi risiko penyakit Alzheimer. MIND adalah singkatan dari "Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay." Sesuai dengan namanya, diet ini menggabungkan unsur-unsur antara diet Mediterania dan DASH demi mendukung kesehatan otak.

Seseorang yang menjalani diet ini harus memperbanyak makanan seperti biji-bijian, buah beri, sayuran hijau, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan ikan berlemak. Makanan yang digoreng, daging merah, mentega, keju, permen sangat tidak disarankan.

5 dari 5 halaman

5. Bugar dan Sehat: Intutive Eating

Jika Anda sudah mencoba banyak diet dan ingin memutus siklus diet yang ketat, intutive eating bisa menjadi pilihannya. 

Metode non-diet ini dapat mereset ulang siklus diet sebelumnya dan bermanfaat meningkatkan kebugaran dan kesehatan dengan cara mengirimkan sinyal pada tubuh. 

Sederhana, metode ini tak akan menyiksa Anda untuk menahan lapar atau perasaan emosional lainnya ketika ingin memakan sesuatu. 

Penulis:

Pathrichia Putriani Syamsury

Universitas Multimedia Nusantara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.