Sukses

Hal yang Akan Dialami Seseorang Jika Tak Berhubungan Seks dalam Waktu Lama

Tidak berhubungan seks dalam waktu lama dapat mengakibatkan frustasi seksual dan emosi yang terpendam karena perubahan hormon yang terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Tentu saja, ada individu yang menahan diri dari segala hal yang berhubungan dengan seksual karena seks, secara sederhana, tidak melakukannya untuk mereka.

Orang aseksual, misalnya, tidak merasakan atau mengalami ketertarikan seksual. Aseksualitas adalah orientasi seksual yang valid dan bukan pilihan meskipun sering dibingungkan dengan selibat.

Beberapa orang aseksual masih melakukan masturbasi dan berhubungan seks ini adalah spektrum dan setiap orang mengalaminya secara berbeda.

Sementara itu, selibat, adalah ketika seseorang memilih untuk tidak berhubungan seks, untuk jangka waktu yang lama atau mungkin selamanya. Orang memilih menjadi selibat karena sejumlah alasan, mulai dari keyakinan agama hingga sekadar ingin lebih fokus pada aspek kehidupan lainnya.

Lantas apa efek fisik dari tidak berhubungan seks dalam waktu lama? Ketika seseorang tidak berhubungan seks untuk sementara waktu, kecil kemungkinannya akan ada efek samping fisik yang negatif, menurut Dr Earim Chaudry, direktur medis di Manual. 

Sebuah penelitian membandingkan pria dan wanita yang tidak berhubungan seks dalam satu tahun terakhir dengan pria dan wanita yang tidak berhubungan seks selama lebih dari lima tahun.

Hasil menunjukkan bahwa orang Amerika yang tidak melakukan hubungan seksual memiliki tingkat kebahagiaan yang sangat mirip dengan rekan mereka yang aktif secara seksual. Namun, Chaudry menunjukkan bahwa ada manfaat fisik dari berhubungan seks. 

"Seks dapat membuat tubuh Anda melepaskan hormon, seperti oksitosin dan endorfin yang dikenal sebagai "hormon bahagia" yang membantu mengurangi tekanan darah dan menurunkan tingkat stres."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berdampak pada sirkulasi darah

Tidak berhubungan seks dalam waktu lama dapat mengakibatkan frustasi seksual dan emosi yang terpendam karena perubahan hormon yang terjadi saat berhubungan seks dan orgasme tidak terjadi. 

Ini lebih sering terjadi pada pria tetapi berlaku untuk semua jenis kelamin, kata Dr Shirin Lakhani, seorang dokter kosmetik dan pakar yang diakui di bidang kesehatan intim di Elite Aesthetics. Hal ini dapat menyebabkan orang-orang dari semua jenis kelamin merasa frustasi dan mengalami penurunan suasana hati mereka. 

“Penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan seksual lebih efektif menghilangkan stres daripada masturbasi, sehingga orang yang tidak berhubungan seks mungkin merasa lebih stres daripada biasanya,” tambahnya. 

Ini karena seks meningkatkan kadar endorfin dan hormon oksitosin yang diproduksi oleh otak. Oksitosin dapat mengimbangi efek hormon kortisol penyebab stres. Tidak berhubungan seks secara teratur juga dapat berdampak negatif pada sirkulasi dan pembuluh darah, menurut Lakhani.  

"Penelitian telah menunjukkan bahwa berhubungan seks hanya dua kali seminggu mengurangi separuh kemungkinan pria mengalami penyumbatan arteri, dibandingkan dengan mereka yang hanya melakukannya kurang dari sekali sebulan," katanya.

3 dari 3 halaman

Lantas apakah ada efek kesehatan mental dari tidak berhubungan seks untuk waktu yang lama?

"Seks adalah komponen penting dari kesehatan secara keseluruhan. Seks tidak hanya memungkinkan hubungan dan keintiman manusia, tetapi penting untuk serangkaian proses biologis dan psikologis yang berkontribusi pada kesejahteraan kita yang berkelanjutan. Frustrasi seksual dan kesulitan terkait yang muncul dapat menyebabkan banyak tekanan dan kesedihan," jelas Daniel Sher, psikolog klinis dan ahli terapi seks di klinik ejakulasi dini Between Us. 

Sher mengatakan fenomena frustasi seksual adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dari perspektif psikologis, namun dia menunjukkan bahwa penelitian tentang topik ini masih jarang. 

Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa frustasi seksual menyebabkan lonjakan kadar kortisol. Kemungkinan hal yang sama berlaku untuk manusia. Kortisol adalah hormon stres dan aktivasi kronis bahan kimia ini dapat menyebabkan serangkaian masalah kesehatan kejiwaan. Ini termasuk depresi, kecemasan, penambahan berat badan, peningkatan gula darah, insomnia dan masalah jantung.

Sher mengatakan frustasi seksual dapat dikurangi dengan masturbasi lebih sering. Dia menambahkan, penting juga untuk diingat bahwa dasar psikologis dari frustasi seksual adalah rasa keterputusan. Oleh karena itu, ada baiknya mencari cara alternatif untuk terhubung secara sosial.

Caranya bisa dengan menghubungi teman dan anggota keluarga. Menjadi sukarelawan dengan orang-orang atau melakukan pekerjaan amal. Atau, bicaralah dengan terapis untuk mengalami beberapa koneksi yang sangat dibutuhkan itu, sambil juga mengeksplorasi cara proaktif lainnya untuk mengatasinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.