Sukses

Petugas Kesehatan China Pukul Seekor Anjing Sampai Mati Setelah Pemiliknya Dinyatakan Positif Covid-19

Seekor anjing peliharaan dipukuli sampai mati oleh seorang petugas kesehatan di Shanghai dalam sebuah insiden yang memicu kemarahan di dunia maya.

Liputan6.com, Jakarta Seekor anjing peliharaan dipukuli sampai mati oleh seorang petugas kesehatan di Shanghai dalam sebuah insiden yang memicu kemarahan di dunia maya. Sebuah video pemukulan di kompleks perumahan di distrik Pudong di kota itu ditanggapi dengan ngeri setelah menjadi viral pada hari Rabu (6/4/2022) di media sosial Tiongkok.

Video yang tampaknya direkam oleh seorang penduduk di gedung terdekat, menunjukkan seorang pekerja pencegahan Covid-19 mengenakan baju pelindung dari ujung kepala hingga ujung kaki mengejar seekor anjing corgi di jalan dan memukulnya tiga kali dengan sekop. Video itu kemudian menunjukkan anjing tersebut berbaring tak bergerak.

Dalam dua foto yang diposting online, corgi malang itu terlihat berlari mengejar bus yang dikatakan membawa pemiliknya ke fasilitas isolasi. Foto lain menunjukkan tubuhnya dibawa pergi dalam kantong plastik. Video dan foto itu diposting ulang dan dihapus oleh banyak pengguna.

Pemilik corgi dikatakan berada di karantina pada saat serangan itu, menurut majalah yang dikelola pemerintah China News Weekly. Seperti yang diketahui 25 juta penduduk Shanghai harus berdiam diri di rumah selama lockdown sampai pemberitahuan lebih lanjut dan harus menghadapi beberapa putaran pengujian massal. Mereka yang dites positif pun menghadapi isolasi wajib.

"Pada akhirnya, saya pikir saya bisa membiarkan (corgi) lepas di luar untuk menjadi liar, setidaknya tidak akan mati kelaparan," tulis pemiliknya dalam sebuah grup online, menjelaskan bahwa dia tidak memiliki makanan anjing yang tersisa di rumah, menurut China News Weekly.

"Saya tidak pernah berpikir begitu kami pergi, anjing itu akan dipukuli sampai mati."

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Belum ada bukti penularan dari hewan ke manusia

Dia mengklaim komite lingkungan telah menolak untuk membantu merawat anjing itu, lapor majalah itu. Panitia mengatakan khawatir corgi juga bisa terinfeksi.

"Saat itu, para pekerja tidak mempertimbangkan (masalah) secara komprehensif. Kami akan berkomunikasi dengan pemilik dan menawarkan kompensasi nanti," kata panitia sebagai tanggapan, menurut China News Weekly.

CNN telah melakukan beberapa upaya untuk menghubungi panitia. Insiden itu menyebar luas di platform media sosial China Weibo. Satu hastag tentang topik tersebut dilihat puluhan juta kali sebelum dihapus dari situs tersebut. Rekaman itu memicu keterkejutan dan kemarahan, dengan banyak yang menyebut pembunuhan anjing itu kejam dan tidak perlu.

Otoritas kesehatan internasional mengatakan risiko penularan dari hewan ke manusia mungkin terjadi tetapi rendah, dan tidak ada bukti bahwa hewan memainkan peran penting dalam penyebaran Covid-19 ke manusia. Dan Komisi Kesehatan Nasional China telah menyatakan sejauh ini tidak ada bukti orang tertular Covid dari hewan peliharaan.

3 dari 3 halaman

Shanghai Lockdown

Sebelumnya Shanghai telah lockdown karena melonjaknya kasus harian Covid-19. Pusat keuangan yang terbelah di sepanjang Sungai Huangpu itu tampak sepi.

Awalnya, lockdown tersebut akan dilakukan dalam dua fase, tapi karena kasus-kasus Covid-19 kian meningkat hingga akhirnya diperpanjang. Seluruh kota seperti kota hantu sejak kawasan lokasi barat sungai juga dikunci, dilansir dari Insider, Selasa (5/4/2022).

Aturan penguncian ketat tidak mengizinkan meninggalkan rumah mereka untuk berjalan-jalan dengan anjing mereka atau membuang sampah. Seorang wanita menjelaskan kepada South China Morning Post bahwa dia merasa iri dengan kucing-kucing liar di lingkungannya.

"Mereka dapat berjalan-jalan di komunitas taman kami dengan bebas di musim semi yang indah ini. Betapa bahagianya mereka! Namun, kami harus tinggal di rumah dan saya tidak tahu kapan kami bisa menikmati kemewahan ini untuk pergi ke luar," katanya.

Sayur-sayuran kini dianggap barang mewah karena warga mengunggah ke media sosial untuk menunjukkan sulitnya menyajikan makanan. Sebagian besar diskusi ada di platform yang mirip Twitter, Weibo, di mana tagar "Kecemasan mengambil sayuran di epidemi Covid Shanghai" telah dilihat lebih dari 200 juta kali.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Varian Omicron dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah koronavirus yang menyebabkan COVID-19.

    COVID-19 omicron

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Shanghai adalah sebuah kota yang ada di Tiongkok
    Shanghai adalah sebuah kota yang ada di Tiongkok

    shanghai

  • anjing