Sukses

Fakta Rasisme di Industri Musik AS pada Grup K-Pop

BTS pernah menaklukkan tangga lagu Billboard, tapi belum bisa bantu K-Pop diterima oleh industri musik AS.

Liputan6.com, Jakarta - Grup idola asal Korea Selatan, Bangtan Sonyeondan atau lebih dikenal dengan BTS, membawa gelombang kesuksesan K-Pop secara Universal dari Asia hingga Amerika. BTS menjadi bintang di kancah internasional melalui karya dan musik yang berbeda, tapi sangat memikat.

 

Sejauh ini, BTS pernah beberapa kali menaklukkan tangga lagu Billboard dengan hits yang berjudul Butter di tahun 2021 dan Dynamite pada 2020 silam. BTS menjadi artis K-Pop pertama yang menerima Grammy Awards pada tahun 2020.

Dilansir dari Korean times.co, (Rabu (9/2/2022), pencapaian yang diraih BTS nyatanya tidak mampu membuat musik K-Pop bisa mendapat tempat yang berarti di industri musik Negara Barat, ungkap manajer publisitas Helix Publicity, Britanny Press.

“Meskipun banyak grup K-Pop datang ke Amerika untuk promosi, di antaranya bahkan mendapatkan nominasi penghargaan yang layak. Namun, tetap banyak orang dari industri musik AS berharap K-Pop pergi,” ucap Britanny.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Industri musik AS tidak menyukai K-Pop karena bahasa

Masih ada orang yang berpikiran sempit dan tertutup. Mereka beralasan tidak mengerti K-pop karena bahasa yang digunakan beda dengannya. Selain itu, orang-orang di industri musik Amerika masih memiliki pandangan yang tertinggal tentang K-Pop.

3 dari 6 halaman

Pandangan rasis pada artis Asia

Pandangan rasis yang berkembang, khususnya di industri musik AS, sangat sukar dikendalikan. Apalagi, masih banyak orang yang tidak menganggap K-Pop sebagai musik sungguhan.

“Ini benar-benar memalukan, tapi saya harap ini akan berubah seiring waktu. Dan artis K-Pop bisa terus mempromosikan musik mereka di seluruh dunia,“ kata Britanny.

4 dari 6 halaman

Artis Korea sulit mendapatkan sorotan media

Britanny selaku promotor di agensi publitas yang berbasis di New York City, Helix Publicity. Dia menceritakan kisah masa lalu, ketika penyanyi Korea Selatan datang ke AS, tapi sedikit pun tidak terliput media.

Bahkan, ketika mereka mencoba promosi lewat acara radio atau televisi, pengaruhnya sangat kecil sehingga kebanyakan orang tidak menyadari atau mengingat beberapa artis Korea Selatan. Salah satunya Girls Generation (SNSD) pernah tampil di acara Late Show with David Letterman.

Sejak itu, Britanny bersama Helix Publicity ingin membantu artis K-pop dikenal dan diakui oleh industri musik AS, tanpa mengorbankan citra mereka seperti membuat musik yang sesuai dengan selera ‘Barat’.

5 dari 6 halaman

K-Pop bisa diterima industri musik AS, tapi dengan kerja keras tanpa henti

Perubahan positif industri musik Internasional terhadap K-Pop mulai terlihat. Namun, kerja keras mereka harus dua atau bahkan tiga kali lebih keras dari artis negara lainnya.

“Akhir-akhir ini ada pendatang baru K-Pop yang menarik perhatian industri AS, seperti Omega X, Aespa, Kep1er, dan Xdinary Heroes,” jelas Britanny.

6 dari 6 halaman

Seluruh karyawan Agency Helix Publicity adalah K-Popers

Karyawan yang bekerja di Helix adalah penggemar K-Pop, termasuk Britanny. Helix mencoba membuat kampanye untuk bantu mewujudkan mimpi artis K-Pop agar bisa memeriahkan industri musik secara global.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.