Sukses

Menurut Psikolog, Lakukan 8 Hal Ini untuk Hindari Perceraian dalam Rumah Tangga

Hindari beberapa hal ini agar perceraian tidak terjadi dalam rumah tangga

Liputan6.com, Jakarta Perceraian begitu umum saat ini, dan menyakitkan untuk melihat statistiknya. Namun semua orang ingin memiliki pernikahan yang bahagia selama bertahun-tahun yang akan datang.

Berikut ini daftar saran dari psikolog dan pengalaman pribadi orang-orang tentang cara menghindari kesalahan dan menyelamatkan pernikahan Anda. Dihimpun dari Brightside, ini dia.

1. Saling menghargai

Saling menghormati adalah pilar pernikahan yang bahagia. Bahkan ketika Anda marah, ekspresikan diri Anda melalui rasa hormat.

Rasa hormat memungkinkan Anda untuk menghindari situasi di mana salah satu pasangan merasa bahwa pihak lain memanipulasi dan menekan mereka.

2. Jangan membandingkan pasanganmu dengan orang lain

Jangan membandingkan pasangan Anda dengan suami dan istri orang lain, terutama seseorang di situs jejaring sosial seperti Instagram atau Facebook. Ini berlaku dalam pikiran Anda dan dengan lantang.

Ingatlah bahwa orang sering memilih untuk tidak menunjukkan realitas mereka tetapi gambaran yang diinginkan tentang kehidupan dan hubungan.

Jadi ketika suami lain menghujani wanita mereka dengan karangan bunga, membawa mereka ke restoran mahal, atau membelikan mereka hadiah, kemungkinan besar itu salah. Bahkan jika mereka melakukannya, itu tidak berarti bahwa pasangan itu bahagia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Tetap bugar, dan jaga diri Anda

Selalu jaga dirimu. Pernikahan yang bahagia adalah tentang seks yang baik. Orang suka melihat apa yang menarik. Tetap bugar dan sehat.

Pikirkan tentang penampilan Anda saat berada di depan pasangan, bahkan di rumah. Celana joging tua dan T-shirt kebesaran tidak boleh. Tubuh yang tegap dan pakaian santai yang nyaman namun seksi? Itu besar ya. Aturan ini berlaku untuk pria dan wanita.

4. Suami adalah prioritas nomor satu, kemudian anak-anak

Menjadi orang tua adalah tentang menjadi tanpa pamrih di sana untuk anak-anak Anda, tetapi itu akan menjadi kesalahan jika Anda mengorbankan pernikahan Anda untuk itu.

Pertama, jika hanya anak-anak yang Anda butuhkan di dunia, itu buruk, terutama bagi anak Anda. Kedua, pasangan suami istri adalah pusat keluarga.

Dan ketiga, suatu hari anak-anak akan tumbuh dan meninggalkan rumah Anda. Saat itulah Anda berdua akan ditinggalkan sendiri dan menemukan diri Anda memiliki kesamaan dan sejarah.

Atau mungkin Anda akan melihat bahwa tidak ada yang tersisa dari pernikahan Anda, hanya seseorang yang tidak Anda sukai lagi. Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda benar-benar ingin ini terjadi.

 

3 dari 4 halaman

5. Saling memaafkan

Tidak ada orang yang sempurna. Kita semua membuat kesalahan. Setiap hubungan membawa kesalahpahaman dan luka di antara pasangan.

Jika pasangan tidak bisa memaafkan satu sama lain, maka seiring waktu, hubungan itu akan runtuh di bawah beban akumulasi keluhan.

6. Jangan mencoba mengubah pasangan Anda

Orang salah mengira bahwa seseorang dapat mengubah dirinya atau pasangannya. Setiap orang memiliki kekurangannya masing-masing, dan hampir tidak mungkin untuk membuatnya menjadi orang yang Anda inginkan.

Hal-hal yang tidak boleh Anda coba ubah adalah kebiasaan buruk, pandangan agama, hubungan dengan orang tua, hobi, cara mereka melihat dunia ini, dan apa yang mereka prioritaskan. Tetapi hal yang baik untuk dilakukan adalah menciptakan kebiasaan dan tradisi keluarga bersama yang akan menyenangkan setiap orang.

 

4 dari 4 halaman

7. Hindari kata-kata besar, terutama “perceraian”

Cobalah untuk menghindari frasa seperti "Jika ini terus berlanjut, saya akan meninggalkan Anda." Dan jangan pernah mengucapkan kata "perceraian". Jika Anda akan mengatakannya, bersiaplah untuk pergi dan menemui pengacara.

Jangan merangkak kembali berlutut nanti dengan kata-kata, "Saya tidak bersungguh-sungguh." Pasangan Anda mungkin tiba-tiba berkata, “Baik. Pergilah!"

Ungkapan seperti itu, yang sering diucapkan dalam kemarahan, tidak dilupakan. Bahkan setelah Anda berbaikan, itu hanya akan meningkatkan kemungkinan perceraian yang sebenarnya.

8. Pelajari bahasa cinta pasangan Anda

Setiap orang berbicara bahasa cinta mereka sendiri. Bahasa cinta Anda mungkin berbeda dari bahasa cinta pasangan Anda.

Untuk berbicara tentang cinta, dia dapat mewujudkannya dengan kata-kata dukungan dan pujian, mungkin dengan sentuhan dan perhatian, atau bahkan dengan hal-hal materi seperti hadiah.

Masing-masing dari kita memiliki bahasa cinta. Apa pun bahasa cinta pasangan Anda, pelajari dan gunakan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.